BRIGIDA PRISILA SAKMAV

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA EKSPRESIF ANAK DENGAN BERNYANYI, PADA ANAK TK SALIB SU

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA EKSPRESIF ANAK DENGAN BERNYANYI, PADA ANAK TK SALIB SUCI AGATS

DI SUSUN OLEH BRIGIDA PRISILA SAKMAV NIM : 859617178

TUGAS 3

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

IDIK4013

NAMA : Brigida Prisila Sakmav

NIM : 859617178

Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Dengan Bernyanyi

Pada Anak TK Salib Suci Agats

Abstract

Bahasa ekspresif adalah penggunaan kata-kata dan bahasa secara verbal untuk mengkomunikasikan konsep atau pikiran. Menurut Yuwomo (dalam Khairin, 2012), bahasa ekspresif diartikan sebagai kemampuan anak dalam menggunakan bahasa baik verbal, tulisan, simbol, isyarat atau Gesture.

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia umumnya dan dalam kegiatan berkomunikasi khususnya. Bromley menyatakan kemampuan berbicara merupakan suatu ungkapan dalam bentuk kata-kata. Ada yang bersifat reseptif (dimengerti dan diterima) maupun ekspresif (dinyatakan). Anak Berbicara termasuk dalam kemampuan bahasa ekspresif. Pengembangan bicara anak yang dimaksud adalah usaha meningkatkan kemampuan anak untuk berkomunikasi secara lisan sesuai dengan situasi yang dimasukinya. Pengembangan kemampuan bicara anak pada dasarnya merupakan program kemampuan berpikir logis, sistematis, dan analitis dengan menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan gagasannya..

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia dalam kehidupannya tidak lepas dengan bahasa. Setiap manusia harus mampu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Mampu menggunakan Bahasa mereka, mereka akan mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sehingga perkembangan Bahasa harus dirangsang sejak dini sebagai tahap selanjutnya dalam perkembangan Bahasa selanjutnya. Anak-anak memperoleh Bahasa dari lingkungan keluarga dan lingkungan tetangga serta lingkungan sekitar mereka ketika mereka masih dalam usia dini.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003), fungsi pengembangan bahasa bagi anak usia dini adalah sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan, sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak, sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak, sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain. Pengembangan berbahasa mempunyai 4 komponen yang terdiri dari pemahaman, pengembangan perbendarahan kata, penyusunan kata-kata menjadi kalimat dan ucapan. Keempat pengembangan tersebut memiliki hubungan yang saling terkait satu dengan yang lain, yang merupakan satu kesatuan. Keempat keterampilan tersebut perlu dilatih pada anak usia dini karena dengan kemampuan berbahasa tersebut anak akan belajar berkomunikasi dengan orang lain, sebagaimana dalam kurikulum 2004 diungkapkan bahwa kompetensi dasar dari perkembangan bahasa untuk anak usia dini yaitu anak mampu mendengar, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendarahan kata, dan memiliki simbol-simbol yang melambangkannya.

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mengembangkan keterampilan dan potensi yang dimilikinya melalui kegiatan pembelajaran yang mencakup pembelajaran informal, formal dan nonformal. Pendidikan kita dapatkan dari pendidikan sejak usia dini sampai pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorikhalus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini pada PAUD / TK.

Taman Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4–6 tahun yang merupakan masa peka bagi anak untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai- nilai agama.

Salah satu aspek yang penting untuk distimulasi adalah aspek perkembangan bahasa hal ini karena kehidupan manusia tidak lepas dari penggunaan bahasa dan pemerolehan bahasa. Bahasa dapat berupa bahasa lisan, bahasa tertulis maupun penggunaan bahasa isyarat yang semuanya bertujuan untuk berkomunikasi Hal ini menunjukkan bahwa TK sebagai sarana yang penting untuk mengembangkan potensial anak.

Bahasa merupakan suatu keterampilan yang luar biasa rumitnya. Pemakaian bahasa terasa lumrah karena memang tanpa dipelajari oleh siapa pun, seorang bayi akan tumbuh bersamaan dengan pertumbuhan bahasanya.

Menurut Soenjono Dardjowidjojo, anak dari umur satu tahun sampai dengan satu setengah tahun telah mulai mengeluarkan bentuk-bentuk bahasa yang telah dapat diidentifikasikan sebagai kata. Satu kata akan tumbuh menjadi dua kata dan akhirnya menjadi kalimat yang komplek menjelang umur empat atau lima tahun. Dan juga Bahasa merupakan suatu sistem simbol untuk berkomunikasi dengan orang lain, meliputi daya cipta dan sistem aturan. Dengan daya cipta tersebut membuat manusia dapat menciptakan berbagai macam kalimat yang bermakna dengan menggunakan seperangkat kata dan aturan yang terbatas. Oleh karena itu, bahasa merupakan upaya kreatif manusia yang tidak pernah berhenti. Kemampuan bahasa diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Sebagai alat sosialisasi, bahasa merupakan suatu cara merespon orang lain.

