budi harsono

budi harsono, guru smpn 2 ngunut tulungagung penulis pemula, pecinta lingkungan, pecinta sejarah saat ini berjuang untuk menghidupkan gerakan literasi sekolah...

Selengkapnya
Navigasi Web

SD KELAS 6 MULAI KENAL MIRAS

KAPAN KAMU MULAI MINUM? "Kapan kamu mulai mengenal minuman keras?"“Sejak SD Pak?”“Sejak SD? Kelas berapa?” jawaban sederhana, namun saya tidak terkejut dengan jawabannya. Banyak anak SMP yang kenal miras, ternyata bermula dari bangku sekolah dasar.“Waktu apa? Maksuda saya waktu ada kegiatan apa?”“Karnaval.” Jawabnya santai. Wajahnya kelihatan agak pucat, rambutnya tidak disisir.“Karnaval sekolah? Kamu berani munim bir?”“Bukan, Pak. Karnaval di desa. Waktu itu saya gabung dalam grup ‘ndayak’.”“Berapa orang temanmu dari SD yang berani ikut?” saya berfikir pasti ada beberapa teman SD nya yang gabung dan ikut mencoba minum.“Saya sendiri, Pak. Saya sudah lama ingin ikut karnaval dengan tubuh dicat hitam-hitam sambil berjalan berteriak-teriak.“Kamu tidak malu?”“Tidak pak. Tidak ada yang hafal wajah saya. Wajah juga hitam. Agar tidak malu, agar berani dilihat banyak orang, kami disuruh minum bir.”Saya tertegun. Permulaan mengenal miras justri dari peristiwa ini. Tahun lalau ada peserta karnaval yang bertengkar di jalanan, sampai urusan ditangani pihak kepolisian. Ternyata dari bau mulutnya berbau minuman keras.Ndayak, menurut istilah mereka bukan berarti suku Dayak seperti di Kalimantan. Mereka menyebut pakaian suku asmat dengan tubuh dibalur warna hitam hanya memakai celana pendek dengan istilah “ndayak”, meniru suku Dayak. Padahal pakaian dan tampilan mereka identik dengan suku Asmat dari Papua. Bahkan ada istilah yang lebih salah lagi, pakaian Indian dari Amerika, mereka sebut dengan pakaian Dayak. Pakaian ini laris disewakan dalam acara karnaval.“Bagaimana rasanya?” saya makin penasaran.“Pahit Pak. Tidak enak. Bahkan saya pusing,”“Pusing tapi tetap ikut karnaval?” “Iya Pak, kata teman saya nggak apa-apa, Cuma setengah gelas kecil. Disuruh tetap ikut. Karena saya peserta yang paling kecil, menjadi daya tarik penonton,”“Kamu ikut sampai finish?”“Ya . TernyaWajahnya kelihatan agak pucat, rambutnya tidak disisir.

“Sejak SD Pak?”

“Sejak SD? Kelas berapa?” jawaban sederhana, namun saya tidak terkejut dengan jawabannya. Banyak anak SMP yang kenal miras, ternyata bermula dari bangku sekolah dasar.

“Waktu apa? Maksuda saya waktu ada kegiatan apa?”

“Karnaval.” Jawabnya santai.

“Karnaval sekolah? Kamu berani munim bir?”

“Bukan, Pak. Karnaval di desa. Waktu itu saya gabung dalam grup ‘ndayak’.”

“Berapa orang temanmu dari SD yang berani ikut?” saya berfikir pasti ada beberapa teman SD nya yang gabung dan ikut mencoba minum.

“Saya sendiri, Pak. Saya sudah lama ingin ikut karnaval dengan tubuh dicat hitam-hitam sambil berjalan berteriak-teriak.

“Kamu tidak malu?”

“Tidak pak. Tidak ada yang hafal wajah saya. Wajah juga hitam. Agar tidak malu, agar berani dilihat banyak orang, kami disuruh minum bir.”

