Balo Siregar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

AKHIRNYA AKU BISA SUKSES

Saya seorang yang lahir dari latar belakang keluarga sederhana, dan saya memiliki 6 orang saudara lima orang diantara kami bersekolah berdasarkan tingkatannya masing, Ayah tidak ingin kami menjadi orang yang tertinggal dari orang lain karena rata-rata orang dikampung saya bersekolah walaupun jarang yang sampai kuliah. Terkadang saya sedih melihat ayah saya, hanya berprofesi sebagai penyadap karet yang penghasilannya hanya dua ratus lima puluh ribu seminggu sering sekali penghasilannya tidak cukup untuk kami sehingga beliau harus mencari pinjaman kesana kemari.

Saya disekolahkan ayah di sebuah pesantren tua dimandailing, suka duka saya jalani, tapi yang sering saya rasakan adalah duka, ayah biasanya mengirim belanja sekali sebulan dan jumlahnya hanya 200.000, sering sekali kiriman belanja terlambat datang dan yang datang itupun tidak cukup. Maka saya harus berfikir bagaimana caranya mendapatkan duit tambahan belanja, sayapun mencari kerja, segala pekerjaan yang menghasilkan duit saya jalani terkadang saya ikut membantu orang menyadap getah, membersihkan rumput kebun cabe orang, membersihkan rumput pohon karet orang, bahkan saya pergi kepasar ikut membantu pedagang berjualan ikan asin, dan mengangkat barang para pedagang, upah bekerja membantu mengangkat barang para pedagang hanya seribu rupiah sekali angkat itupun dipotong sama bos, nilai yang tidak seimbang dengan barang yang diangkat terkadang orang iba melihat saya sudahlah badan kurus tapi mengangkat barang yang besar semua itu saya tidak peduli. Pengalaman pahit saya yang tidak bisa saya lupakan sampai sekarang, ketika saya ditampar bos karena menerima uang barang yang diangkatnya jumlahnya hanya 2000 rupiah diminta baik-baikkan tidak masalah ini malah menampar saya didepan orang ramai itu pengalaman yang sangat pahit yang saya rasakan.

Semuanya itu saya jalani dengan sabar sampai saya tamat pondok pesantren, ada satu cita-cita saya yang membuat saya kuat menghadapi penderitaan demi penderitaan saya bercita-cita jadi guru. Akhirnya saya merantau ke pekanbaru dengan membawa impian. Saya fikir diPekanbaru kerjanya enak,,eeh, malah saya lebih menderita lagi saya kerja bedeng batu bata dan tinggal dirumah angker yang tidak ada listriknya kadang mau makan metik kangkung dulu ke payau itulah direbus dan dicampur indomi harus berhemat lagi karena gaji seminggu hanya seratus ribu rupiah itupun kalau hari cerah kalau hujan sering turun terkadang saya hanya menerima enam puluh ribu seminggu. Ketika itu saya berfikir harus kuliah dan tidak mungkin saya terus menerus hidup seperti itu dan saya pun ikut arisan agar duit terkumpul agar bisa kuliah pas mau daftar, duit yang saya kumpulkan dengan keringat, dimakan sama yang memegan arisan itu, tapi saya sabar saya pinjam duit agar tetap bisa kuliah dan akhirnya saya bisa daftar kuliah walaupun uang daftarnya saya angsur.

Semenjak kuliah tahun 2009 saya pun pindah dari tempat itu ke simpang tiga, semenjak itulah hidupku berangsur angsur membaik tamat kuliah tahun 2013 saya lanjut S2 dengan kesabaran dan perjuangan akhirnya saya selesai tahun 2016 dan Alhamdulillah sekarang saya sudah menjadi ketua jurusan pendidikan agama islam disebuah perguruan tinggi di pekanbaru.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post