Bani Chajar

Guru fisika SMA 2 Semarang. Memiliki minat menulis dan hobi badminton. Sesekali suka travelling....

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengapa Harus Marah ?

Mengapa Harus Marah ?

Marah, perasaan yang lazim muncul di setiap manusia normal. Tidak peduli laki-laki maupun perempuan. Rasa marah umumnya muncul akibat kenyataan yang terjadi tidak memenuhi harapan (ekspektasi). Sudah pasang target tinggi, eh yang di dapat malah jeblok. Siapa yang tidak marah ? hehehe….

Episode selanjutnya bisa muncul senang atau sedih. Marah membuat hidup seseorang menjadi dinamis. Wujudnya bisa tampak dari ungkapan bahasa tubuh (mimik muka berubah), kata-kata (kasar) yang mungkin terucap, bahkan terkadang diikuti gerakan tubuh, tangan atau kaki spontan. Dalam kondisi marah, sangat mungkin tangan melayang ke wajah seseorang, atau kaki bisa mendarat di perut orang. Parahnya lagi, marah dapat mendorong orang menjadi gelap mata sehingga nyawa orang lainpun dapat melayang. Akhirnya berurusan dengan penegak hukum.

Kadang marah juga dapat berakibat menyakiti diri sendiri, merajuk, dan menjauhi orang lain. Model memendam merah seperti ini akhirnya menjadikan penyakit. Rasa marah, apapun bentuknya pasti menyakitkan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Marah ini tidak hanya terjadi di dunia nyata. Bahkan di dunia maya juga sering kita temukan. Tak jarang kita menjumpai komentar yang tajam dan cenderung tendensius.Padahal rasa marah dapat merusak jutaan saraf halus dalam tubuh manusia sebagai akibat akibat tingginya tekanan darah. Degup jantung, tekanan darah dan hormon adrenalin, norephinephrine, dan kortisol pun ikut meningkat.

Menurut dr. Liman Harijono dari Universitas Tarumanegara, fungsi dari kelenjar adrenal adalah : (a) Memacu aktivitas jantung dan menyempitkan pembuluh darah kulit dan kelenjar mukosa sehingga tekanan darah meningkat. (b) Mempercepat metabolisme pemecahan glikogen (glikogenolisis) dalam hati sehingga menaikkan kadar gula darah. Jika hormon diproduksi berlebihan akibat stres yang berkepanjangan, akan terjadi kondisi kelelahan bahkan menimbulkan depresi. sedangkan fungsi utama norepinefrin adalah mengendalikan siklus istirahat, kewaspadaan dan memori pada susunan saraf pusat. Hormon kortisol akan keluar jika kita mengalami stres. Ketika stres, maka otomatis korteks adrenal akan mengeluarkan suatu hormon stres primer yang bernama Kortisol yang juga dikenal sebagai hormon katabolik (pembongkar). Dengan keluarnya hormon kortisol ini akan terjadi perubahan proses metabolisme tubuh. Gula darah menjadi naik, terjadinya resistensi hormon insulin, bahkan Dr. Michael Corgan dalam bukunya Hormonal Health menyatakan kortisol akan mencincang otot anda lebih cepat dari seorang koki sushi. Akibat dari keadaan tersebut adalah tubuh menjadi lemah sistem kekebalan tubuh akan terganggu, membuat kita mudah terserang berbagai penyakit. Selain itu kortisol juga menjadi ancaman serius bagi tulang karena hormon kortisol yang berlebihan dapat mempercepat laju pengeroposan tulang kita.

Belum lagi, bagi mereka yang menderita hipertensi atau kolesterol. Tensi yang terus meninggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan berakhir dengan stroke.Jadi, jangan suka marah-marah dong …… hehehe

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post