Sri Ayu Sipah

Alumni IPB dan Kepala MTs Darul Hikmah Subah di Kankemenag Kabupaten Batang. Belajar dan terus belajar dalam universitas kehidupan untuk berika...

Selengkapnya
Navigasi Web
Preman Berdasi Merah

Preman Berdasi Merah

“Bu, berkas sudah siap dan ibu tinggal tanda tangan” ucap Pak Parmin Kepala TU. “Iya terimakasih, tolong letakkan di atas meja, nanti sore akan saya periksa ” jawab Bu Maryam di ujung telepon.

Berkerut kening Bu Maryam membaca lembaran berkas di depannya, “Apa-apaan ini, sejak kapan ini terjadi?” gumamnya dalam hati.

“Pak Parmin, tolong sampaikan ke bendahara untuk ke ruangan saya” suara wibawa Bu Maryam pecahkan keheningan di ruang TU. Bergegas Pak Parmin beranjak dan sampaikan pesan Bu Maryam, Kepala Sekolah yang baru di tempatkan seminggu lalu.

Pak Siswanto tepekur di depan Bu Maryam. “Apa ini benar, Pak?” Bu Maryam sodorkan lembaran kertas. Pak Sis gemetar menerimanya “Benar, Bu” jawabnya. “Sejak kapan?” kejar Bu Maryam. “Sejak dulu, Bu” dengan terus menunduk.

Hati Bu Maryam gundah, tak mudah mengubah sesuatu yang sudah mengakar. Tak lebih mudah pula menggantinya dengan kebijakan baru. “Berapa kali mereka ke sini ?” tanya Bu Maryam. “Sering, Bu?” jawab Pak Sis terbata-bata. “Setiap mereka datang, sebesar ini yang Pak Sis berikan?” Bu Maryam terus bertanya sembari telunjuknya arahkan pada deretan angka di lembaran kertas. “ Iya, Bu?” Jawab Pak Sis sambil terus menunduk.

Ruang tamu kepala sekolah tegang. Tiga laki-laki berbadan tegap, berdasi merah, dengan muka tak ramah, duduk pongah bersandar. “Kenalkan kami dari LSM yang memantau dana BOS, sertifikasi guru, dan bantuan lainnya yang diterima sekolah ini” ujar salah satu dari mereka.

Bu Maryam tersenyum, “Kenalkan pula, saya Maryam, kepala sekolah baru di sini”. “Ooh, Ibu berarti sudah diberitahu agar sekolah ini aman dari pemberitaan negatif?” ujar satunya dengan senyum sinis.

Bu Maryam menghela nafas panjang , sorot tajam matanya menahan amarah “ Anda meminta pada orang yang salah, jangankan ratusan ribu, satu rupiahpun tidak akan saya berikan!” tegas dan memukul telak syaraf lawan, jawaban Bu Maryam. “Data kami lengkap, tak kurang satupun, tapi tak akan kami tunjukkan, karena anda bukanlah yang berwenang memeriksa!” berat suaranya makin ciutkan lawan.

“Ibu tidak takut karir ibu hancur?” ujar satunya lagi berikan ancaman. “Tak lebih takutkah anda membusuk di penjara?” jawab Bu Maryam dengan tenang. Seketika memerah wajah ketiga lelaki tegap tersebut, sembari ucapkan sumpah serapah dan tebar ancaman berulang. Bu Maryam beranjak berdiri “Ada CCTV di sudut ruang ini, cukup bukti untuk laporkan anda dengan delik kasus pemerasan, tapi saya masih berbaik hati, pergilah dan jangan pernah kembali !”.

Masih dengan wajah memerah, ketiga laki-laki tegap buru-buru keluar dari ruangan dan menderu motornya tinggalkan halaman sekolah.

Kejahatan bertambah bukan karena orang jahat bertambah, tetapi karena banyak orang baik diam, dan mendiamkan kejahatan. Ayo, berani suarakan kebenaran !

#Ayumengulikpilu, Darul Hikmah 11 Desember 2018.

Selamat datang di dunia literasi. Dunia baca tulis kunci gerbang peradaban zaman. Dunia buku tempat ilmu bertumpu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, semoga menginspirasi para kepala sekolah ....

13 Dec
Balas

Matursembahsuwun, Ibu. Semoga banyak ketegasan yang bisa kita tunjukkan, sehingga pungli tak merebak.