Saya tertegun. Permulaan mengenal miras justri dari peristiwa ini. Tahun lalau ada peserta karnaval yang bertengkar di jalanan, sampai urusan ditangani pihak kepolisian. Ternyata dari bau mulutnya berbau minuman keras.

Ndayak, menurut istilah mereka bukan berarti suku Dayak seperti di Kalimantan. Mereka menyebut pakaian suku asmat dengan tubuh dibalur warna hitam hanya memakai celana pendek dengan istilah “ndayak”, meniru suku Dayak. Padahal pakaian dan tampilan mereka identik dengan suku Asmat dari Papua. Bahkan ada istilah yang lebih salah lagi, pakaian Indian dari Amerika, mereka sebut dengan pakaian Dayak. Pakaian ini laris disewakan dalam acara karnaval.

“Bagaimana rasanya?” saya makin penasaran.

“Pahit Pak. Tidak enak. Bahkan saya pusing,”

“Pusing tapi tetap ikut karnaval?”

“Iya Pak, kata teman saya nggak apa-apa, Cuma setengah gelas kecil. Disuruh tetap ikut. Karena saya peserta yang paling kecil, menjadi daya tarik penonton,”

“Kamu ikut sampai finish?”

“Ya . Ternyata bener, saya kuat, saya tidak mabuk,” wajahnya tampak bangga dengan keberhasilannya minum pertama kali tidak mabuk.ta ber, saya kuat, saya tidak mabuk,” wajahnya tampak b minum pertama kali tidak mabuk.

KAPAN KAMU MULAI MINUM? "Kapan kamu mulai mengenal minuman keras?"“Sejak SD Pak?”“Sejak SD? Kelas berapa?” jawaban sederhana, namun saya tidak terkejut dengan jawabannya. Banyak anak SMP yang kenal miras, ternyata bermula dari bangku sekolah dasar.“Waktu apa? Maksuda saya waktu ada kegiatan apa?”“Karnaval.” Jawabnya santai. Wajahnya kelihatan agak pucat, rambutnya tidak disisir.“Karnaval sekolah? Kamu berani munim bir?”“Bukan, Pak. Karnaval di desa. Waktu itu saya gabung dalam grup ‘ndayak’.”“Berapa orang temanmu dari SD yang berani ikut?” saya berfikir pasti ada beberapa teman SD nya yang gabung dan ikut mencoba minum.“Saya sendiri, Pak. Saya sudah lama ingin ikut karnaval dengan tubuh dicat hitam-hitam sambil berjalan berteriak-teriak.“Kamu tidak malu?”“Tidak pak. Tidak ada yang hafal wajah saya. Wajah juga hitam. Agar tidak malu, agar berani dilihat banyak orang, kami disuruh minum bir.”Saya tertegun. Permulaan mengenal miras justri dari peristiwa ini. Tahun lalau ada peserta karnaval yang bertengkar di jalanan, sampai urusan ditangani pihak kepolisian. Ternyata dari bau mulutnya berbau minuman keras.Ndayak, menurut istilah mereka bukan berarti suku Dayak seperti di Kalimantan. Mereka menyebut pakaian suku asmat dengan tubuh dibalur warna hitam hanya memakai celana pendek dengan istilah “ndayak”, meniru suku Dayak. Padahal pakaian dan tampilan mereka identik dengan suku Asmat dari Papua. Bahkan ada istilah yang lebih salah lagi, pakaian Indian dari Amerika, mereka sebut dengan pakaian Dayak. Pakaian ini laris disewakan dalam acara karnaval.“Bagaimana rasanya?” saya makin penasaran.“Pahit Pak. Tidak enak. Bahkan saya pusing,”“Pusing tapi tetap ikut karnaval?” “Iya Pak, kata teman saya nggak apa-apa, Cuma setengah gelas kecil. Disuruh tetap ikut. Karena saya peserta yang paling kecil, menjadi daya tarik penonton,”“Kamu ikut sampai finish?”“Ya . Ternyata bener, saya kuat, saya tidak mabuk,” wajahnya tampak bangga dengan keberhasilannya minum pertama kali tidak mabuk.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post