Bekti Dwi Hastuti

Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1Grogol, Sukoharjo...

Selengkapnya
Navigasi Web

CATATAN TIGA JAM

Tiga jam berada di rumah sakit, ada catatan kecil yang mungkin terlewatkan oleh sebagian besar lainnya dan dianggap tak berarti apa-apa. Tapi tidak begitu bagiku. Sesuatu yang kecil, tapi memberi pelajaran yang besar. Ada sekian puluh pasien laki dan perempuan dengan beragam sakit yang dideritanya, yang siang itu ingin dicari sembuhnya. Karena aku ada perlu di klinik penyakit dalam yang bersebelahan dengan klinik saraf, maka yang kujumpai adalah mereka-mereka yang datang dengan penyakit yang berhubungan dengan organ dalam dan saraf. Mulai saya amati dan hitung. Dari sekian pasien laki-laki, ada sejumlah sekian yang sama perempuan yang menemaninya. Perempuan itu mungkin istri, anak, ibu, atau saudaranya. Ada yang menggandeng tangan pasien. Ada yang mendorong kursi rodanya. Ada yang memapah jalannya. Ada yang mengiringi jalannya. Ada yang mengantre obatnya. Ada juga yang tergopoh-gopoh membelikan minuman. Dan masih ada lagi yang perempuan-perempuan lakukan di situ. Kualihkan pandanganku pada sekian pasien perempuan. Hanya kira- kira 10% dari mereka yang didampingi oleh suami, anak, atau saudara. Selebihnya, perempuan-perempuan itu datang tegar sendiri dengan harapan yang besar akan kesembuhan. Ada beberapa dari mereka yang lanjut usia dan tanpa ada pendamping yang menemaninya. Namun, dengan penuh semangat, berjalan dengan merambat tangan berbegang dinding, tertatih dengan tingkat di satu tangannya, ada pula yang pakai walker menuju loket pendaftaran, berlanjut ke tempat periksa, dan berujung pada loket obat. Semua mereka lakukan sendiri. Meskipun sakit, perempuan-perempuan itu tetap strong. Tak ada gurat manja yang ditampakkan. Aku menghela nafas sebentar karena sedikit ada rasa sesak. Setelah lega, akhirnya aku temukan beberapa catatan versiku sendiri. Beberapa catatanku, ternyata perempuan lebih punya hati untuk selalu ada daripada laki-laki di saat kondisi terburuk pun. Perempuan lebih punya jiwa empati dan penolong yang besar daripada laki-laki. Kepedulian perempuan ternyata lebih bisa diandalkan. Perempuan lebih punya kekuatan dan kemandirian yang bisa bertahan saat yang lainnya rapuh. Kalau sudah begini, masihkah orang suka bilang perempuan itu lemah dan manja? Selamat malam. Selamat berbuka puasa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selamat berbuka puasa juga bunda

17 May
Balas

Selamat saur saudaraku. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita. Aamiin

18 May



search

New Post