budi harsono

budi harsono, guru smpn 2 ngunut tulungagung penulis pemula, pecinta lingkungan, pecinta sejarah saat ini berjuang untuk menghidupkan gerakan literasi sekolah...

Selengkapnya
Navigasi Web

INGIN TAMPIL DI JAKARTA? IKUT MEDIA GURU

“Pak, ini uang saya. Untuk menerbitkan buku.” Katanya dengan mimic serius. Gadis yang pernah juara dua lomba lwak di sekolah itu tak tampak wajah jenakanya. Disodorkannya amplop putih berisi uang.

“Nanti saja, kalau naskahmu sudah jadi,” jawab saya. Naskahnya baru 22 halaman A4. Tentu saja masih kurang untuk menjadi sebuah buku. Telah saya sarankan untuk mengajak temannya menulis agar isi buku menjadi banyak halaman, satu buku dua pengarang.

“Saya sering ditanya ibuk, mengapa uang itu belum dibayarkan. Kawatir habis Pak,” setengah memaksa, dia berikan uang itu pada saya. Saya pun menerimanya dengan kuitansi.

“Kamu tidak ingin mejeng di Jakarta, di Perpustakaan Nasional, di Taman Mini?” rayu saya untuk memotivasi agar dia mau menulis satu buku

“Pengen Pak, tapi uang saya belum cukup untuk diterbitkan di media guru. Saya sudah tidak ada ide lagi untuk memperbanyak tulisan.”

“Masih ada waktu. Masih ada kesempatan untuk menabung. Masih ada kesempatan untuk memperbanyak tulisan novelmu.”

“Pengen, Pak, “ wajahnya berbinar, tampak semangatnya terpancar. “Ajarai ya Pak, biar tulisan saya banyak!”

“Apakah kamu tidak bangga ketika sudah di SMA tiba-tiba dapat panggilan untuk ke Jakarta, pamer buku karyamu?” serius saya memotivasi. Dia pun semangat menanggapi.

“Kamu baru dua kali konsultasi ke Pak Budi. Targetnya, minimal empat kali. Sarat utama satu, kamu tidak boleh bosan.”

Dia mengangguk pasti. Pertemuan pertama, saya motivasi untuk penulisan kalimat langsung. “Belajar mengetik dengan tanda baca yang benar. Kamu akan merasakan manfaatnya. Sebentar lagi kamu ujian. Pertanyaan tentang penulisan kalimat langsung selalu ada dalam ujian. Jadi dengan belajar membenahi tulisan, sama halnya mempersiapkan ujian bahasa Indonesia.”

Dia manggut-manggut. Pertemuan kedua saya minta untuk mengubah gaya perkenalan tokoh. Penokohan tidak menarik jika berupa paparan. Namun dengan gaya bicara, informasi dari tokoh lain, perilaku, pakaian yang dipkai, bisa menunjukkan karakter pelaku.

Pertemuan ketiga, saya minta untuk menjelaskan peristiwa yang diungkapkan dalam gaya deskripsi untuk diubah menjadi dialog. Pertama bertujuan agar cerita lebih hidup, kedua, agar tulisan bisa lebih banyak.

Di luar dugaan, Dalam waktu seminggu, karangannya sudah menjadi 38 halaman A4.

Dan kini dia berusaha menabung untuk bisa menerbitkan buku di media guru. Buku tunggal. Dengan mimpi ingin tampil di Jakarta pamer buku karyanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat menulisnya begitu tinggi semoga bukunya bisa terealisasi. Barakallah. Semangat menebar karya pak guru.

04 Mar
Balas

amin

05 Mar

Semoga harapannya terkabul ya Pak Budi.

04 Mar
Balas

amin terimakasih

05 Mar



search

New Post