Beni Nur Cahyadi .S.Pd.I .M.Pd.,M.H

GURU SMK Negeri 1 Giritontro ( Sekarang) DOSEN STAIMAS WONOGIRI WAKIL KETUA AGPAII KAB WONOGIRI DEWAN PAKAR ISRI KAB WONOGIRI GURU SMK Pancasila 3 Baturetno...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dinamika perayaan hari guru ungkapan terima kasih yang terkondisikan atau tulus ?

Dinamika perayaan hari guru ungkapan terima kasih yang terkondisikan atau tulus ?

Dinamika perayaan hari guru ungkapan terima kasih yang terkondisikan atau tulus ?

By : Beni Nur Cahyadi,S.Pd.I.G.r.,M.Pd.,M.H

Dalam merayakan Hari Guru Nasional pada tanggal 25 November 2023, saya mengamati suatu pola menarik yang muncul di sekitar perayaan tersebut. Terlihat bahwa beberapa siswa antusias memberikan buket atau hadiah kepada guru mereka sebagai ungkapan terima kasih. Namun, perhatian tertuju pada kondisi di mana tidak semua siswa terlibat dalam aksi tersebut. Secara khusus, ketika foto-foto kelas diunggah di media sosial, terlihat perbedaan di antara siswa yang membawa hadiah dan yang tidak. Bagi yang tidak membawa, terlihat raut wajah yang berbeda, mungkin merasa kurang dihargai. Menariknya, guru-guru yang menerima hadiah dalam jumlah sedikit mungkin juga merasa agak rendah diri dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang mendapatkan lebih banyak. Sebagai seorang penulis, saya mulai merenung tentang apakah seharusnya apresiasi terhadap guru harus dikondisikan atau dipaksa. Apakah perlu adanya perlombaan di antara para wali siswa atau orang tua untuk memberikan hadiah? Saya berpendapat bahwa seharusnya tidak. Apresiasi terhadap guru seharusnya muncul secara alami dari kesadaran dan rasa terima kasih yang tulus, tanpa perlu tekanan atau persaingan yang tidak perlu. Sebagai contoh, saya berbicara kepada anak saya yang berada di kelas 3 di Madrasah ibtidaiyah Negeri, memberikan pesan bahwa memberikan hadiah bukanlah suatu kewajiban, melainkan dapat diungkapkan dengan kata-kata yang baik. Dalam mengamati perayaan Hari Guru Nasional setiap tahunnya, saya menyimpulkan bahwa penghargaan seharusnya bersumber dari keikhlasan, bukan dari tuntutan atau tekanan sosial. Mungkin, dengan menggali makna yang lebih mendalam, kita dapat merayakan Hari Guru dengan lebih autentik dan bermakna.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post