BungRam

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Orangtua, Ramadan, dan Darurat Pandemi - Bahagia Menyambut Bulan Suci

Orangtua, Ramadan, dan Darurat Pandemi - Bahagia Menyambut Bulan Suci

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Swt, atas segala karunia yang telah Dia anugerahkan kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga tercurahkan atas nabi Muhammad Saw beserta keluarganya yang mulia dan para sahabatnya.

Bulan Sya’ban sudah mendekati penghujungnya, matahari Sya’ban mulai memberikan isyarat kepada “sabit Ramadan”. Angin musim kemarau menerpa dedaunan yang jatuh kering di bulan April penuh duka. Semua insan terkurung dalam isolasi akibat pandemi yang belum reda.

Sebagai orangtua, kita harus tetap semangat dalam menyiapkan anak-anak menjalani pola belajar yang tidak biasa. Begitupun hingga menjelang dan memasuki Ramadan ini, dengan pemberlakuan PSBB ini, proses pembelajaran tetap akan dilangsungkan jarak jauh.

Bagaimana pendampingan anak ini tetap berjalan dengan baik dan memberikan dukungan kepada semangat belajar anak, khususnya memasuki Ramadan?

Apa kegiatan ‘penyemangat’ Ramadan yang bisa kita lakukan bersama anak di tengah suasana PSBB ini?

Memasuki bulan Ramadan, kegiatan belajar tentunya tidak berhenti, dalam artian anak-anak tidak libur atau meliburkan diri karena memasuki bulan Ramadan. Orangtua tetap masih dapat mendampingi anak-anak belajar di rumah selama Ramadan dan selama masa PSBB ini. Para guru sudah menyiapkan kegiatan belajar seperti sebelumnya dengan baik. Dan orangtua juga dapat membantu anak-anak belajar di rumah secara fleksibel.

Selama Ramadan, orangtua bisa melakukan aktifitas bersama anak secara terprogram, ataupun menyesuaikan kondisi masing-masing orangtua di rumah di tengah kondisi darurat PSBB.

Adapun ‘penyemangat’, ialah aktifitas menyambut kedatangan bulan suci Ramadan bersama anak-anak sesuai kondisi yang ada. Sebagai orangtua, kita melakukan aktifitas bersama anak menyambut Ramadan, untuk tujuan membuat anak-anak merasa senang dengan kedatangan bulan suci ini. Mereka merasa gembira memasuki bukan yang mulia ini, meskipun bagi anak-anak yang belum baligh belum diharuskan berpuasa, namun mereka bisa melakukan aktifitas yang mereka mampu sebagai bagian dari pendidikan dasar ubudiyyah dan amaliyyah Ramadan.

Menyambut Ramadan bersama anak-anak di rumah bisa dilakukan dengan cara:

1. Mulai memberitahukan bahwa sebentar lagi kita semua ummat Islam khususnya, akan menghadapi bulan suci Ramadan, bulan yang mulia, bulan penuh rahmat, keberkahan, dan ampunan.

2. Menjelaskan kepada anak-anak, bahwa mereka bisa ikut berpuasa bersama orangtua. Karena dengan berpuasa tubuh akan menjadi sehat, dan juga mendapat pahala yang besar di sisi Allah Swt.

3. Mulai membiasakan bangun tidur lebih awal, agar nanti ketika masuk bulan Ramadan mereka tidak merasa kesulitan untuk bangun sahur.

4. Mangajak anak merapihkan rumah, membersihkan rumah bersama untuk menyambut bukan suci Ramadan.

5. Bersama anak ikut menghias kamar atau rumah sebagaimana ditugaskan oleh guru mereka di sekolah.

6. Untuk membiasakan pola makan yang berbeda saat menjalankan ibadah puasa, orangtua bisa mengubah waktu makan bersama anak sekitar 5-3 hari mendekati Ramadan.

7. Anak-anak kelas 1-2 SD bisa diberi pengertian jika memang mereka belum siap melakukan puasa sehari penuh, boleh belajar menahan makan untuk waktu tertentu di waktu siang bulan Ramadan.

8. Tetap menunjukkan sikap wajar dan normal dalam menyiapkan makanan, tidak berlebihan saat berbuka. Karena puasa sejatinya bukan memindahkan waktu makan, sehingga ada sebagian yang berlebihan ketika makan di malam hari.

9. Mulai membiasakan shalat berjama’ah di rumah, dan menjelaskan pentingnya untuk tetap di rumah selama bulan Ramadan.

Adapun hal-hal yang bisa dilakukan oleh orangtua dalam melakukan aktifitas belajar di bulan Ramadan di antaranya:

1. Melaksanakan ibadah sholat berjama’ah di rumah

2. Membaca quran bersama atau sesuai kemampuan waktu anak-anak melakukannya.

3. Mendampingi belajar anak berdasarkan anjuran dan jadwal kegiatan yang sudah dibuat oleh guru di sekolah.

4. Membuat suasana di rumah lebih menyenangkan dengan aktifitas yang beragam dengan tetap melakukan isolasi diri secara mandiri.

5. Tidak perlu memaksa anak belajar secara kaku lewat buku materi kurikuler. Bisa menyesuaikan dengan kondisi diri anak.

6. Membuat kesepakatan dengan anak, antara waktu belajar sesuai kesepakatan yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah, dengan waktu yang sesuai dengan kondisi dan kenyamanan anak selama perubahan pola makan atau jajan selama bulan Ramadan.

7. Memfasilitasi anak dalam mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan berempati kepada sesama.

8. Mengajak anak belajar tentang keterampilan, kesenian yang sesuai dengan hobi, minat, dan bakat mereka.

Selama masa PSBB ini, jika kita memaksimalkan keberadaan kita sebagai orangtua bersama anak-anak di rumah, insya Allah menjadikan suasana Ramadan di tengah kondisi darurat ini lebih bermakna dan penuh tantangan yang luar biasa dalam koridor pendidikan anak. Semoga Allah Swt senantiasa melindungi kita semua, dan bencana ini segera berakhir.

(BungRam - 16-04-2020)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post