ZULKIFLI

Guru Bahasa Arab MAN 3 Solok, Sumatera Barat ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jika Tak Ada Ide, Maka Menulislah!

Tak ada ide, maka menulislah. Begitulah sebuah ungkapan yang pernah disampaikan oleh beberapa orang penulis profesional yang menjadi guru penulis dalam berbagai pelatihan yang diikuti baik secara online maupun offline. Mendengar dan membaca kalimat itu terkadang memang sangat membingunkan. Betapa tidak, bagi penulis yang masih pemula ini, maka sebelum menulis tentu saja harus ada ide yang akan dituliskan. Kalau tidak ada ide, apa yang akan dituliskan?

Begitulah seperti anggapan beberapa penulis pemula lainnya yang sering kehabisan dan kehilangan ide untuk menjadi bahan tulisannya. Namun, setelah beberapa kali mencoba untuk terus menulis meskipun pada awalnya tanpa ide yang jelas, ternyata setelah mulai menulis maka ide-ide itu akan benar-benar datang. Tak salah memang pernyataan tersebut. Jika ide tidak muncul juga, berarti kita butuh jalan-jalan. Iya, jalan-jalan. Bukan berarti harus mondar-mandir tentunya. Kita bisa jalan-jalan keliling desa atau kota. Berbagai hal dapat kita jumpai dan bisa dijadikan ide dalam menulis.

Sebagai contoh sederhana saja, ketika kita melewati persawahan misalnya. Di sana kita menjumpai segerombolan anak-anak bebek yang berenang kian kemari mengikuti induknya. Walaupun induknya cuma satu ekor, tapi dia bisa mengawasi belasan anak-anaknya sekaligus. Coba kita bayangkan kalau kita yang jadi induk bebek itu! Sanggupkah kita mmengawasi anak-anak kita yang berenang sebanyak belasan orang itu? Ahh.. Penulis jadi ingat dengan beban kerja seorang guru PAUD dan TK yang harus mengawasi belasan bahkan puluhan anak-anak orang lain yang dititpkan kepada mereka. Nah... ini kan ide namanya. Menceritakan kisah perjuangan seorang guru dalam mendidik anak-anak yang bukan anak kandungya.

Begitu juga ketika melewati sebuah persimpangan jalan yang cukup ramai. Ada banyak aktifitas di sana. Ada orang tua yang akan mengantarkan anak-anaknya ke sekolah, ada petani yang pergi ke sawah ke ladangnya, ada pedagang kaki tiga (he... he... he... Ini istilah penulis untuk pedagang yang hanya modal sepeda motornya) yang memarkir motornya di sepanjang pinggiran jalan yang membuat jalan kecil itu semakin sumpek. Belum lagi mereka yang membawa barang dagangannya kemudian berhenti di sembarang tempat karena sudah dipanggil-panggil oleh para pembeli yang berminat. Ini juga sebuah ide lagi, bagaimana masyarakat kita terkadang sangat egois terhadap sesama pengguna jalan umum itu. Padahal jalanan itu adalah jalan umum, siapa saja berhak menggunakannya tanpa harus berdesak-desakan dan berebut dengan para pedagang dadakan tersebut.

Di sisi lain, kita juga sering menjumpai jalan desa yang sudah tidak layak sebenarnya. Ketika musim hujan, jalanan itu tampak seperti kubangan kerbau saja. lubang menganga dimana-mana bercampur dengan lumpur dan air yang terus menggenang. Namun, ketika musim kemarau tiba maka jalanan itu akan penuh debu-debu dan kerikil-kerikil tajam yang siap mengancam keselamatan setiap pengendara yang melintas di sana. Keadaan bisa diperparah lagi dengan adanya aktifitas tambang galian C ataupun tanah di bukit pinggir jalan itu. Kendaraan proyek yang keluar masuk ke areal tersebut juga membuat suasana jalan semakin runyam saja. Siapakah yang akan bertanggung jawab menanggulanginya? Siapakah yang akan peduli? Entahlah... Yang jelas, ini juga sebuah ide yang layak untuk dituangkan dalam sebuah tulisan.

Dalam proses pengetikan ide-ide tersebut, penulis terkadang juga sering merasa bahwa ternyata respon tangan, jari-jemari dan mata belum secepat respon otak yang menangkap ide-ide cemerlang yang bergentayangan tersebut. Sehingga sering kali pikiran sudah sampai di ujung kalimat, ternyata baru tertuliskan separuhnya saja. alhasil, tombol backspace dan delete menjadi penyelamat ketika mengedit kembali tulisan tersebut. Untung saja mengetiknya tidak lagi menggunakan mesin ketik manual tempo dulu yang tidak memiliki kedua tombol tersebut.

Begitulah dunia tulis-menulis. Mengalir bagai air sungai nan jernih. Terkadang juga bak air di kedalaman sumur tua. Jika airnya jarang ditimba, maka airnya akan menjadi sedikit dan cenderung berlumut. Semakin ide-ide itu dituliskan walaupun itu sebuah ide sederhana sekalipun, maka semakin akan bermunculan ide-ide cemerlang lainnya. Seperti penulis yang menyiapkan tulisan ini dalam rangka mengisi waktu kosong menanti kendaraan siap dicuci di sebuah tempat cucian. Tak terasa sudah lebih dari 600 kata berhasil diketikkan dengan lancar. Jadi, pernyataan para penulis profesional tersebut memang benar adanya. Jika tidak ada ide, maka menulislah! Jika masih belum ada ide juga, maka jalan-jalanlah! Niscaya ide-ide itu akan muncul dengan sendirinya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih, Pak. Saya terinspirasi.

21 Mar
Balas

Mantap

11 Mar
Balas

Betul sekali pak. Kalau saya ide menulisnya dari apa yang nampak saja. Kadang kala muncul spontan, lalu ambil hape trus ketik.

11 Mar
Balas

benar, Buk. Ide akan datang dengan kita menuliskannya. Bisa juga berasal dari apa yang kita jumpai sehari-hari

11 Mar

Saya sulit buat nulis apa.idenya apa ya?

11 Mar
Balas

Mulailah dari hal-hal sederhana di sekitar kita. Juga yg kita sukai dan kuasai buk

11 Mar

aku sedang tidak ada ide.

11 Mar
Balas

Sama Pak, Saya tadinya juga tak ide yang jelas ketika menulis tulisan ini. jadi, iseng-iseng saya hidupkan laptop ketika menunggu proses pencucian mobil. Saya ingat-ingat lagi apa yang saya temui sepanjang perjalanan mengantar anak ke sekolahnya.

11 Mar

Betul sekali Bapak. Itu pula yang terjadi pada saya beberapa waktu belakangan ini. Intinya adalah mau menulis, maka ide akan muncul tanpa disadari, bisa dari apa yang kita lihat, kita dengar dan sebagainya.

11 Mar
Balas

benar buk. kita hanya butuh terus menulis

12 Mar



search

New Post