Heruwati Sulistyaningtyas

Perjalananku sebagai pelaku pendidikan dan pemateri, membuatku tergerak untuk menulis mushaf yang akan menjadi prasasti, saat nanti kalau sudah waktunya a...

Selengkapnya
Navigasi Web
Keluarga Cemara

Keluarga Cemara

Harta yang paling berharga adalah keluarga Istana yang paling indah adalah keluarga Puisi yang paling bermakna adalah keluarga Mutiara tiada tara adalah keluarga

Jujur, nonton film ini, bukan tujuan utamaku sebenarnya,mungkin karena rasa sayang sama cucu melebihi segalanya,maka terpaksa aku temani mereka di salah satu studio film terbesar di Jogja.. Pasti ada lasan yang kuat, kenapa aku nggak berminat, karena film ini adalah reborn dari sinetron ‘keluarga cemara’ zaman dulu yang dibintangi novia kolopaking dan adi kurdi sekian tahun yang lalu.

Film ini dibuka dengan keluarga Abah ( Ringgo Agus Rahman}yang dalam kehidupan mewahnya, terpaksa harus bangkrut dan jatuh miskin karena ulah adik iparnya.

Permainan rasa, dimulai disini, bagaimana respons Emak (Nirina Zubir), Ara (Widuri Sasono), dan Adhisty Zara (Euis) yang mampu melewati semua ini dengan polos dan natural sekali, sehingga tidak ada niatan sedikitpun untuk protes atau berontak kepada Gusti Allah karena musibah ini.

Emak yang selalu memposisikan diri menjadi Istri yang bijak dan sosok ibu yang selalu menyejukkan diperankan sangat apik oleh Nirina yang biasanya ‘pecicilan dan cengengesan”. Demikian juga Agus Ringgo, sosok sebelumnya hilang lenyap dan berubah total menjadi abah yang bijak, sabar dan mengayomi.

Bagaimana dengan kedua anak mereka, Euis (Zara JKT48) dan Ara (Widuri Puteri), apakah mereka mampu untuk bisa menerima semua musibah ini ? disinilah hebatnya film ini, biasanya anak anak yang kondisi orang tuanya bangkrut, akan menjadi pemarah, dendam atau mungkin malah frustasi, tapi kondisi yang bisa ditebak tadi, tidak terjadi. Mereka enjoy menikmati semuanya, bahkan saat si Euis yang harus berjualan opak pun sangat menikmatinya.

Pelan, aku dengar isakan tangis yang tertahan, aku cari sumber suara tadi,ternyata berasal dari cucu perempuanku Khansa. Aku lirik sejenak, tapi aku biarkan dia menikmati pesan film yang entah apa yang dia tangkap.

Gusti Allah pasti memberi pesan sesuai dengan kesanggupan dan kemudahan nya.

Nontonlah film ini, maka pesan indah kehidupan akan didapatkan

Believe it...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah diceritakan kembali filmnya oleh bunda begitu apik, mengambil hikmah dari suatu film yang notabene gambar bergerak hasil interpretasi tulisan/literasi. Keren. Salam kenal dan salam literasi. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah.

07 Jan
Balas

Matur sembah nuwun pak Mulya, saya lagi belajar menulis. Tulisan bapak salah satu sumber inspirasi saya...Salam kenal kembali, salam literasi

07 Jan



search

New Post