Casminih Tapip

Kepala Sekolah di SMAN 1 Karangtengah Cianjur. Senang menulis dan terus menulis. Memiliki keluarga kecil, suami dan dua anak lelaki. Keluarga bahagia dun...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tragedi Teriakan Maling adalah Rendahnya Literasi (Tantangan Menulis, Hari ke-762 (31))
Diunduh dari Gambar Mobil

Tragedi Teriakan Maling adalah Rendahnya Literasi (Tantangan Menulis, Hari ke-762 (31))

Belum lama jagad maya dan layar kaca memberitakan seorang kakek yang sedang naik mobil, diteriaki “maling”. Hal yang sangat miris pada peristiwa itu, lelaki yang sudah berusia lanjut itu, dikejar beramai-ramai layaknya hewan buruan. Hingga akhirnya, peristiwa mengenaskan pun terjadi. Peristiwa yang sangat sadis dan sekaligus mencederai moral bangsa. Hanya karena mendengar kata “maling”, tak sedikit pun dicerna, apakah memang betul demikian adanya.

Kesedihan yang sangat mendalam, tentu saja dirasakan oleh keluarga korban yang tak merasa bersalah apa-apa kepada peneriak “maling”. Begitu pula terhadap orang-orang yang mengejar sang kakek. Tuduhan yang sama sekali tak beralasan dan tak berdasar itu, dimakan mentah-mentah oleh jiwa-jiwa yang sangat mudah terprovokasi. Sungguh prihatin atas kejadian tersebut. Tak habis pikir, menghilangkan nyawa orang lain hanya karena tuduhan yang sama sekali tak benar. Mudahnya melampiaskan kedurjanaankepada orang lain, tanpa sebab musabab yang jelas. Pelaku kejahatan tersebut, berhasil diciduk untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kejinya.

Pelajaran yang sangat berguna untuk kita semua sekait dengan cek ricek akan menyikapi keadaan atau peristiwa di depan mata. Peristiwa itu memberikan pesan bahwa jangan sekali-kali mudah terbawa arus kelicikan atau dendam membara. Siapa dengan mudah terhanyut oleh arus provokasi, ia akan menanggung kerugian yang tak sedikit.

Namun, apa yang terjadi beberapa hari lalu. Peristiwa teriakan “maling” kepada pengendara mobil, kembali terjadi. Kali ini menimpa anak muda dengan mobil mewahnya. Rumor yang beredar, asal muasal kejadian mengerikan dan mngenaskan itu berawal dari cekcok antara pengendara mobil dan tukang parkir. Pengendara mobil pun menghindar dari keributan itu dengan cepat-cepat meninggalkan tempat keributan dengan maksud agar tidak berkepanjangan. Ia melajukan mobilnya. Sayang disayang, mobilnya diikuti oleh beberapa lelaki yang diduga rekan-rekan dari tukang parkir yang baru saja menciptakan kekeruhan.

Mobil mewah itu akhirnya diamuk masa. Suatu adegan yang lagi-lagi mencuatkan kesan yang memalukan. Mengapa hal in terjadi kembali? Sudah tidak adakah hati nurani yang menempatkan dan menjunjung tnggi rasa kemanusiaan? Tidak takutkah orang lain menjuluki kita dengan “warga negara cinta maling”? Berulangnya kejadian teriakan “maling” yang berimbas kepada kerugian yang tidak sedikit itu, harus benar-benar dihentikan. Mari kita akhiri, menelan bulat-bulat informasi yang tak tentu ujung pangkalnya. Berliterasilah akan kebenaran informasi yang kita terima. Jangan sekali-kali bermain hakim sendiri yang mengakibatkan harga diri bangsa, kembali tercoreng. Kerugian moril dan materil, kembali bertandang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Padahal belum tentu maling, ya Bu.Kasihan memang

05 Apr
Balas



search

New Post