Menulis Terus Itu Tidak Bagus
Menulislah terus! Pokoknya menulislah! Itulah kalimat-kalimat yang hampir selalu diulang-ulang pada setiap pelatihan penulisan. Sebagian motivator seperti menggunakannya sebagai semacam mantra. Pun, untuk menghadapi peserta yang sok rewel tanya teori ini-itu di seputar dunia penulisan.
Menulis terus? Kapan bekerjanya? Memang bagi sebagian orang menulis itu adalah pekerjaan. Profesi. Sumber pendapatan. Tetapi, tentu tidak bagi semua orang.
Menulis terus? Apakah hidup ini memang cuma buat mampir nulis? Tentu tidak. Ada banyak kegiatan yang juga membuat hidup lebih berwarna daripada hanya menulis.
"Aku kena carpal tunnel syndrome. Nek kowe kerjane nulis terus sebaiknya pelajari penyakit itu. Ben terhindar." Demikianlah bunyi pesan dari seorang kawan, yang banyak menulis. Saya pun bergegas memutar mesin pencari. Waduh! Gawat pula ternyata.
Kini, saya akan lebih memilih kalimat, "Menulislah seperlunya saja," daripada, "Menulislah terus!"
Demikianlah, saya tulis ini karena saya menganggapnya: perlu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hehe... Kalau saya menulis ketika mau dan ada waktu, Pak.
Semoga maunya setiap hari.
Aamiin...
Hehehe...selalu spektakuler. Yo...ndak nulis terus tho...mas. Menulis terus dalam tanda kutip. Apalagi emak-emak...yo masak, nyuci, nyetrika...lhoo...koq jadi curhat. Memang betul mas, saya pun membaca ini karena saya anggap perlu. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah....mas Bonari.
Amin, hehe. Nggih, leres Ibu, pakai tanda kutip.
Oh..begitu ya...saya nulisnya kalau lagi mood saja Pak..
Ngenteni mut-e kadhang malah ora ndang mut. Sokan ya ngenteni ditagih. Hihi.
Nggih leres Pak..biasane nek sampun ditagih tembe ditandangj..he..he..