Akhirnya Masa Basis itu Usai
Tantangan Hari ke-1729
#TantanganGurusiana-5
***
Tiga bulan itu terasa sangat lama. Bagi siswa baru di sekolah ini, kegiatan Masa Basis itu sangat berat. Karena memang sejak awal berdiri sudah menjadi tradisi. Bahwa selama masa Basis, banyak hal yang diajarkan kepada siswa baru. Apalagi mereka yang sangat bisa jadi baru pertama kali berpisah dengan kedua orang tuanya, maka pasti sangat berat.
Pada masa lalu, komunikasi sangat terbatas. Karena tidak ada alat komunikasi secanggih era sekarang. Walaupun gawai dilarang, tetap saja siswa baru punya akses untuk bisa menghubungi kedua orang tuanya. Entah itu secara ilegal ataupun setengah ilegal. Kalau bahasa agama bisa disebut subhat, atau jangan-jangan sudah masuk kategori haram alias pelanggaran. Tapi kok bisa? Ya bisa lah. Apalagi yang punya jaringan (hanya bisa senyam senyum saja).
Begitu pula terkait mencuci pakaian. Selama masa Basis, siswa baru pada angkatan terdahulu, merasakan bagaimana rasanya mencuci pakaian dan menyetrika pakaiannya sendiri. Jika selama ini tinggal terima beres, karena ada mamanya, atau bibik pembantu di rumahnya. Sekarang di sekolah sudah dibantu dengan adanya petugas loundry. Artinya, secara perjuangan pasti sudah mengalami proses pengurangan nilai kejuangannya. Belum lagi terkait makanan, masih saja banyak siswa yang mendapatkan paket kiriman dari orang tuanya.
Nah terkait kegiatan penutupan masa Basis ini, sekaligus juga pemasangan Baret kepada perwakilan siswa oleh pejabat provinsi. Lalu siswa yang lain dipasang langsung oleh kedua orang tuanya, setelah proses pemasangan baret kepada perwakilan selesai dilaksanakan. Tentu saja, kegiatan ini mengandung banyak "bawang merah" dan sedikit cabe rawit.
Derai air mata mengiringi proses pemasangan baret kepada setiap anak. Yang lebih menguras energi dan air mata adalah manakala ada siswa yang kedua orang tuanya tidak datang atau terlambat datang. Pada saat semua temannya sudah dipasangkan baretnya, disertai dengan pelukan hangat kedua orang tuanya, lalu siswa yang belum berjumpa dengan kedua orang tuanya hanya bisa menangis berurai air mata, tapi tetap dengan posisi berdiri sikap sempurna.
Jika menemukan siswa yang seperti ini, saya berusaha mengambil tempat merangkul anak tersebut sembari meyakinkan, bahwa kedua orang tuanya pasti datang. Karena hari ini adalah momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh seorang anak. Andaikan benar-benar tidak datang, maka sang wali kelaslah yang menjadi dewa penyelamat. Wali kelas bertindak sebagai pengganti orang tuanya memasangkan baret di kepalanya. Bisa dibayangkan kesedihan siswa tersebut.
Spesialnya lagi, hari ini sekaligus menjadi hari yang luar biasa. Bukan disengaja, tapi itulah berkahnya. Penutupan Masa Basis dan Pembaretan Siswa Angkatan XXXI, bersamaan dengan hari lahir sang fotografer. Spesial? Tentu saja. Semoga semua doa terbaik yang disampaikan menjadi doa untuk semua, agar kebaikan selalu menyertai setiap langkah membersamai anak-anak hebat Angkatan XXXI.
Sukses untuk semua siswa Titian Teras. Ingat selalu, bahwa ada nama besar yang harus kalian pertanggungjawabkan jika tidak menjaga amanah tersebut. Sosok pendiri sekolah ini, yang namanya disematkan sebagai nama sekolah, yaitu Alm. Bapak H. Abdurrahman Sayoeti. Nama baik dan harapan beliau, menjadi pemantik semangat untuk terus dan tetap menjadi yang terbaik. Manakala tidak amanah, maka bersiaplah dengan menghadapi pengadilan akhirat yang tidak ringan. Karena cita-cita para pendiri telah dikhianati.
***
~~ Lapangan Hitam, 101024 ~~
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren...lanjutkan
Terimo kasih banyak Uni. Sukses selalu
Keren banget, salam sukses
Terima kasih banyak Pak Su. Sukses selalu
Duuuhh...oma ikut baper membayangkan yg ortunya ga dtg.
Datang sih Oma gaul, Cuman terlambat, sementara si anak sudah keburu nangis duluan.. hehe. Sukses selalu
MasyaAllah Mas. Sukses untuk Sekolah Teras Titian. Luar biasa proses pembelajaran menghargai perjuangan. Sungguh luar biasa. Semoga terlahir generasi yang tangguh.
Aamiin. Hatur nuhun pisan Teh Eyang. Sukses selalu
Pasti suasananya bikin baper. Apalagi fotografernya. Hehe... . Salam sukses, Bapak.
Benar sekali Mbakku. Saya orangnya gampang sedih. Melihat anak yang sedih karena orang tuanya belum datang, kebayang anak sendiri seandainya berasa pada posisi seperti itu . Sukses selalu
Luar biasa ulasannya, Pak. Salam sukses selalu!
Terima kasih banyak Mbak. Sukses selalu
Luar biasa ulasannya, Pak. Salam sukses selalu!
Mantap dak sukses terus, Yah!
Terimo kasih banyak Bang Kepsek. Sukses selalu
Subhanallah luar biasa terharu banget
Terima kasih banyak Mas ustadz. Sukses selalu
Suasana yang akan menjadi kenangan. Sukses selalu Pak.
Terima kasih banyak Mbak Kepsek. Sukses selalu