Genangan Bukan Anugerah
Ditengah rayuan air hujan masuk kepekarangan
Lumpur mengendap dimeja makan
bibir diutara semakin tenggelam
Menenggelamkan kaki dan warisan
Yang semakin dalam kebanjiran
Pesisir semakin hilang dan karam
Pagi sarapan angin
Siang bersantap angan
Malamnya, tanpa suap tertidur berselimut gelap
Dalam layu sepi berharap pagi cepat bertatap
Para perayu pencoleng macak gagah
Berkepentingan masuk lewat wacana
menghadang arah untuk perjalanannya
Ibu belum sempat mengusap keluh dan kesah
Ia harus berhadapan dengan wajah yang ia kasih,
Lemah pasrah melihat keadaan rumah
ditengah rayuan air masuk kepelataran
Sumber pangan hanyut terbawa gelombang
Direndam kebingungan
Bertahan, atau harus melangkah tumbang.
Tiap harinya hanya memohon
Semoga hujan membewa berkah
Bukan mengambil harga yang sudah dijaga
Tanpa tau harus lari kemana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar