Bening Znew

* Guru Bimbingan Konseling * Cinta membaca, mulai ingin belajar menulis * Teaching and guiding with love ...

Selengkapnya
Navigasi Web
AKU, KAMU dan MEREKA (SKSD)

AKU, KAMU dan MEREKA (SKSD)

Aku adalah diriku pribadi. Aku sesosok utuh pribadi yang baik, cantik, ganteng, gagah, pandai, ramah, murah hati, bertanggung jawab, suka mengaji dan hanya sedikit sekali emosional, malas, pelupa. Kamu adalah sosok yang keras kepala, sulit di mengerti, semau sendiri, plin-plan, sok cantik, sok kaya, pemarah dan sedikit saja agak ramah, suka menolong dan pemaaf. Sedangkan mereka adalah banyak sosok yang semakin sulit dimengerti, sulit menerima berbagai kondisi, sulit memahami orang lain, menggunjing aku dan kamu, selalu memojokkan dan sikap-sikap menyebalkan yang lain.

Aku merasakan kesulitan ketika bersama kamu. Hanya jika kamu punya pemikiran searah yang cocok untuk menjadi temanku. Apalagi mereka. Sulit. Sulit aku menelaah mereka. Aku baru menginjakkan kaki di lingkungan ini. Aku merasa gugup. Aku merasa mereka tidak mau bersamaku, kurang ramah kepadaku dan pasti hanya bergunjing di belakangku. Aku lelah setiap hari harus berjibaku menata hati ketika hendak menuju lingkungan ini. Lalu aku pun hanya diam dengan egoku. Aku begini, mereka harus memahamiku. Aku begini, mereka harusnya bisa menyesuaikan dengan pribadiku. Namun mereka masih saja tidak.

Kemudian aku bertemu dengan kamu. Kamu mendekati aku. Kamu begitu terbuka. Bercerita segala hal yang ingin kamu ceritakan. Menawarkan segala bantuan dan kebaikan. Menemani ketika aku tampak kesepian. Kamu, ternyata tidak seburuk anggapanku. Kamu mulai bisa membuatku tertawa. Mulai bisa membuatku membuka mata bahwa apa yang aku pikirkan tentang diriku, tentang kamu dan tentang mereka adalah tidak sepenuhnya benar. Bahkan terlalu banyak salah duga.

Kemudian lagi, dari hari ke hari kamu mengajari aku arti teman dan sahabat. Mengajari aku bagaimana hidup tidak semenjengkelkan ini. Memberi wawasan bahwa Mereka tidak harus kupaksa beradaptasi denganku. Tetapi aku yang harus mampu menyesuaikan diri di sini. Sebuah kata yang kamu bilang kunci untuk memulai beradaptasi, mengenal kawan dan mencari banyak teman. SKSD…. Iya SKSD. Maju untuk Sok Kenal Sok Dekat dengan orang baru, lingkungan baru dan mereka yang baru aku kenal. Kamu menyuruh aku mendekati mereka, berlagak akrab dan kenal dekat pada mereka layaknya sudah mengenal puluhan tahun tanpa peduli mereka bilang “ah sok akrab” meski itu sebuah kebenaran. Mengajari aku tidak ragu membuka percakapan dengan mencari topik apapun yang menarik, memperlihatkan bahwa asyik membiacarakan hobi dan saling bercanda. Aku terus berfikir. Lalu aku masih bilang “aku tak mau. Aku malu. Aku gengsi. Aku bukan tipe seperti itu”. Masih saja kamu bisa menjawab “paksalah dirimu menerima orang lain. Paksalah dirimu membuka hati dengan teman baru, paksa juga dirimu menerima bahwa kebaikan tidak hanya milikmu dan kekurangan adalah milik mereka. Tetapi letakkan dirimu pada posisi sama baik dengan orang lain, memiliki kekurangan seperti juga yang dimiliki orang lain. Gengsi hanya memberikan sekat dan penjara untuk tidak mengenali orang lain. Takut hanya akan membebani fikiran. Dan bersikeras bahwa itu bukan tipe kamu, hanya akan membawamu kepada kesendirian yang membosankan dan menyebalkan, juga ketidakmampuan untuk menerima kekuranganmu. Lalu aku menunduk dan berpikir. Tiba-tiba aku berkata “aku ingin tapi apakah aku mampu?”. Dengan lantang kamu mengatakan “kamu hanya akan jadi seonggok batu yang semakin lama semakin aus diterpa angin dan hujan apabila tidak pernah berani mencoba! Takutlah pada kesendirian, takutlah pada kegelisahan, takutlah pada ketidaknyaman sampai habis waktumu hanya untuk meratapi itu!”. Aku pun merasa kau tampar. Dan aku berlari. Berlari sekencang angin topan ingin menggeser posisi gunung.

Aku membuka mata hari ini. Aku merasa dunia begitu berbeda. Awan putih, langit cerah, nafas terhembus bebas, tubuh melangkah ringan. Tidak lagi aku merasakan beban berat dalam diri. Hari pertama, aku berhasil berdialog dengan mereka yang bernama A. Hari kedua aku sukses berdiskusi dengan mereka yang bernama B. Hari ketiga aku berhasil merebut perhatian mereka yang bernama C, hari ke empat aku menaklukkan rasa gengsi dengan memberikan dan mendapatkan saapaan ramah dari mereka yang bernama D. Dan selanjutnya, dan selanjutnya aku tersenyum, aku tertawa, aku bercanda dan bercengkerama dan saling bekerjasama dengan Mereka. Iya, mereka yang aku bilang sulit dimengerti, sulit menerima berbagai kondisiku, sulit memahami orang lain, menggunjing aku dan kamu, selalu memojokkan dan sikap-sikap menyebalkan yang lain. Dan sekarang aku benci! Aku benci jika harus berhenti mengisi hari ceria tanpa bersama kamu dan mereka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post