(8), Macan Kehilangan Taji
.
.
.
#407
#836
(336)
.
.
.
Macam-macan menjadi ompong
berada di hutan kosong
pucuk-pucuk daun tak memberi arti
ada berada dalam bersia
loreng mengabur rupa
menjadi warna antah berantah
.
Macan-macan menjadi ompong
berada di hutan kosong
hari tidak menjadikan cakar bertaji
menit dan waktu menyalinnya menjadi batu
memberi kekerasan baru bermutu
.
Hutan ini sudah kehilangan penghuni
Jikapun masih ada sebongkah
Sebatas berlalu saja
Dedaunan hilang nyawa sudah
.
Macam kini belajar menari
Sebab itu yang menyedap di pandang mata
Tajinya, lama bersangkur sudah
.
Sekarang ia mengaum,
Dalam kebimbangan pasti
.
Dikaukah satu dari macan itu...?
.
.
.
Aekkanopan, 682022
Labura, Sumut
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang bermakna. Keren,Bu.
Mantap puisinya mbak.. Sukses selalu
Keren puisinya Bunda Salsa
Luar biasa menginspirasi bunda. Penuh dengan maknawi
Macan saat tidak pada habitatnya, pastilah hilang wibawanya. Puisi dengan simbol macan yang apik. Salam hormat dari pak Andik Rasida, bu.
Kereen puisi sarat kritik sosial di masyarakat, semoga sehat selalu bunda Salsa
mantap keren cadas... puisi keren menewen, memesona penuh makna... salam literasi sehat sukses selalu bunda Sri Siti Rasida bersama keluarga tercinta
Puisi yang sangat indah dan sarat dengan makna bunda Sri, jika macan sudah kehilangan taji, berarti ada yang harus diperbaiki. Salam sehat dan bahagia selalu.