Bahasa dapat diartikan sebagai bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan dalam mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang tumbuh dan berkembang mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran dan perasaannya melalui bahasa dengan kata-kata yang mempunyai makna, sehingga anak harus mampu mengolah kalimat sederhana untuk membantu mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Menurut Nurbiana Dhieni, “Bahasa ada yang bersifat reseptif dan ekspresif. Bahasa reseptif adalah kemampuan untuk mendengarkan dan membaca informasi, sedangkan bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk berbicara dan menuliskan informasi.

Bahasa adalah alat komunikasi manusia dapat berbentuk tulisan,lisan atau isyarat-isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbol. Masyarakat mengenal bahasa verbal dan non verbal (Astuti, 2013: 52). Bahasa merupakan suatu simbol untuk berkomunikasi dengan orang lain yang meliputi daya cipta dan sistem aturan. Komunikasi menjadikan anak mendapat banyak sekali kosa kata.

Pengembangan bahasa sangat penting dan lebih diutamakan dari pada unsur lainnya. Guru PAUD harus memprioritaskan diri agar tidak melakukan kesalahan, seperti tidak mampu menguasai berbagai aspek perkembangan bahasa anak. Namun pada kenyataannya masih banyak anak usia dini yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Hal ini disebabkan oleh kelemahan dalam berbicara (berbahasa) kosa kata, lamban dalam mengembangkan suatu bahasa atau di dalam berbicara, seringkali berbicara yang tidak teratur, tidak konsentrasi di dalam menerima suatu kata (bahasa) dari orangtua atau guru, anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain dan juga pembelajaran yang monoton dapat membuat anak cepat bosan dan tidak semangat dalam kegiatan pembelajaran.

Hal yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk membantu mengembangkan bahasa anak yaitu melalui metode bernyanyi. Metode bernyanyi merupakan metode yang menggunakan unsur seni yang digemari oleh anak usia dini. Metode ini bukan termasuk metode baru dalam pembelajaran anak usia dini. Dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini bernyanyi merupakan kegiatan yang harus ada disetiap kegiatan pembelajaran, bahkan bernyanyi seolah-olah menjadi kegiatan yang wajib dilakukan setiap hari. Sedangkan bahasa perlu dilatih sejak usia dini karena bahasa merupakan alat utama yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain. Menurut Frank Wood, musik adalah bahasa perdana otak dan menyanyi adalah jenis musik paling awal. Di sisi lain, musik merupakan bagian dari seni. Jadi, antara seni, musik, dan menyanyi merupakan tiga aktivitas yang tidak dapat dipisahkan.

Dengan pembelajaran melalui metode bernyanyi terhadap perkembangan bahasa ekspresif anak diharapkan akan lebih efektif. Karena bernyanyi merupakan kegiatan yang menyenangkan yang digemari anak-anak. Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan. Bernyanyi membuat suasana belajar menjadi riang dan bergairah sehingga perkembangan bahasa ekspresif anak dapat di stimulasi secara optimal. Selain itu dengan bernyanyi mungkin dapat menambah peningkatan kosa kata sehingga perkembangan bahasa ekspresif anak dapat berkembang secara optimal

Berdasarkan teori Fizal (2008) mengungkapkan bahwa bahasa ekspresif adalah bahasa lisan dimana mimik, intonasi dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Senada dengan pendapat di atas Myklebust (1968) menyatakan bahasa reseptif merupakan kemampuan anak menyimak dan membaca atau membandingkan bentuk tulisan dan bunyi perkata. Namun perkembangan bahasa ekspresif khususnya kemampuan berbicara pada anak didik di TK Salib Suci Asmat masih kurang. Hal ini terlihat ketika anak mengungkapkan dengan perasaan, mengekspresikan pendapat atau gagasannya masih mengalami kesulitan. Kondisi ini terlihat saat anak diberi kesempatan supaya merespon saat tanya jawab dengan guru dan bercerita didepan kelas namun masih malu-malu, tidak percaya diri, rata-rata juga pendiam dan ada sebagian anak hanya mengungkapkan beberapa kata tidak sampai satu kalimat. Banyak faktor yang menyebabkan perkembangan bahasa ekspresif khususnya kemampuan berbicara belum mencapai tingkat perkembangan. Untuk itu maka guru dengan menggunakan Lagu atau Nyanyian untuk sekedar memberikan stimulan bagi siswa agar lebih dapat berekspresi melalui seni dan gerak.

