Pandemi adalah tragedi global bagi bumi ini. Bumi yang semakin tua mulai kelelahan menanggung bebannya. Terlalu berat, itu kata si bumi. Dan untuk menguranginya, bumipun harus melenyapnya sebagian penghuninya, salah satunya dengan mengirim pandemi.

Penghuni bumipun kalang kabut menghadapi pandemi. Mulai terjadi banyak kematian, hingga keterpurukan ekonomi. Begitu menakutkannya. Padahal pandemi bisa dihindari, apabila penghuni bumi taat pada protokol kesehatan dengan baik dan benar.

Tapi kedasyatan pandemi rupanya memberi setitik kebahagiaan sendiri pada diri ini. Selama belum pandemi, waktu hanya diisi untuk mencari kenikmatan duniawi. Bekerjapun seakan tidak ada henti. Pekerjaan kantor datangnya silih berganti, dan semuanya harus dijalani.

Kini di masa pandemi, ketika tidak ada lagi pekerjaan kantor yang silih berganti, hari-haripun diisi dengan melayani keluarga tercinta. Rumah jadi rapi jali. Bungapun bermekaran di sana-sini. Berbagai reseppun mulai diuji dan bisa tersaji rapi untuk dinikmati. Anak-anakpun memuji kelezatannya dengan sepenuh hati. Dan yang paling membahagiakan, suamipun semakin menyayangi diri ini...