Bonari Nabonenar

Penulis cerita: Cinta Merah Jambu, Semar Super, Mimpi dan Badai. Kini ikut keroyokan memanjangkan umur: nggalek.co...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sekolah Terbukti Gagal?

Secara garis besar tugas dan tujuan lembaga sekolah adalah mendidik para siswanya agar menjadi insan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, cerdas, trampil, berkarakter (berjiwa Pancasila dan berwawasan Nusantara).

Apakah tugas itu sudah dilaksanakan secara baik dan menuai hasil memuaskan? Apakah para lulusan sudah menunjukkan kapasitas dan kapabilitas sesuai yang diharapkan?

Ini sebuah pandangan yang diperoleh dari sudut yang tidak menguntungkan (sekolah). Lihat, lembaga kursus ketrampilan banyak tumbuh dan berkembang. Pemerintah sendiri, malahan, mendirikan BLK (balai latihan kerja) di mana-mana. Atas fakta itu tudingan dapat dialamatkan ke dua pihak. Pihak pertama, tentu adalah sekolah yang serta-merta dapat didakwa gagal menghasilkan lulusan yang terampil. Pihak kedua adalah para lembaga penerima tenaga (kerja) yang menuntut ketrampilan khusus, sementara sekolah hanya dapat menyiapkan bekal ketrampilan yang sifatnya dasar bagi para lulusannya. Mengapa para lembaga yang membutuhkan tenaga-tenaga baru dengan ketrampilan khusus itu enggan menyelenggarakan pelatihan khusus di dalam lembaga/perusahaannya (inservice training)?

Bahkan sekolah dapat pula dipandang sebagai gagal menyiapkan para lulusannya untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Sangat mudah untuk mendapatkan buktinya. Lihatlah lembaga-lembaga bimbel tumbuh bak warung baso di musim perayaan Agustusan. Secara serampangan keberhasilan sekolah dalam menyiapkan lulusannya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi adalah berbanding terbalik dengan pertumbuhan/perkembangan lembaga-lembaga bimbel (bimbingan belajar). Ibarat badan, semakin buruk asupan yang diterima dari menu harian, semakin diperlukanlah suplemen atau vitamin tambahan.

Bagaimana halnya dengan tingkat keberhasilan sekolah dalam mendidik para sisa untuk jadi insan, warga negara, yang berjiwa Pancasila dan berwawasan Nusantara? Ini memang bukan tugas sekolah seorang diri. Tetapi, kita bisa membayangkan, kalau saja apa yang disebut Ki Hadjar Dewantoro sebagai tripusat pendidikan itu mampu melakukan tugas mereka dengan baik, kita tidak lagi membutuhkan institusi yang terbilang boros ini: BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila)!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post