13 Dec

Kejahatan bertambah bukan karena orang jahat bertambah. Tetapi karena orang baik diam dan mendiamkan. Rangkaian kata yang bisa juga diartikan, sebenarnya yang jahat siapa ya ? Luar biasa, bu guru. Idealisme Bu Maryam sangat tangguh. Memerahkan wajah preman berdasi merah. Bu Maryam berani karena beliau benar. Ketakutan itu muncul ketika data pun hasil mengembara di dunia maya. Àndai ruh Bu Maryam bisa bereinkarnasi di banyak raga. Preman berdasi merah dapat dibinasakan. Salam sehat dan sukses selalu, Bu Guru. Barakallah.

11 Dec
Balas

IInjih Ibu, Terimakasih. Hanya dengan idealisme itu Bu Maryam akan kuat jalani takdirnya. Terkadang kita terjebak pada ketakutan semu, padahal sebenarnya preman berdasi merah lebih penakut tetapi bersembuti dibalik kegarangan wajahnya. Berani karena benar jadi senjata utama tuk bungkam mulut lawan, jadi amunisi tuk serang pertahanan preman berdasi. Berharap Bu guru Arin di ujung sana, juga tetap memiliki idealisme tinggi dibalik sosok lembutnya.

11 Dec

Luar biasa tegas Bu Mariyam menghadapi preman yang mampunya cuma menggertak. Dia pikir kepala sekolah seorang wanita, akan lebih mudah diancamnya. Syukur alhamdulillah preman tersebut bertemu orang yang salah. Ups maksudnya salah dari perkiraan preman tersebut. Dia gak sadar masuk sarang lebah, kecil tapi sengatnya luar biasa. Andai kutemui Bu Mariyam di Cikarang, pasti mampu pula usir banyak perampok yang datang ke sekolah. Turut bangga aku melihat hal ini, walau aku tak mampu

11 Dec
Balas

Benar Bunda Ropi, mereka hanya main gertak saja. Sebenarnya penakut saja. Terkadang kita tidak mau ribet dengan urusan tertentu, jadi gampang ditakut-takuti. Maryam berdiri tuk tunjukkan, wanitapun bisa melawan dengan caranya sendiri

11 Dec

Wow...ikut tegang membaca kisah ini. Perempuan yang luar biasaa...Bu Maryam...Salam hormat saya buat Bu Maryam yang telah berani menguliti preman berdasi...Semoga selalu sehat dan menginspirasi...Barakallah Bu Ayu..

11 Dec
Balas

Terimakasih Bu Rini. Ikut tegang yan Bunda, tapi Maryam sudah antisipasi kalau preman berdasi beraksi nanti. Terimakasih Bu Rini.

11 Dec

Bu Maryam, tolong kasih minum kopi dulu tamunya. Hehehe... Pungli ada di mana-mana mba Ayi, bahkan mereka berani mengatasnamakan sebuah lembaga. Pernah datang seorang wartawan meminta bagian, jika tidak dia katanya akan membuat berita tak sedap tentang sekolah kami. Untung aja pimpinan kami tegas, dia bilang silahkan pak. Sejak itu gak pernah datang lagi. Barakallaah bunda❤

11 Dec
Balas

Tak sempat disuguhkan kopi Bunda, Bu Maryam kehabisan stock kopi. Ya itulah, kadang kita tak bisa lepas dari hal-hal seperti ini. Mereka mencari celah dari sedikit kelemahan kita yang tampak. Tetapi insya Allah saat ketegasan ditampakkan, mereka akan menepi dengan sendirinya. Jazakillah Bunda ...,

12 Dec

Bu Maryam wanita yang luar biasa. Ketegasannya bukan tanpa alasan.Karena dia merasa telah dijalan yang benar, jangan takut kalau jalur yang kita lalui udah sesuai koridor, Salut untuk wanita tangguh yang punnya komitmen ,salam kenal bu Sri , sukses selalu barakallah.

13 Dec
Balas

Terimakasih, Ibu. Sebatas cerpen sederhana untuk belajar menulis. Semoga akan bermunculan Maryam-maryam berikutnya.

13 Dec

Guru Besar yg saya rindukan... Sosok Bu Maryam banyak dinantikan tiap sekolah. Sehat dan sukses untuk Bu Maryam. Tegang juga saya membacanya... Sehat, semangat utk Bu Ayu...

11 Dec
Balas

Matursembahsuwun Bu Fila. Maryam mencontoh dari Pak Kasad, guru besar sesungguhnya. Tersimpan ketegasan di balik kelembutan sikapnya. Mudah-mudahan akan banyak bermunculan Pak Kasad dan Bu Maryam lain di dunia ini. Matursembahsuwun Bu Fila.

12 Dec

Woow keren banget, sy jd tegang bacanya

11 Dec
Balas

Terimakasih Bunda, atas apresiasinya.

11 Dec



search

New Post