Guru Idola (Bagian 2)
Tantangan Hari ke-1038
#TantanganGurusiana-3
***
Setelah resmi didaftarkan oleh guru kelas 1, maka otomatis saya juga sah sebagai murid baru di SD kampung saya. Guru kelas yang baik hati sampai kini takkan pernah bisa dilupakan. Entah mengapa, kisah bersama guru di sekolah sangat sulit dilupakan.
Pola pengasuhan yang dirasakan saat kelas 1 SD seperti seorang ibu mengasuh anaknya sendiri. Untungnya saya bukanlah tipe murid yang manja. Setiap kekurangan selalu dibantu oleh guru. Justru sebaliknya, saya sering diminta oleh guru kelas duduk disamping teman yang kesulitan membaca. Dengan cara seperti ini, kemampuan membaca dan menulis saya semakin terasah. Untuk ukuran murid kelas 1, tulisan saya sangat berbeda dengan teman-teman lainnya. Itulah mengapa saya diminta membantu teman sabaya. Anehnya, untuk ukuran murid kelas 1 SD sekarang sangat jarang dan mungkin tidak pernah terjadi. Itu pula yang membuat seorang murid yang awalnya hanya dengan status ikut-ikutan sekolah, berhasil naik kelas dengan nilai sangat bagus.
Pengalaman kelas 1 tidak jauh berbeda dengan kelas 2. Buk Mardiah adalah guru kelas yang tegas. Walaupun masih status kelas rendah alias masih anak-anak, beliau tetap menerapkan disiplin yang baik. Murid yang malas akan diberi hukuman. Sehingga dapat memberi efek jera pada murid tersebut. Bisa dibayangkan jika anak kelas 2 sekarang dihukum guru kelasnya. Urusannya bisa ke aparat penegak hukum.
Saat ujian tiba, murid yang usianya paling muda, ternyata masih belum mampu dikalahkan oleh teman-temannya. Padahal dari segi usia, harusnya masih berstatus sebagai murid kelas 1. Ternyata kecelakaan itu tidak selalu berakibat fatal. Buktinya sang penulis kisah ini. Ia akhirnya berada di kelas yang bukan usianya.
Setelah ujian akhir tahun pelajaran, murid termuda tersebut tetap melaju dengan nilai terbaik, dengan demikian ia berhak mendapat hadiah dari guru kelasnya. Begitu dikelas 3, bertemu dengan guru kelas laki-laki. Beliau bernama Pak Wasil. Sosok guru yang satu ini sangat dekat dan penyayang. Beliau memperlakukan muridnya layaknya seorang ayah terhadap anaknya. Akan tetapi jangan coba-coba nakal. Karena siap-siap telinga akan di jewer oleh beliau. Sungguhpun dihukum seperti itu, sifat kejenakaan beliau sangat menghibur, sehingga yang sedang dihukum juga ikut serta menikmati tawa renyah teman-temannya.
Ujian sudah didepan mata. Murid termuda di kelas tetap fokus dengan pelajarannya. Bukan berarti tidak pernah bermain dengan teman-temannya. Keasyikan belajar membuat dirinya sibuk dengan pelajaran. Berbeda dengan temannya yang lain. Saat jam istirahat yang biasa disebut jam keluar main, maka lapangan sekolah yang luas seolah tidak muat menampung murid kelas 1 sampai kelas 6 bermain.
(Bersambung)
***
~~ Mendalo Mas, 161122 ~~
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Zaman dulu mah kalau anak salah, dihukum guru tak masalah. Sekarang guru bisa masuk penjara karena hal itu. Miris. Eh, si anak bawang makin jagoan ni. Emang kalau ngajarin teman malah bikin kita makin pinter ya hehe....
Benar sekali teh. Beda dengan zaman sekarang... Bahaya... hehe... Hatur nuhun pisan dukungannya teh. Sukses selalu
Mantap dik, hampir ada kemiripan ya, hehe, tutor sebaya, usia termuda, juara kelas. Itulah hasil dari ketegasan, kedisiplinan, dan tanggungjawab penuh seorang guru yang menghasilkan manusia tangguh, berakhlak mulia, yang di era sekarang jarang ditemukan. Sukses selalu
Terima kasih banyak mbakyu. Sukses selalu
Sepakat Pak. Keren
Terima kasih banyak mbak Ir. Sukses selalu
Ulasan yang keren sukses selalu Kang
Hatur nuhun pisan teh. Sukses selalu
Waduhhh...lha kok sama lg mas gr. Wkt kls 2 oma jg jd tutor sebaya pd hal th 70-an. Dan gr nya jg bu Mardiah yg rmh nya ga jauh dr rmh oma. Benar2 kembar beda jaman nih ..wkwkkkk...
hehe... Terima kasih banyak dukungannya Oma gaul. Sukses selalu
Keren dan infirmatif ulasannya. Sslam.sukses
Terima kasih banyak mbak. Sukses selalu
Guru idola, sangat inspiratif dan selalu dinatikan kehadirannya. Keren Pak Burhani
Terima kasih banyak pak Arif. Sukses selalu
Hehe...jadi ingat jaman sekolah dulu. Dijewer, dipukul pake penggaris, hal yang biasa. Ga ada komplain ortu. Malah itu yang membuat kita disiplin. Sekarang? Alamaaak.... Salam sukses, Bapak.
Benar sekali mbak.. Sekarang bisa bahaya... hehe... Sukses selalu
Keren dan sangat inspiratif... sukses selalu pak.
Terima kasih banyak Cikgu. Sukses selalu
Mantap ulasannya, pak. Salam sukses selalu!
Terima kasih banyak mbak. Sukses selalu
Kisah masa sekolah yang indah dengan guru hebat. Semoga sehat dan sukses selalu Pak Burhani.
Terima kasih banyak mbak. Sukses selalu
Kisah masa sekolah yang indah dengan guru hebat. Semoga sehat dan sukses selalu Pak Burhani.