Balada Sekuntum Bunga 2
.
.
.
#443
#841
(341)
.
.
.
Kembang merenung bernafas waktu
Dalam keheningan dalam rusuh
Kata dirangkai ke hulu nadi
Masyuk berdua dengan Ilahi
.
Sudah penciptaan kehadiran di bumi
Menyambung lalu segenggam insani
Sambung nyawa hilang nyawa
Meski dunia masih dipinta
.
Menjalin kasih tak kenal waktu
Membaca kalam siang dan malam
Kuntum tersenyum kelopak mengepak
Esok berserak sudah kehendak
.
Meski memberi diri kan punah
Singkat dititah memberi guna
Bukan kumbang serapah amarah
Menerima penciptaan menjadikan berkah
.
Kembang menebar berjuta aroma
Menyedap pandang mengundang suka
Nafas dipunya untuk memberi
Jalinan hati pada pencipta
.
Memberi hidup tanpa cemberut
.
.
.
Aekkanopan, 992022
Labura, Sumut
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Indah puisinya, salam sehat dan sukses selalu Bu Rasida
Terima kasih Ibu Zuyyinah, aamiin.
Puisi indah penuh makna bunda. Luar biasa menawan
Alhamdulillah bapak.
Luar biasa, Ibu Sri memang penyair ulung. Panda memilih kata. Sukses Bu Sri Siti Rasida
Aamiin.
Kembang menebar berjuta aroma, menyedap pandang mengundang suka. Diksi puisi yang indah Bunda Sri, salam sehat adan bahagia selalu.
Sehat buat kita semua Ibu Libe.