Sri Siti Rasida, S.Pd.,M.Si.

Bertugas di SMP Negeri 2 Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumut. Saat ini sebagai Ketua Forum Masyarakat Literasi Indonesia Kabupa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Balada Sekuntum Bunga
Pinterest

Balada Sekuntum Bunga

.

.

.

#442

#840

(340)

.

.

.

Bunga belum lagi merekah

Masih kuntum belum berwarna indah

Serangga datang mencari celah

Mengambil masa, menunggu waktu

Datang pergi satu-satu

.

Waktu tak bisa berhenti

Ia terus berjalan sesuai janji

Kuntum bunga semakin merekah

Beraroma memanggil kumbang datang

Semut dan kumbang mendekat tak diundang

.

Kembang tersenyum merekah

Bermandi aroma semerbak mewangi

Memeluk damai akan penciptaan padanya

Belum puas menikmati rasa akan keindahan dipunya

Serangga merusak pada jejak sesuka

.

Keharuman dipunya perlahan memudar

Hilang tenaga mengaromai sekitar

Raut mengembang pun hilang pesona

Jejak langkah memberi noda

Menyisakan luka pada kelopak

.

Kembang berdurja,

Merenungi kehancuran padanya

Ia masih ingin bersuka

Namun daya sebatas menerima

Mewangi berjerat lara sendiri

.

Satu-satu kelopak luluh

Melambai rendah menghampiri bumi

Menjadi hiasan abadi di sana

Kebersamaan mekar lenyap sudah

Tinggal kehancuran pada diri sendiri

.

Tidak ada lagi yang tersisa

Madu telah dihisap

Kelopak-kelopak indah pun lenyap

Kumbang telah pergi

Kembang tafakur merenungi diri

.

Aekkanopan, 892022

Labura, Sumut

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wiihh sedih banget nasib sekuntum bunga, belum berkembang sudah hancur.Keren manrap puisinya Bu Memang hebat serst maknaSalam literasi Bu SitiTetep sehat selalu bahagia

08 Sep
Balas

Salam Ibu Ely. Hari ini imajinasinya masih ke bunga.

09 Sep

Luarrr biasa indah puisi penuh makna bunda. Sukses sllu

08 Sep
Balas

Makna tersirat makna tersurat.

09 Sep

Luar biasa, semoga kuntummahkota yang rusak tidak sia-sia. Putikpun berdendang menerima kehadiran serbuk sari, untuk menghasilkan benih baru. Sukses Bu Sri Siti Rasida

08 Sep
Balas

Menyambut masukan Pak Rochadi, Balada Sekuntum Bunga lanjut hari ini. Terima kasih bapak.

09 Sep

Sekuntum memberikan keindahan dan menebarkan aroma wangi, namun hanya sementara. Diksi puisi yang indah dan sarat dengan makna. Salam sehat dan bahagia selalu Bunda Sri.

08 Sep
Balas



search

New Post