Untuk itu berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan Judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Dengan Bernyanyi, Pada Anak Taman Kanak – Kanak ( TK ) Salib Suci Agats”

1.2. Rumusan Permasalahan

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “ Bagaimana Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresit dengan Bernyanyi Pada Anak:

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk Mengetahui Seberapa Besar Upaya Dalam Peningkatan Kemampuan Bahasa Ekspresif dengan Bernyanyi pada Anak TK Salib Suci Agats

.

1.4. Manfaat Penelitian

a). Bagi Guru

Sebagai Pedoman, Rujukan atau acuan dalam melakukan pemantauan terhadap perkembangan anak didik di Sekolah.

b) Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak sekolah sebagai rujukan konseptual dalam Upaya Mengkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif dengan cara bernyanyi Pada anak usia dini atau anak TK

c) Bagi Orang tua

Sebagai bahan masukan agar orang tua Dapat Memaahami Bagaimana Upaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif pada Anak dengan Bernyanyi

d) Bagi peneliti

Sebagai bahan berharga bagi peneliti dalam rangka menambah wawasan pengetahuan, serta pengembangan diri khususnya pada bidang penelitian.

e) Bagi Anak

Dengan adanya pengembangan pembelajaran ini, diharapkan anak didik, lebih termotivasi dan aktif dalam kegiatan bercakap-cakap sehingga dapat meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak

f) Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman dan sebagai gambaran umum atas data awal untuk memperdalam dan mempertajam fokus penelitian dengan permasalahan yang serupa.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bahasa adalah alat komunikasi manusia dapat berbentuk tulisan,lisan atau isyarat-isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbol. Masyarakat mengenalbahasa verbal dan non verbal (Astuti, 2013). Bahasa merupakan suatu simbol untuk berkomunikasi dengan orang lain yang meliputi daya cipta dan sistem aturan. Komunikasi menjadikan anak mendapat banyak sekali kosa kata, sekaligus dapat mengekspresikan dirinya. Anak akan belajar bagaimana berpartisipasi dalam suatu percakapan dan memecahkan masalah.

Perkembangan bahasa untuk anak usia dini mempunyai empat keterampilan yaitu menyimak (dengan unsur-unsur membedakan bunyi dan memahami kata atau kalimat), berbicara (dengan unsur-unsur perkembangan kosa kata, ekspresi, artikulasi, dan kejelasan), membaca (menggunakan phonics, kata bermakna, dan gabungan phonics dan kata bermakna), dan menulis (ekspresi). Keempat keterampilan tersebut sebetulnya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dan melengkapi. Setiap keterampilan berhubungan dengan proses berpikir yang mendasari bahasa (Tarigan, 1984).

Hal ini sejalan dengan Bromley (1992) dalam Astuti (2013) menyebutkan empat macam bentuk bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa ada yang bersifat reseptif (dimengerti, diterima) maupun ekspresif (menyatakan). Contoh bahasa reseptif adalah mendengarkan dan membaca suatu informasi, sedangkan contoh bahasa ekspresif adalah berbicara dan menuliskan informasi untuk dikomunikasikan kepada orang lain. Anak menerima dan mengekspresikan bahasa dengan berbagai cara. Keterampilan menyimak dan membaca merupakan keterampilan bahasa reseptif karena dalam keterampilan ini makna Bahasa diperoleh dan diproses melalui simbol visual dan verbal. Ketika anak menyimak dan membaca, mereka memahami Bahasa berdasarkan konsep pengetahuan dan pengalaman mereka dengan demikian menyimak dan membaca juga merupakan proses pemahaman (comprehending process). Berbicara dan menulis merupakan keterampilan bahasa ekspresif yang melibatkan pemindahan arti melalui symbol visual dan verbal yang diproses dan diekspresikan anak. Berbicara dan menulis adalah proses penyusunan (compossing process) (Astuti, 2013)

