Satu Dua
Kharisma angka sungguhlah luar biasa
Tak berkaki tak bertangan
Tapi mampu seberangi pulau dan lautan
Ajak insan larut dalam euforia kebanggaan
Atas angka pilihan
Satu dua jadi angka idola zaman
Tak jarang jadi ajang perdebatan
Tak pelak jadi ajang pertengkaran
Sering pula jadi ajang rebutan incar jabatan
Satu dua kini bertebaran
Hiasi jalanan dan media sosial
Nurani tak lagi diperhatikan
Karena angka memang menggiurkan
Satu dua sangat berdekatan
Tapi tak bisa satu dalam ikatan
Satu dua bimbang berjalan beriringan
Karena tujuan beda jalan
Ah, satu dua memang ditakdirkan ada oleh Tuhan
Tuk lengkapi angka dalam bilangan
Tak usahlah kita ikut riuhkan
Apalagi sampai adu kekuatan
Ucap sesumbar dan saling rendahkan
Agar satu dua tampak paling besar
Biarkan satu dua berjalan
Dan tangan Tuhan yang akan menatanya dalam barisan bilangan.
Puisi dibuat tidak untuk dukungan pada angka tertentu. Puisi didedikasikan penulis untuk Indonesia. Mari bijak dalam berdemokrasi. Santun, saling menghormati, dan jangan pernah saling melukai. Jangan pertaruhkan kedamaian bangsa hanya karena kita beda pilihan atas angka. Jadilah pemilih bijak !
Selamat datang di Dunia literasi, dunia baca tulis kunci gerbang peradaban zaman, dunia buku tempat ilmu bertumpu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mari bersatu. Jangan may dipisahkan krn. Angka.
Insyaallah, Bunda Heli. Tak ada apapun yang akan mampu memisahkan persatuan bangsa. Kita bangsa besar, bangsa terhormat, dan bangsa yang kaya nilai-lihai luhur mulia.
Sangat kontekstual semuanya ingin berebut menjadi angka 1. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah.
Terimakasih, Bapak Mulya. Berebut untuk menjadi yang terbaik sebenarnya bagus, ajang kompetisi ide untuk bangsa. Akan tetapi jangan ditunggangi nafsu durjana untuk sebatas jadi pemguasa.
Puisi yang luar biasa Ibu. Saya suka sekali kalimat terakhir, "Dan tangan Tuhan yang akan menentukan dalam barisan bilangan". Silahkan satu dan dua berebutan nantinya toh tangan Tuhan jua yang menentukan. Barakallah Ibu Ayu
Matursembahsuwun, Bu Dyahni. Biar tangan yang akan menatanya, tak ada yang terjadi tanpa suratan takdir dariNya. Semoga tak ada lagi kegaduhan hanya karena militansi pada sebuah angka. Terimakasi, Bu Dyahni. Ditunggu karya-karya hebat Ibu Dyah berikutnya.
Luar biasaa....tulisan Bunda Ayu' yang selalu kurindukan..satu dua adalah pilihan, dan tidak harus sama, apalagi saling menjatuhkan, Sehat dan sukses slalu Bunda Ayu' ditunggu karya selanjutnya Bund...barakallah
Terimakasih, Bunda Marlupi. Telah berkenan menunggu dan merindu, sebuah kehormatan besar dinantikan oleh penulis ternama gurusiana, Bunda Marlupi. Satu dua adalah pilihan, tetapi kadang kita terjebak pada pemaksaan kehendak. Tak ijinkan yang lain berbeda, tak berikan ruang bagi mereka yang tak sama. Terimakasih, Bunda Marlupi. Selalu Ayu nanti dan rindukan pula karya-karya hebat Bumda Upik. Selamat menikmati liburan bersama keluarga tercinta.
Tulisan yang selalu sesuai kondisi dan update. Betul sekali satu dua berdekatan tapi tak bersatu dan memang harus tidak bersatu, karena kalau bersatu, justru tak bermakna. Jadi biarlah ia berbeda, tak beriringan sekalipun tak masalah, asal kita sikapi bijak, bahwa masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Sikap bijak ini yang ciptakan suasana damai, sesuai keinginan semua rakyat untuk Indonesia yang damai. Sukses selalu dan barakallah, karya Mbak Ayu selalu dinanti.
Terimakasih, Bunda Ropi. Sikap bijak dalam menyikapi perbedaan pilihan, membutuhkan kedewasaan dalam berpikir. Tak semua orang mampu untuk hidup dalam pilihan berbeda. Dilema angka ini tak hanya bersentuhan dengan warna bendera, tetapi juga mengusik sampai relung terdalam keluarga. Tetangga jadi tak saling sapa, saling unfollow sesama teman, saling hujat lawan dalam media televisi dan media sosial. Ada banyak contoh lain yang miriskan hati. Di atas sana tersenyum, di akar rumput saling berkelahi rebutkan angka. Ayo, jadi pemilih bijak, damaikan negeri !
Wow luar biasa incredible. Tulisan terkandung pesan moral untuk bijak menyikapi situasi dan keadaan. Menjadi lebih mawas diri. Terimakasih inspirasinya, barakallah.
Terimakasih, Bunda Rita. Sebatas pengingat untuk diri sendiri, jangan sampai karena angka, kita terpecah belah. Sukses selalu, Bunda Rita.
Satu.. Dua..dan Tiga.. Bagaimana kita harus menghadapinya....Tapi yang jelas semuanya akan bersinar apabila saling bergandengan tangan demi keutuhan negeri tercinta ini... Semoga selalu sehat dan menginspirasi Bu Ayu... Barakallah...
Terimakasih, Bunda Rini. Saling bergandengan tangan akan tampak mesra, salurkan kehangatan, dan tunjukkan tak ada pertikaian. Ayo, gandeng tangan saudara kita, untuk Indonesia !
Satu, dua dan seterusnya tetap saling melengkapi sebuah angka. Mksh, Bu barisan bilangan hari ini. Sehat, semangat dan sukses utk ibu dan keluarga...
Matursuwun, Ibu Fila. Benar, saling melengkapi agar damai negeri ini.
MasyaaAlloh.... Love u bu Ayu
Love yo too, My young sister. You are always in my heart. Experience is the best teacher. Be a winner in your live, love so much for your family.
Negara kita adalah negara demokrasi, saling menghormati dan menghargai satu sama lain tak hiraukan perbedaan tetap satu tujuan. Semoga kita jadi pemilih bijak yang dinanti. Luar biasa bun..baarakallah.
Terimakasih, Bunda Syeha. Saling menghormati adalah lagu wajib yang harus dinyanyikan semua jiwa. Tak boleh sampai menghilang, harus tetap digaungkan agar hidup damai dalam harmoni.