Tantangan hari ke-33

#TantanganGurusiana

Nek wani ojo wedi-wedi, nek wedi ojo wani-wani. Kalimat itu terus saja tergiang di telingaku. Sebuah kalimat yang memiliki makna yang begitu dalam. Dalam bahasa Indonesia kalimat itu berarti “Jika berani jangan takut-takut, jika takut tidak usah berani-berani”. Kalimat ini mengandung maksud bahwa saat melakukan sesuatu kita harus benar-benar siap dengan segala konsekuensinya. Pantang menyerah. Jika tidak siap maka lebih baik jangan dilakukan. Tersirat makna yang menantang kita dan sekaligus menjadi motivasi yang luar biasa.

Malam tadi, aku mencoba mengajak salah seorang rekan untuk ikut belajar menulis. Rekanku ini adalah seorang yang pantang menyerah dan juga pekerja keras. Dialah yang dulu menyampaikan kalimat “Nek wani ojo wedi-wedi, nek wedi ojo wani-wani”. Mula-mula aku tanya apakah dia hobi menulis. Aku pun mengirimkan beberapa link artikelku di Gurusiana. Setelah beberapa saat ia pun memberikan kritik saran (krisan) terhadap artikel yang sudah aku tulis. Krisan yang bagus.

Dia menyampaikan tentang membuat sebuah tulisan yang mampu menggerakkan pembacanya, tulisan tentang keteladanan seseorang dalam hidupnya. Ok, aku anggap ini sebagai tantangan yang harus aku taklukkan. Untuk saat ini, aku baru mulai belajar merangkai kata. Untuk menulis sebuah cerpen saja aku belum bisa. Mudah-mudahan suatu saat nanti aku mampu menulis sesuatu yang mampu menginspirasi.

Ada satu saran berupa judul sebuah tulisan “Sejahtera Keluarga di Tengah Belantara” untuk dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Semoga bisa. Tapi terus terang belum tahu harus mulai dari mana.

Mungkin ada pembaca yang bisa memberi arahan ke saya?

Sekadau, 23 April 2020