Eni Kusuma. Itulah nama yang menurut saya punya kekuatan luar biasa untuk menginspirasi sesiapa yang ingin menjadi penulis. Ia bukan seorang guru. Sekarang Eni sudah memiliki rumah bimbingan belajar dan ia sendiri bertindak sebagai salah seorang pembimbingnya. Bukan guru. Eni bahkan hanya menyelesaikan pendidikan formalnya hingga SMP. Otaknya sih, jalan. Ongkosnya yang mandeg.

Sejak kecil Eni suka membaca. Bahkan, bagian yang menyenangkan ketika ia membantu orangtuanya memulung sampah di tempat pembuangan tak jauh dari rumahnya adalah ketika menemukan buku bekas, atau bahkan halaman-halaman buku yang masih bisa dibaca.

Waktu istirahat di sekolah adalah waktu yang mula-mula menyiksa Eni. Mau bermain-main bersama teman-temannya malu, karena selalu tak punya uang untuk beli jajanan di kantin. Itulah yang kemudian mendorongnya untuk menyepi ke ruang perpustakaan.

Kegemaran membacanya itulah yang kelak menjadi semacam tabungan jangka panjang, dan mengantarnya untuk jadi seorang penulis. Buku pertamanya, Anda Luar penulis. Buku pertamanya, Anda Luar Biasa! benar-benar luar biasa, langsung best seller! Tetapi, jalan yang ditempuh sungguh terjal dan berliku. Ia harus bertahun-tahun "bertapa" di Negeri Beton (Hongkong) sebelum bukunya terbit.

Kalau mau disebut sebagai kisah sukses, sebenarnya Eni Kusuma tidak hanya sukses sebagai penulis buku. Ia sukses melawan kegagapannya sendiri. Di bangku sekolah, ia dikenal sebagai anak gagap. Perlu sekian detik kadang malah hitungan menit hanya untuk mengucapkan sepatah kata. Tak pernah ada yang menyangka, termasuk dirinya sendiri, bahwa di kelak kemudian hari ia bisa menjadi seorang pembicara, dan apalagi duduk sejajar dalam sebuah forum bersama sosok-sosok yang dikaguminya: Tung Dasem Waringin dan Andre Wongso.*

catatan: jika tidak sabar untuk menunggu kelanjutan kisah ini, silakan di-googling mawon dengan kata kunci: Eni Kusuma Anda Luar Biasa!