Tantangan Hari ke-1559

#TantanganGurusiana-5

(Bagian 20)

***

Setelah sampai stasiun KRL menuju kota Bogor, terlihat kelegaan anak-anak setelah berjuang dalam ajang OSN. Apapun yang telah mereka lakukan, tetap saja harus mendapatkan apresiasi. Sebagai pembina, yang tahu persis bagaimana mereka berjuang, hadiah ini belum sebanding dengan apa yang telah mereka korbankan.

KRL menuju bogor sebentar lagi sampai stasiun. Anak-anak sudah siap melanjutkan etape berikutnya, kota Bogor hanya sebagai tempat transit. Menitipkan barang, kemudian setelah istirahat sejenak, langsung menuju terminal Baranangsiang. Tujuan berikutnya adalah kota Bandung. Tidak menunggu lama, Bus yang ditumpangi sudah bergerak meninggalkan terminal.

Sepanjang perjalanan, anak-anak terus mengisi waktu dengan bercanda, melupakan semua kisah yang sudah berlalu dalam arena Olimpiade. Tidak ada lagi yang perlu ditangisi. Apalagi dua orang finalis Olimpiade ini, sebelumnya juga sudah memenangkan lomba LCC 4 Pilar tingkat nasional. Jadi secara mental mereka tidak terpuruk. Karena Adit dan Rahman telah mencatatkan dirinya sebagai juara 1 tingkat nasional dalam Grand Final LCC 4 Pilar tersebut.

Sore menjelang magrib, Bus telah memasuki kawasan terminal Kalapa. Berbagai jenis kendaraan sudah ramai mengerubuti Bus. Dengan harapan bisa mendapatkan penumpang, untuk diantarkan ke alamat masing-masing. Sementara saya beserta rombongan memilih kendaraan umum menuju kawasan DU alias Dipati Ukur.

Kalau sudah urusan jalan-jalan dan tinggal di kos-kosan, saya tidak pernah membedakan bahwa saya guru yang harus ditempat istimewa. Apa yang berlaku pada siswa, juga sama dengan yang saya alami. Tidak akan mungkin saya nginap di tempat khusus seperti hotel dan sejenisnya, lalu siswa diinapkan di kos-kosan mahasiswa kakak kelasnya semasa SMA.

Mungkin dengan memperlakukan mereka sama, ada rasa yang berbeda yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Saat di dalam kelas, saya dan rekan yang lain memang benar sebagai gurunya, tapi saat berada di luar kelas, kita merupakan sahabat dan teman yang harus saling mengerti. Sedikitpun tidak mengurangi rasa hormatnya kepada sang guru.

Setelah sejenak istirahat, kita masih menyempatkan berdiskusi tentang rute untuk esok hari. Perdebatan dan diselingi candaan khas sang guru yang biasa mereka panggil Ayah, takkan pernah sepi. Dalam keadaan seriuspun, masih tetap bisa tersenyum dan tertawa.

Setelah mempertimbangkan waktu, maka rute hari pertama adalah Bandung wilayah utara, meliputi Kawasan Tangkubanparahu dan Obervatorium Boscha. Rute yang ditempuh juga tidak biasa. Setelah usai dari Tangkubanparahu dan Boscha, kita istirahat sejenak shalat zuhur dan makan siang di Lembang.

(Bersambung)

***

~~ Mendalo Mas, 230424 ~~