Bani Chajar

Guru fisika SMA 2 Semarang. Memiliki minat menulis dan hobi badminton. Sesekali suka travelling....

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjadi Guru yang Maksimal

Menjadi Guru yang Maksimal

Di dalam Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Ketentuan Umum, pasal 1 ayat 1, disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pernyataan diatas memberikan penegasan bahwa memang hakekat pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana. Artinya memang dari awal dibuat suatu perencanaan (setting) yang diwujudkan dalam bentuk interaksi antara pemberi informasi dan penerima informasi dalam suatu proses pembelajaran. Muaranya adalah pengembangan potensi yang ada dalam diri peserta didik agar mampu tereksplorasi maksimal dalam usaha membangun diri masing-masing individu hingga tercapai keseimbangan jasmani maupun rohani.

Dalam kaitan inilah peran guru sangat vital. Betapa tidak, di tangan para guru, masa depan generasi bangsa dipertaruhkan. Jika guru mampu menjalankan fungsinya dengan baik, pastilah harapan akan kemajuan suatu bangsa, bahkan peradaban tetap terjaga.

Beberapa kiat yang perlu dilakukan, supaya guru dapat berfungsi maksimal dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, antara lain :

1. Berdoa sebelum memulai pekerjaan

Doa adalah awal dari segalanya. Terlebih proses pembelajaran, akan sangat berpengaruh pada hasil ketika kita awali dengan doa. Sejatinya doa merupakan wujud pengakuan akan kelemahan dan kekurangan kita di hadapan Sang Pencipta. Doa adalah media permohonan agar apa yang kita lalukan selalu dalam pimpinan dan ridha-Nya. Ini yang harus menjadi dasar dalam doa yang kita panjatkan sebelum melakukan tugas.

2. Meluruskan Niat

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan hendaknya kita niatkan secara tulus dan ikhlas untuk perkembangan kecerdasan, sikap, maupun keterampilan peserta didik. Ketulusan seorang guru akan membekaskan makna yang mendalam pada diri peserta didik. Keikhlasan niat akan menjadi penyemangat saat dijumpai realitas tidak sejalan dengan idealisme dan-terkadang-membuat semangat guru menurun. Guru yang baik memiliki panggilan bahwa pekerjaan yang dilakukan adalah pengabdian dan harus memberikan manfaat bagi banyak orang.

3. Mengenali identitas, karakter, dan kebutuhan peserta didik

Pengenalan karakter peserta didik jauh lebih penting dari pada sekedar pemenuhan target beban kurikulum. Mengenal identitas, karakter dan kebutuhan peserta didik, akan menjadi modal kuat bagi guru dalam melakukan proses pembelajaran. Dengan mengenal lebih dekat, guru akan lebih dapat menentukan hal-hal apa yang dibutuhkan dan harus dipunyai peserta didik agar perkembangan jasmani dan rohaninya dapat berjalan maksimal.

4. Membangun kedekatan (komunikasi positif) dengan peserta didik

Komunikasi positif merupakan kunci kesuksesan proses pembelajaran. Inti pembelajaran adalah penyampaian pesan dan pendidikan adalah penanaman nilai. Agar tercapai tujuannya, dibutuhkan komunikasi yang intensif dan positif antara guru dan peserta didik. Komunikasi yang terhambat mengakibatkan munculnya pembelajaran yang kaku dan tidak humanis.

5. Menggunakan metode yang mudah dan menyenangkan bagi peserta didik

Dalam banyak proses pembelajaran, sering dijumpai kenyataan bahwa metode terkadang lebih penting dibandingkan bahan/materi ajar. Metode yang asyik, mudah, menyenangkan dan disukai umumnya lebih mendapatkan respon positif dari peserta didik dibandingkan metode yang monoton dan menyulitkan bagi peserta didik, meski kadang materinya sama.

6. Tidak bosan memperbaiki diri

Guru wajib mengevaluasi apa yang sudah dilakukan untuk memperoleh gambaran memadai tentang proses maupun hasil pembelajaran. Evaluasi ini mutlak diperlukan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan atas kekurangan atau kelemahan yang ada. Evaluasi diri memegang peranan penting dalam menentukan tindak lanjut atas proses yang telah dilaksanakan ataupun hasil yang telah dicapai.

7. Memberikan teladan yang baik

Guru harus mampu memberikan teladan yang baik. Jangan hanya pandai berkata-kata, namun tidak mampu menjalankan. Ketika guru telah memberikan contoh yang baik, maka peserta didik akan lebih senang dalam mengamalkan nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh gurunya. Hal ini juga dapat menjadikan motivasi tersendiri bagi peserta didik untuk mengikuti jejak guru dalam berkata dan berperilaku baik. Guru yang dapat memberi teladan baik, sesungguhnya sedang menginspirasi peserta didik untuk belajar menjadi pribadi-pribadi yang unggul dan berkualitas.

Siapkah kita menjadi guru yang maksimal …. ?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya. Kiat-kiatnya ok pak Bani Chajar.

23 May
Balas

Terimakasih. Mari bersama memajukan pendidikan di negeri ini.

23 May



search

New Post