BANGUN PRACOYO

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar dari Anggrek (1)

Belajar dari Anggrek (1)

Belajar dari Anggrek (1)

Beberapa bulan lalu istri diberi pohon anggrek. Pohonnya masih kecil. Anggrek ditempelkan pada media tanam sabut kelapa. Satu paket lengkap. Pohon dan media tanam bahkan sudah diberi tali plastik kecil. Tali plastik kecil itu gunanya untuk mengikat sabut pada pohon atau benda apa pun yang bisa untuk menempel pohon anggrek. Inilah pertama kali saya menanam anggrek. Mungkin istilah menanam kurang tepat karena pohon anggrek itu tidak ditanam. Kalau memakai istilah menempelkan pohon anggrek juga lebih tidak pas. Memangnya perangko ditempelkan. Jadi saya menggunakan istilah membudidayakan saya. Walaupun isitilah ini juga kurang sesuai.. Coba saja baca cerita selanjutnya.

Saya ulang lagi. Inilah pertama kalinya saya membudidayakan anggrek. "Bu, ini pohon anggrek apa?" Saya penasaran dengan jenis anggreknya.

"Tidak tahu Pak , dikasih ya diterima." Jawab istri ringan. Seperti biasa urusan tanaman istri tidak mengurusi. Setelah diberi oleh teman langsung diserahkan ke saya.

Saya belum pernah membudidayakan anggrek bingung juga bagaimana mengurusnya. Teman yang memberi ternyata sangat pengertian. Pohon anggrek dan media tanam berupa sabut kelapa sudah diikat dengan tali plastik yang cukup panjang. Tinggal mengikatkan pada pohon atau tiang.

Setelah mengamati halaman, saya tertarik dengan tiang garasi. Garasi ditopang oleh empat tiang besi sebesar paha orang dewasa. Salah satu tiang besi sebagai mengikat pohon anggrek. Saya pilih di tiang besi garasi dengan pertimbangan terkena sinar matahari tetapi tetap terlindungi atap. Kalau hujan tidak kehujanan tetapi tetap kena air dari tempias.

Setelah diikat pada tiang sampai sekarang saya belum pernah menyirami,memberi pupuk , atau merawatnya. Hanya diikat lalu ditinggal. Pohon anggrek tidak protes. Tidak ngambek. Tidak sakit sakitan lalu mati. Pohon anggrek tetap tumbuh. Luar biasanya sekarang sudah muncul kuncup kembang. Entah seperti apa bunganya. Walau tidak dirawat, diabaikan, ditelantarkan, pohon anggrek tetap memberikan yang terbaik. Anggrek siap menebar kecantikannya, keharuman, dan pesonanya. Mungkin seminggu lagi akan mekar kelopak indahnya.

Pelajaran dari kisahnya nyata di atas adalah jangan ragu ragu untuk berbagi anggrek. Saya siap membudidayakannya. Saya tunggu.

Terima kasih

Purbaingga, 22 Februari 2021

Pukul 06,00 sebelum berangkat kerja

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

saya termasuk pecinta anggrek menanam petama gagal kedua gagal dan sekarang ketiga semoga sukses. Bunga anggrek yang tanggung kuat semoga bisa belajar dari bunga anggrek

22 Feb
Balas

He...he...canda bapak asiik juga. Terimakasih ya Pak. Semoga saya bisa memiliki pribadi seperti Anggrek. Aamiin

28 Feb
Balas

Saya suka anggrek Pak, tapi salah tanam, maunya biar banyak, saya kembangkan, eee ternyata, tidak mau berbunga, katanya.stress, salam literasi

22 Feb
Balas

Wah..mantap ceritanya.Saya malah belum.punya anggrek. Bapak sedang membudidayakan anggrek, jadi saya tumggu pohon anggreknya kslo sudah banyak.hehehe...sukses selalu Pak.Izin saya follow.

22 Feb
Balas

Hehehe saya juga mau dibagiin anggrek nya Pak Bangun, salam literasi

22 Feb
Balas



search

New Post