Berti Nurul Khajati

Berti Nurul Khajati dilahirkan di Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 19 Desember 1972. Guru SD Negeri Setia Asih 06 Tarumajaya, Bekasi ini gemar membaca sejak ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PENTINGNYA KECAKAPAN LITERASI BACA-TULIS ABAD KE-21

PENTINGNYA KECAKAPAN LITERASI BACA-TULIS ABAD KE-21

Kecakapan baca-tulis merupakan kecakapan dasar yang diperlukan di banyak aspek kehidupan. Kecakapan membaca harus dikuasai diiringi kecakapan menulis. Kedua hal tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Biasanya kecakapan membaca dipelajari terlebih dahulu sebelum kecakapan menulis. Kecakapan baca-tulis diawali dari mengenal huruf, merangkai huruf-huruf menjadi suku kata dan kata. Proses selanjutnya merangkai kata-kata menjadi kalimat bermakna.

Secara konvensional, kecakapan baca-tulis sudah dibutuhkan sejak kita mengenal media belajar. Dalam proses pembelajaran, kecakapan baca-tulis tak dapat dipisahkan. Medianya adalah buku bacaan dan buku tulis. Buku bacaan dapat berupa buku pelajaran, buku cerita, novel dan media cetak lain seperti majalah dan surat kabar. Kegiatan membaca buku merupakan kegiatan yang menyenangkan. Materi bacaan khususnya buku cerita dan novel mampu melambungka fantasi pembacanya ke dunia yang tak terjangkau oleh kenyataan. Fantasi yang demikian akan mengasah dan mempertajam kreatifitas pembaca sehingga mampu memunculkan ide-ide cemerlang yang terilhami oleh bacaan yang tengah dinikmati. Sedangkan media tulis konvensional masih berupa kertas dan buku tulis dengan pena ataupun mesin ketik sebagai alat tulisnya. Tak jauh berbeda dengan proses membaca, proses menulis merupakan pengalaman yang tak kalah menarik. Seiring dengan membumbungnya daya khayal, tulisan-tulisan yang dihasilkan menjadi semakin matang dan berkualitas. Dengan adanya keterbatasan bahan dan alat tulis, penulis dituntut lihai memanfaatkan sarana tersebut secara efektif dan efisien sehingga tida banyak kertas dan tinta pena ataupun mesin ketik yang terbuang sia-sia. Hasilnya adalah karya yang indah dan padat makna sehingga semakin banyak tulisan yang dihasilkan maka semakin bernaslah isinya

Seiring perjalanan usia bola bumi, perkembangan teknologi semakin canggih dan serba elektrik. Media baca berkembang pesat dalam bentuk media elektronik seperti buku-buku digital, website, majalah elektronik, dan berbagai media yang tersebar luas di dunia maya. Pun, teknik menulis masa kini yang nirbuku sudah tidak membutuhkan media nyata. Segala jenis tulisan cukup diketik di layar monitor mulai komputer, laptop hingga telepon genggam. Mudahnya fasilitas yang tersedia membuat para pengguna teknologi terlena oleh kenyamanan yang dinikmatinya. Pada fase ini tak ada lagi kekhawatiran kehabisan kertas ataupun tinta yang selama ini membelenggu dan membatasi gerak para penulis pada masa sebelumnya. Para pembaca masa kini tak dapat lagi merasakan sensasi pengembaraan melalui bacaan sebagaimana dirasakan oleh para pembaca pada era terdahulu. Pembaca masa kini lebih tertarik pada media audio-visual yang selalu tersaji di berbagai saluran berbasis online dan sangat mudah diakses. Mereka lebih suka menikmati hiburan dalam bentuk film dan sejenisnya. Hal ini sangat mempengaruhi kemampuan otak untuk mengembangkan imajinasi sebagaimana yang dilakukan oleh generasi pembaca buku konvensional. Pembaca buku-buku digital juga cenderung lebih pembosan karena harus terus-menerus menatap monitor yang menyala. Kelelahan mata juga lebih cepat terjadi karena pengaruh radiasi dari nyala monitor yang ada di depannya, ditambah resiko terimbas radiasi yang jamak terjadi pada alat-alat elekronik secara umum. Hal tersebut tidak dapat disiasati dengan cara melipat halaman buku atau menyelipkan pembatas buku ketika pembaca ingin mengambil jeda dari kegiatan membaca. Pun dalam aktifitas menulis, para penulis masa kini cenderung longgar pada aturan berbahasa, ejaan, dan istilah-istilah yang muncul dalam keseharian mereka. Ragam bahasa baku perlahan tersisihkan oleh ragam bahasa yang dianggap lebih modern dan kekinian. Istilah-istilah baru mulai bermunculan seiring daya kreatifitas generasi milenial yang menghuni bumi abad ke-21 perlahan menggerus penggunaan bahasa baku yang kian tersisihkan.

Perkembangan baca-tulis tanpa tinta membuat segala hal dapat diperoleh secara instan, termasuk sarana baca-tulis. Pada titik inilah kecakapan baca-tulis harus dikuasai oleh penghuni dunia abad ke-21. Kecakapan baca-tulis menjadi sangat penting mengingat tidak semua bacaan dan tulisan yang beredar bebas di dunia maya tidak seluruhnya berkualitas. Agar tetap memperoleh manfaat dari banyaknya sumber bacaan dan bebasnya mengunggah tulisan di media elektronik dibutuhkan kecakapan baca-tulis yang memadai dan berpengaruh positif bagi perkembangan literasi. Kecakapan baca-tulis inilah yang dapat memantau sejauh mana kualitas dan kelayakan bahan bacaan tersaji di depan publik. Sumber bacaan yang ada di media elektronik tidak sepenuhnya berkualitas. Maraknya kasus plagiasi tulisan juga merupakan hal yang tak dapat dihindarkan. Keinginan untuk dikenal luas dan mendapat tempat di hati para warganet membuat sebagian penulis memanfaatkan kemudahan fasilitas media elektronik untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji. Para penulis ternama sering kecolongan karena karya-karyanya yang termuat di media elektronik dibajak dan diakui sebagai karya orang lain. Pada titik inilah para pegiat literasi merasakan perlunya menghidupkan kembali kecakapan baca-tulis bagi generasi abad ke-21. Salah satu kecakapan yang sangat penting bagi dunia literasi yakni baca-tulis harus dihidupkan kembali untuk mengimbangi derasnya arus informasi berbasis teknologi ini. Kecakapan literasi baca-tulis akan mengarahkan para pembaca untuk kritis dalam memilah dan memilih bahan bacaan yang berkualitas. Kecakapan ini juga mengarahkan para penulis agar lebih selektif memilih ragam bahasa baku yang layak disajikan ke ranah publik. Meskipun tak ada lagi batasan ragam bahasa yang secara ketat diterapkan di media-media elektronik, kecakapan baca-tulis akan menjadi cara yang paling efektif sebagai sensor individu dalam memilah dan memilih bahan-bahan literasi yang beredar luas di dunia maya pada abad ke-21 ini.

Akhirnya, kecakapan literasi baca-tulis tetaplah menjadi dasar terpenting untuk mengantisipasi dampak negatif berkembangnya teknologi online abad ke-21.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post