Selalu Ada Cerita Bersama Mereka
Tantangan Hari ke-1539
#TantanganGurusiana-5
(Bagian 10)
***
Pertemuan pertama setelah perhelatan OSN 2010 di Kota Medan, dengan memanfaatkan ruang VIP yang juga merupakan ruang kelas RSBI. Semua siswa angkatan 16 dan 17 yang sudah tergabung dalam tim Olimpiade Sains mendengarkan kisah perjuangan kakak kelas dan temannya yang baru saja berlaga di ajang OSN.
Memompa kembali semangat anak-anak, tidak ada kata lelah. Selalu saja ada energi positif yang terus hadir. Melihat anak-anak semangat dan termotivasi untuk terus berprestasi, adalah impian yang harus mereka raih. Apalagi beberapa diantaranya juga aktif di kegiatan Kepramukaan. Secara emosional juga sangat dekat dengan guru pembinanya yang biasa mereka panggil "Ayah."
Kakak kelas dan temannya angkatan 16 (kebetulan ada 1 siswa cabang Biologi lolos ke tingkat nasional) menceritakan apa yang terjadi selama pertandingan, serta apa yang harus mereka siapkan agar bisa lolos ke tingkat nasional. Setelah penjelasan kakak kelas, saya juga menyampaikan niat untuk mundur dari tim pengelola Olimpiade, karena sudah gagal memenuhi target 8 orang ke tingkat nasional.
Sungguh, semuanya diluar dugaan. Hampir semua anak-anak berurai air mata. Karena tidak mau Ayahnya mundur. Entah apa alasan mereka. Saya hanya terdiam sambil menunggu suasana ruang pertemuan tenang dan tidak ada lagi air mata. Karena itulah kelemahan saya sebagai guru yang sehari-hari selalu bersama mereka, kalau sudah berurai air mata, harus bagaimana lagi, kecuali menyerah.
"Janganlah Ayah mundur. Kan target sekolah hanya 5 orang, sedangkan Ayah berhasil membawa 7 orang ke nasional. Menurut kami itu sudah cukup menjadi alasan agar Ayah tetap bertahan," ujar Puput.
"Bagi kami, angka 7 dari 8, bukanlah hal mudah diraih oleh tim, jika tidak ada Ayah selama ini selalu bersama kami. Kami semua tahu, bagaimana perasaan Ayah dan seperti apa perjuangan Ayah, bahkan mendapat cibiran dan hal-hal yang kurang baik dari beberapa guru, tapi tidak membuat Ayah menyerah," timpal Hendra.
"Pokoknya, kami semua tetap menginginkan Ayah bersama kami, tidak ada kata mundur, titik," ucap anak-anak serentak.
Saya sekali lagi hanya bisa pasrah. Melihat itikat baik dan semangat dari anak-anak, akhirnya niat untuk menyerahkan surat pengunduran diri dibatalkan. Dengan satu harapan, bahwa semua anak-anak tetap kompak menghadapi apapun yang akan terjadi. Kemudian harus fokus dengan target yang ingin dicapai.
Anak-anak bersepakat, untuk secara bersama-sama saling mendukung, apalagi saat pembinaan, tidak ada istilah malas dan cari-cari alasan, agar bisa "bolos" saat kegiatan.
***
~~ Mendalo Mas, 030424 ~~
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Saya juga ikut terharu bacanya. Ditempa dari berbagai arah membuat semua makin kuat. Sukses selalu, Pak
Hatur nuhun pisan Teh. Sukses selalu
Mantul....sehat dan sukses selalu puang
Terimo kasih banyak Uni. Sukses selalu
Sllu jg ada energi positif dr mas Hans unt oma dkk. Trmksh sdh berbagi semangat, mas gr.
Terima kasih banyak Oma gaul. Sukses selalu
Kereeen. Selalu suport anak-anak. salam sukses, Bapak.
Terima kasih banyak Mbakku. Sukses selalu
Mantap
Terimo kasih banyeak Wo Kepsek. Sukses selalu
Sama sama kando