Peran seorang guru di era sekarang ini semakin vital dalam membentuk karakter dan membimbing perkembangan siswa agar menjadi manusia yang mampu memanusiakan. Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) guru bukan hanya sekadar mengajar dan mendidik tetapi lebih dari itu. Guru harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Guru harus mempunyai semangat untuk terus belajar dalam meningkatkan kompetensinya. Guru harus berani keluar dari zona nyaman agar tidak tergilas oleh zaman.

Berbagai tantangan yang dihadapi oleh guru dalam mendidik anak di masa generasi Z karena mereka tumbuh di era yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Oleh karena itu, dalam mendidik perlu pendekatan humanis dan guru harus mampu menjadi role model. Mengapa guru harus mampu menjadi role model? Jawabannya adalah karena generasi Z kebanyakan tidak senang untuk dinasihati, Ia lebih senang jika diberikan contoh langsung. Sehingga peran guru ini harus benar-benar menjadi teladan bagi siswanya.

Sebagai role model, tentunya guru harus memberikan contoh yang baik. Guru yang senantiasa belajar meningkatkan kompetensinya akan mempengaruhi kualitas keberhasilan siswanya. Dalam mencapai tujuan bersama, maka beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru, seperti sebagai guru melakukan refleksi, guru melakukan inovasi, dan guru melahirkan prestasi. Ketiga elemen tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Ketiganya merupakan kunci dalam menciptakan pengalaman belajar yang inspiratif dan transformatif bagi setiap siswa sehingga membawa mereka menuju kesuksesan di masa depan yang dinamis.

Pertama, guru melakukan refleksi. Kegiatan refleksi adalah kegiatan yang penting untuk dilakukan oleh seorang guru. Refleksi bukan sekadar melihat kebelakang apa yang telah dilaksanakan, tetapi mampu memaknai setiap interaksi yang telah terjadi. Menjadi guru yang reflektif berarti secara kontinu mengevaluasi metode mengajarnya, melihat apa saja yang kurang dan perlu untuk dibenahi dalam meningkatkan keberhasilan siswa. Jadi, tujuan dari refleksi adalah membantu dalam memahami diri.

Kedua, guru melakukan inovasi. Melakukan inovasi adalah sebuah keharusan. Guru harus kreatif dalam mengemas pembelajaran. Guru harus mampu menggali gagasan baru untuk mengatasi segala permasalahan pembelajaran. sebagai contoh siswa generasi Z lebih senang belajar melalui kolaborasi dan interaksi dengan sesama teman sebayanya. Maka guru perlu memanfaatkan metode pembelajaran berbasis proyek atau memberikannya tugas kelompok sehingga mampu meningkatkan interaksi antar sesama. Contoh lain, generasi Z terbiasa dengan media sosial, sehingga guru perlu diharapkan kreatif dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajarannya. Hal ini dapat dilakukan seperti memanfaatkan video pembelajaran, gim edukasi, dan Platform Merdeka Mengajar (PMM) atau platforrm daring lainnya.

Ketiga, melahirkan prestasi. Prestasi bukan sekadar dilihat dari hasil tes atau nilai akademis seseorang. Sebagai seorang guru, prestasi telihat pada dampak yang dihasilkan pada siswanya. Prestasi tertinggi seorang guru adalah ketika ia mampu menginspirasi, memotivasi, dan membimbing siswanya untuk menggali potensi terbaiknya. Sebagai contoh, ketika siswa mampu memanusiakan manusia berarti guru tersebut telah berprestasi tinggi karena mampu membentuk karakter siswanya. Prestasi yang diperoleh adalah tidak terlepas dari keseimbangan yang tepat antara refleksi yang mendalam dan kreativitas untuk menerapkan inovasi.