Bagaimana masyarakat mengukur keberhasilan pendidikan? Ada beberapa cara dan parameter. Salah satunya adalah dengan melihat sikap dan tindakan para terdidik. Apakah mereka menjadi lebih tahu sopan-santun, apakah mereka menunjukkan sikap dan tindakan positif yang semakin berkembang dari waktu-ke waktu. Parameter ini mungkin saja tidak sepenuhnya persis dengan yang dirumuskan oleh Kementerian Pendidikan.

Sekarang, cobalah tengok anak-anak usia SD - SMP di kampung saya. Kita masih bisa menjumpai mereka dengan gembira menganiaya belakang, katak, kepiting, dan ikan-ikan kecil yang mereka dapat dengan cara memancing di sungai atau di sawah.

Mereka yang sudah usia SMP rata-rata memiliki kesadaran di titik terendah dalam hal kesadaran terhadap lingkungan hidup. Mereka akan dengan enteng membuang sampah plastik sembarangan setelah makan kue, permen, es krim, dan lain-lain.

Itu persoalan besar, yang, sayangnya, banyak pihak tidak memandangnya sebagai persoalan besar.*