Kematian akan selalu tertanam dalam setiap manusia, kematian pun tak kenal umur. Keimanan diuji ketika kita ditinggal orang terkasih. Jika orang tersebut mengimani akan ketetapan-Nya baik dan buruk pun akan terasa ringan.

Ketika kita kehilangan anak (meninggal)kemudian ia bersabar dan beristirja (mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rajiun) maka Allah Swt. akan membangun sebuah rumah baginya di jannah yang bernama Baitul Hamdi (Istana Kesyukuran.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Hibban, Jabir r.a. berkata, Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda :

"Barang siapa yang memiliki 3 anak yang telah meninggal dunia kemudian ia bersabar karenanya maka ia masuk jannah. Kami bertanya, 'Jika hanya dua?' Nabi menjawab, 'Begitu juga jika hanya dua."

Salah seorang periwayat berkata, "Aku berpendapat sekiranya ada yang mengatakan satu niscaya beliau juga mengatakan satu."

Oleh karena itu, ketika kita diberikan titipan-Nya, kemudian diambil kembali anak kita di waktu kecil dan melepaskannya dengan ihklas maka akan terhalang pintu neraka baginya.

Imam Ath Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang jayyid dari Habibah bahwa ketika ia berada di dekat 'Aisyah lalu Nabi saw. datang menghampirinya, beliau bersabda: "Tidaklah dua orang muslim (orangtua) yang memiliki 3 anak lalu meninggal dunia sebelum sampai umur balik, Kecuali mereka (anak-anak itu) akan didatangkan pada hari kiamat nanti sehingga tatkala mereka sudah berada di depan pintu Jannah, dikatakan kepada mereka, 'Masuklah kalian ke dalam Jannah.' mereka menjawab, 'Kami tidak akan masuk kecuali bersama orang tua kami.' Maka dikatakan, 'Masuklah kalian bersama orang tua kalian.'"

Wajib hukumnya untuk para orangtua memperkuat keimanannya sebab dengan iman yang kuat akan memperkokoh pondasi kehidupan dan tidak akan terguncang hebat ketika ditinggal oleh anak tercinta.

"Hanya kepunyaan Allah sajalah apa yang Dia ambil dan apa yang Dia berikan. Dan semua di sisinya memiliki ketentuan yang telah pasti, hendaklah bersabar dan tabah."