Ketika Tabebuya Berbunga
Tantangan Hari ke-1717
#TantanganGurusiana-5
***
Hari ini saya hanya menulis yang ringan-ringan saja. Saat subuh menjelang, lalu perlahan sang surya menyibak malam, terlihat sekilas Tabebuya menampilkan wajah sedikit berbeda. Begitu cahaya merebak melepas malam disertai semilir angin, terlihat barisan bunga berwarna putih di setiap dahan Tabebuya.
Sebagai penyinta dan penikmat keindahan bunga (bukan bunga Bank ya, kalau itu mah beda lagi ceritanya). Melihat tampilan deretan bunga Tabebuya berwarna putih, tentu saja mampu menghadirkan suasana hati yang tenang. Usia tumbuhan yang masih relatif muda, tapi sudah berbunga sejak dua tahun yang lalu.
Bunga Tabebuya ini bukan hanya sebagai penghias pekarangan rumah, tapi ada banyak manfaat bagi makhluk hidup di sekitarnya. Tentu saja manfaat terbesarnya adalah menghadirkan udara segar di rumah. Apalagi di rumah tidak boleh menggunakan AC. Kalaupun ada kipas angin, bukan untuk penggunaan sehari-hari. Hanya manakala ada tamu datang, lalu suasana suhu di dalam rumah relatif tinggi, maka pada saat itulah kipas angin di fungsikan.
Keindahan warna putih, walaupun belum terlalu lebat, sudah cukup melepaskan kerinduan dengan bunga sakura Jepang. Ada kemiripan, cuman bedanya bunga sakura relatif lebih kecil ukurannya, sedangkan Tabebuya agak lebih besar. Selain itu tentu saja ada manfaat lain. Bunga Tabebuya konon kabarnya juga bisa dibuatkan sebagai teh, ada yang menyebutnya Teh Lapacho.
Kesegaran bunga Tabebuya, memberikan suasana hati yang teduh, seteduh pohon Tabebuya di depan rumah. Bunga ini ditanam di dalam pot berukuran sangat besar. Ini dengan maksud memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang sempit. Kehadiran bunga ini, menambah semangat untuk terus memanfaatkan lahan yang terbatas. Selain berbagai macam warna bunga, juga ditanam jenis sayuran Bayam Brazil, ada obat herbal dan jenis sayuran lainnya.
Tanaman klengkeng yang secara bergiliran tiap dahannya berbuah. Pada bulan sebelumnya sempat panen satu dahan, jangan ditanya rasanya, sudah pasti manis semanis orang yang menanamnya. Kini beberapa dahan sedang berbuah dan dahan yang lain sedang bersiap-siap berbunga. Kurang apa lagi nikmat yang Allah karuniakan. Masihkah kita mengeluh dan tidak bersyukur. Soal cicilan belum lunas, biarlah itu mengalir seperti air. Agar kedepan tidak mau lagi ngambil sesuatu dengan cara kreditan.
Selamat menikmati penghujung minggu, berkumpul bersama keluarga tercinta adalah sebuah keharusan. Berbeda dengan kita yang anaknya merantau jauh di benua Afrika dan adiknya tinggal di asrama Pondok Pesantren. Maka kerinduan untuk bersua, cukuplah dengan bait doa kepada Yang Maha Kuasa, agar nanti bisa kembali bersama, tentu saja dengan cerita yang lebih seru dan penuh canda tawa.
***
~~ Mendalo Mas, 280924 ~~
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap banget, salam sukses
Terima kasih banyak Pak Su. Sukses selalu
Kok judulnya sama dengan cerpen saya, ya... Btw, saya penikmat bunga bank, Pak. Hehe... Di Sby tabebuya ditanam sepanjang jalan protokol. Saatnya berbunga, apik baingit, Merah, ungu, kuning, putih, pink... . Bunga yang gugur mempecantik jalanan. Eh, jangan lupa kalau panen klengkeng kirim sby. Salam seroja.
Terima kasih banyak Mbakku. Sukses selalu
Terima kasih banyak Mbakku. Sukses selalu
Terima kasih banyak Mbakku. Sukses selalu
Terima kasih banyak Mbakku. Sukses selalu
Terima kasih banyak Mbakku. Sukses selalu