Dalam Kamus Besar (KBBI) Akspresif diartikan sebagai Tepat (mampu) memberikan (mengungkapkan) gambaran, maksud, gagasan, perasaan. Dalam hal inipun telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, dalam standar isi tentang Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada usia 4–5 tahun dalam lingkup perkembangan bahasa bahwa “anak dapat mengungkapkan bahasa, anak pada usia tersebut seharusnya sudah dapat mengutarakan pendapatnya kepada orang lain, anak juga dapat menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidaksetujuan. Hal tersebut juga di sampaikan oleh Julia Maria van Tiel bahwa: Pada usia 3–4 tahun anak akan banyak mengerti berbagai hal, dan banyak bercerita. Ia juga sudah bisa mengucapkan bunyian berbagai huruf kecuali s, l, r. Juga masih ada beberapa kesalahan dengan pengucapan kata sambung, tetapi sudah bisa berbicara dengan aturan sebuah kalimat termasuk urutan kata, imbuhan dan pemotongan kalimat. Kata jamak juga bisa dibentuk. Sering kali masih ada kata yang diulang–ulang karena berpikir baginya lebih cepat daripada mengucapkan kalimat. Tampaknya seperti orang yang gagap, tetapi sebetulnya bukan. Usia 4–6 tahun anak–anak ini akan semakin baik mengucapkan berbagai huruf, juga untuk huruf – huruf yang sulit seperti s dan r. Ia juga semakin membaik dengan aturan pembuatan kalimat, termasuk juga penggunaan kata penghubung: dan, tapi, atau, karena, sebab, ... dan lain sebagainya. Dalam usia ini anak juga mulai dengan menyampaikan pemikiran dari abstraksinya.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisa akhir, data yang selanjutnya disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan, baik struktur masalah penelitian maupun rencana penyelidikan yang akan dipakai untuk memperoleh bukti empiris mengenai hubungan-hubungan dalam masalah.

Tempat dan Subjek Penelitian

Dalam Penulisan ini, Peneliti menetapkan Tempat atau Lokasi penelitian pada Taman Kanak – Kanak Salib Suci Kabupaten Agats. Dan yang menjadi subjek penelitian adalah 20 Orang Siswa / Siswi pada TK Salib Suci serta 5 Orang Rekan Guru Peneliti.

Prosedur Penelitian

Didalam prosedur penelitian ini, penulis membahas tentang metode dan teknik pengumpulan data,populasi dan sample penelitian, penyususnan alat pengumpul data, langkah- langkah pengumpul data dan prosedur pengolahan data.

a. Teknik Pengumpulan Data

Adapun bentuk pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

v Angket

Angket atau kuesioner yang di bagikan disertai seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti juga dengan beberapa pilihan atau alternative jawaban yang telah tersedia.

v Wawancara

Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.

v Obserfasi

Teknik ini Merupakan aktivitas untuk mengamati atau Melihat secara langsung Proses Belajar Mengajar Pada TK Salib Suci dengan tujuan memperoleh sejumlah data dan informasi terkait objek yang Penulis Butuhkan.

v Study Kepustakaan

Teknik ini Penulis Gunakan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis dan konsep sebagai pendukung penelitian ini dengan cara membaca buku-buku dokumen yang relevan dengan penelitian

b. Populasi dan Sampel

v Populasi

Yang menjadi Populasi dalam Penelitian ini yaitu ke – 3 Orang Rekan Guru dan 20 Orang Siswa / Siswi TK Salib Suci

v Sampel

Populasi Dalam penelitian ini dapat dijangkau, Maka Penulis tidak lagi Melakukan Penarikan Sampel

,

BANB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di TK Salib Suci Kabupaten Agats dengan dua siklus yang persiklus dilakukan selama dua kali pertemuan. Dan tentunya berdasarkan pada jumlah populasi yang telah ditetapkan bahwa tiga orang Guru dengan dua puluh orang Siswa / Siswi. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini sebelumnya terdapat penelitian yang Relevan yaitu :

a. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Dengan Bernyanyi, Pada Anak Taman Kanak – Kanak ( TK ) Salib Suci Agats Yang Dipandu Oleh Ibu Elisabet.

b. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Dengan Bernyanyi, Pada Anak Taman Kanak – Kanak ( TK ) Salib Suci Agats Yang Dipandu Oleh Ibu Margaretha.

c. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Dengan Bernyanyi, Pada Anak Taman Kanak – Kanak ( TK ) Salib Suci Agats Yang Dipandu Oleh Ibu Monika.

4.2. Pembahasan.

a. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Dengan Bernyanyi, Pada Anak Taman Kanak – Kanak ( TK ) Salib Suci Agats Yang Dipandu Oleh Ibu Elisabet.

Penelitian dilakukan pada bulan Januari Tahun 2022. Inti dari Hasil Penelitian tersebut adalah untuk meningkatkan perkembangan Bahasa di TK Tersebut, anak didik memiliki kekurangan dalam perkembangan bahasa serta anak didik mengalami kesulitan dalam membaca dan menerjemahkan pertanyaan yang diberikan Guru kepada sebagian Besar anak - anak disana.

b. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Dengan Bernyanyi, Pada Anak Taman Kanak – Kanak ( TK ) Salib Suci Agats Yang Dipandu Oleh Ibu Margaretha.

