Casminih Tapip

Kepala Sekolah di SMAN 1 Karangtengah Cianjur Senang menulis dan terus menulis Memiliki keluarga kecil suami dan dua anak lelaki Keluarga bahagia dun

Selengkapnya
Navigasi Web
Siluet Sang Penari  (Tantangan Menulis 365 Hari Gurusiana, Hari ke-241)
Diunduh dari Depositphotos

Siluet Sang Penari (Tantangan Menulis 365 Hari Gurusiana, Hari ke-241)

(Novel dwilogi dengan Selendang Sintren)

(Episode ke-2)

Elok mencium tangan dan kedua pipi sang mamah. Naresh hanya mencium tangan ibunda saja. Giliran Tarih yang mencium tangan suaminya, dan mendapat balasan kecupan kening dari sang suami. Mereka segera berhambur menuju mobil sedan warna silver.

“Hati-hati Pa Gun.” pesan Tarih kepada sopir keluarganya.

“Baik, Bu.” jawab Pa Gunawan.

“Assalamualaikum.” Ahmad Yani, Elok, dan Naresh, menyampaikan salam berbarengan. Mobil meluncur ke jalan raya. Munah, sang asisten rumah tangga di rumah Tarih, segera menutup pintu gerbang. Tarih sudah duluan menghilang ke dalam rumah. Di kursi panjang nan empuk, ia menjatuhkan duduknya. Ditundukkan kepala. Tangannya memijat-mijat lembut pelipis. Angannya melayang pada masa ketika remaja dulu. Masa kejayaan emasnya sebagai penari sintren. Mboknya selalu mengusapkan air bertabur bunga-bunga ke ubun-ubun ketika ia mengeluh pening kepala. Tiupan menghembus dari mulut yang selalu meluncurkan kata-kata menyejukkan. Kini, komat-kamit bibir mboknya sudah lama menguap ke angkasa. Mboknya telah pergi ke alam baka.

“Aku kangen Mbok. Kau yang selalu ikhlas mendaratkan usapan sayang ketika anakmu berpeluk lara.” angannya mengembara, jauh. Hanya ada Munah di dekatnya, bukan Mbok yang selalu hadir di singgasana rindu-rindu.

“Munah, kau saja yang ke pasar, sekarang ya? Aku sedikit pening. Tadinya mau sekalian ke Raja Tekstil. Bahan-bahan batik sudah mulai habis.” jelas Tarih.

“Ya, Bu.” jawab Munah, singkat.

Semenjak kepindahan keluarganya ke Kota Cirebon karena alih tugas Ahmad Yani dari pegawai Kepala Bagian di Dinas Pariwisata Kab. Indramayu ke Kepala Kantor Dinas Pariwisata Kota Cirebon, Tarih dan Ahmad Yani melebarkan usaha batiknya di Kota Udang itu. Usaha batik peninggalan orang tua Yani, rupanya tak pernah ditinggalkan oleh keluarga pekerja keras ini. Perusahaan yang mengukuhkan orang tua Ahmad Yani sebagai salah satu pengusaha batik yang sukses di Kab. Indramayu.

Perusahaan Batik Paoman di Kab. Indramayu yang masih menempati tempat tinggal mertua Tarih, kini dipercayakan kepada Om Rudiana. Adik dari ayah mertua Tarih ini dianggap sebagai pengganti kedua orang tua Yani yang telah tiada. Seminggu sekali, Tarih atau Yani datang ke perusahaan yang bertempat di Desa Paoman Indramayu.

*************************************************

“Guys...selamat pagi. Laporanku bakalan menjadi laporan terheboh sekaligus yang paling berbobot.” ungkap Nizami Ganjavi, siswa yang tampannya pol tak terkalahkan. Bukan saja kegantengannya yang tak ada saingan, songongnya juga tak ketulungan.

“Anak sombong mulai beraksi.” bisik Titin kepada Zulia.

“Eh loh, rambut gosong, ga usah bisik-bisik. Ini zaman merdeka. Terus terang akan lebih baik.” celetuk Nizam nggak karuan. Titin memang berambut merah karena ia banyak membantu orang tuanya yang seorang nelayan, menjemur ikan. Terik matahari itulah yang membuat rambutnya terbakar. Bukan hanya rambut yang menyisakan bekas sengatan mentari, kulit putihnya pun berubah menjadi legam kemerahan.

“Ga usah bawa rambut aku ya, anak orang kaya. Meskipun rambutku gosong, aku ga pernah jadi benalu orang tuaku. Camkan itu.” Titin menyindir Nizam yang terkenal hobi menraktir teman-teman karena uang jajannya tanpa batas.

(Bersambung ke episode-3)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren...

01 Jan
Balas

Seru...seru..Seru...Pilihan nama selalu unik. Kisahnya juga semakin menarik. Keren, Ibu.

01 Jan
Balas

Makasih....Bucan...

01 Jan

Keren Bun.. Tarih yang merindukan belaian si Mboknya.. Menarik ceritanya Bun..sukses selalu Bun

01 Jan
Balas

Keren bunda ,sukses selalu ,salam literasi

01 Jan
Balas

Aku suka aku suka. Keren bu

01 Jan
Balas

Makasih....

01 Jan



search

New Post