Budiyanti Anggit

Menulis adalah bagian dari hidupnya. Dengan menulis hidup lebih bermakna. Oleh karena itu menulis dan menulis. Saat ini mengajar di SMP N 2 Banyubiru Kabupaten ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Hati-hati Menjawab, Ketika Anak Banyak Bertanya (Tagur 40)

Hati-hati Menjawab, Ketika Anak Banyak Bertanya

@parenting2

Pada saat anak usia tiga tahun biasanya belum begitu banyak bicara. Namun, jelang usia 4 tahun anak banyak bicaranya. Ia makin terampil berbicara. Hal ini seperti cucu saya. Benar-benar banyak bicaranya. Semua hal ditanyakan, semua orang diajak bicara. Tak ada rasa takut pada siapa pun. Ada tamu langsung disapa. Saat bertamu pun banyak bicara istilah jawanya grapyak.

Beberapa hari lalu saat diajak ke Ungaran dan bertemu seorang tukang yang sedang bekerja ia pun mulai beraksi.

“Ini apa?” katanya sambil pegang-pegang besi.

“Ini besi,” jawab Pak Tukang

“Untuk apa?” tanya cucu lagi dan tanya dan tanya terus. Tiada henti. Sampai akhirnya. Cucu melihat Pak Tukang sedang merokok

“Kok merokok?”

“Iya..

“Merokok itu berbahaya,” dengan logat bahasa Indonesia khas anak-anak. Suaranya jelas. Ia pun memegang besi untuk rangka rumah. Dan terus saja bicara. Saat itu rasanya ingin tertawa melihat ulahnya. Belum lagi saat bersama saya di luar. Ia melihat bulan. Ia pun bertanya, kenapa bulan bersinar dll.

Bagaiamana menyikapi hal ini? kita sebagai orang lebih tua harus benar-benar hati-hati jika mau menjawab. Karena setiap jawaban akan terekam di otak. Jangan sampai kita salah. Selain itu usahakan jangan sampai kita putus begitu saja pertanyaannya dengan kalimat yang akan membuat dia tidak berani bicara.

“Kok kamu cerewet sih, tanya melulu!”

Kata-kata seperti itu kadang dilontarkan oleh orang tua yang mungkin sibuk, capek dan gak mau meladeni. Apa lagi anak tersebut bertanya tiada henti. Lha baiknya bagaimana. Pada masa usia 3 sampai 4 tahun menurut penelitian orang Inggris bahwa anak akan mampu bertanya 300 pertanyaan setiap hari. Dan pada masa itu memang anak sedang masa pembentukan kemampuan kognitif untuk memahami mengapa sesuatu hal terjadi. Nah benar kan bahwa anak seusia itu rasa ingin tahunya tinggi. Oleh karena itu kita harus menjawab yang logis. Jangan sampai kita jawab, sudah dari dulu, atau bahkan kita jawab kok kamu bertanya terus sih. Andai kita tidak bisa menjawab asal yang tidak masuk akal. Andai kita kesulitan kita katakana saja bahwa nanti dicari di buku. Ajak dia membaca, atau ajak ke perpustakaan. Sementara itu kita mencari buku atau referensi yang berkaitan dengan pertanyaan tersebut.

Itulah sedikit tentang hal jika anak atau cucu kita suka bertanya. Semoga bermanfaat.

Ambarawa, 2 Juli 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post