Penelitian dilakukan pada bulan Pebruari Tahun 2022. Inti dari Hasil penelitian tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara dengan melakukan penelitian 2 kali siklus. Siklus pertama belum ada tindakan dari peneliti dan dengan hasil setengah tuntas. Setelah melakukan siklus 2 maka anak tersebut sebagian besar mengalami ketuntasan dan mengalami peningkatan.

c. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Dengan Bernyanyi, Pada Anak Taman Kanak – Kanak ( TK ) Salib Suci Agats Yang Dipandu Oleh Ibu Monika.

Penelitian dilakukan pada Bulan Maret Tahun 2022. Inti dari Hasil tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara melalui kegiatan bernyanyi. Maksud dari peneliti adalah dengan bernyanyi anak ter stimulus untuk berbicara. Pada siklus II peneliti dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak sampai 93% sehingga penelitian ini berhasil.

Tabel 1 : Hasil Penelitian yang Relevan

NO

NAMA GURU

( X )

( Y )

1

Ibu Elisabeth

Keterampilan Bahasa

Melalui Bernyanyi

2

Ibu Margaretha

Kemampuan Berbicara

Kegiatan Bernyanyi

3

Ibu Monika

Kemampuan Berbicara

Strategi Bernyanyi

4

Peneliti

Perkembangan Bahasa

Bernyanyi

Kemudian peneliti melakukan penelitian selama 2 siklus dengan hasil sebagai berikut. :

Kondisi sekolah pada prasiklus adalah dimana anak-anak masih sangat kurang dalam perkembangan bahasa, hal ini dibuktikan pada observasi awal yang dilakukan peneliti yang menyatakan para anak didik memiliki perkembangan 40%. prasiklus 47,6%, siklus I 69,3% dengan selisih antara prasiklus ke siklus I adalah 21,7% dan pada siklus II 87,5% sehingga selisih antara siklus I dan siklus II adalah 18,2%

Tabel 2 : Prosentase Perkembangan Bahasa yang dicapai

No

Aspek

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1

Prosentase Perkembangan Bahasa yang dicapai

47,6%

69,3 %

87,5 %

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.

Berdasarkan analisis data, dapat diambil kesimpulan bahwa melalui kegiatan bernyanyi dengan diiringi alat musik keyboard anak anak TK Salib Suci Agats Tahun 2022 dapat meningkatkan perkembangan bahasa. Hal tersebut dibuktikan dengan kenaikan prosentase rata-rata pada kelompok B pada prasiklus 47,6%, siklus I 69,3% dengan selisih antara prasiklus ke siklus I adalah 21,7% dan pada siklus II 87,5% sehingga selisih antara siklus I dan siklus II adalah 18,2%

5.2 Saran

Dari kesimpulan diatas, ada beberapa saran dari penulis antara lain :

1. Penerapan Teknik Bernyanyi Harus terus dilakukan demi peningkatan Kemampuan Bahasa Ekspresif pada anak TK Salib Suci Agats.

2. Pemantauan terhadap perkembangan anak didik harus terus dilakukan demi peningkatan kemampuan Bahasa Ekspresif

3. Pemberian stimulasi bernyanyi harus selalu diberikan pada anak didik

4. Mensosialisasikan Teknik bernyanyi kepada orang tua murid agar dapat diterapkan kepada anak – anak di Rumah.

5. Bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan di Sekolah agar Teknik tersebut dapat diterapkan secara rutin dan menjadi program Harian atau Mingguan pada TK Salib Suci Agats.

6. Melakukan kerja sama dengan pemerintah Daerah, agar dapat menjadi program unggulan pada semua sekolah yang ada di kabupaten Agats.

Daftar Pustaka

- Abidin, Y. & Astuti, S. (2013). Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (panduan praktis pembelajaran BIPA). Bandung: Rizqi Press.

- Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

- Fizal. 2008. Meningkatkan Ketrampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: CV Karya Putra Darwati.

- Kamus Besar Bahasa Indonesia 2018, Edisi Kelima. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan

- Myklebust M. Prelinguistic Communication. In: Yule W, Rytter M, eds. Language development and disorders: Clinic. Diakses tanggal 20 Oktober 2015

- Pamungkas Indra 2014. Analisis Kesulitan Belajar Drum Band TK Pertiwi 31 Kelurahan Plalangan Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Semarang, Indonesia

- Permendikbud 137 tahun 2014, Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini

- Tarigan, H. Guntur. 1984, Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

- Yuwono, J. 2012. Memahami Anak Autistik (Kajian Teori dan Empirik). Bandung : Alfabeta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post