"Selamat pagi Emak, Selamat pagi Abah" . Itu adalah kutipan lagu dalam film "Keluarga Cemara". Mungkin yang seumur denganku pastinya tahu lagu itu. Aku memanggil ibuku dengan panggilan Emak dan ayahku dengan panggilan " Apak". Memang agak sedikit berbeda, biasanya panggilan Emak pasangannya Ayah atau Abah. Entah siapa yang memulai ,akupun tak tau. Panggilan Apak sudah terhenti secara alami sejak aku duduk di bangku Sekolah Dasar. " Apak sudah dipanggil Illaahi Robbi. Meskipun demikian "Apak" selalu terkenang di dalam hati. Saat ini yang ada hanya " Emak".

Aku masih mengenang cerita saat bepergian dengan Emak dan Kakakku. Saat itu hendak memenuhi undangan pernikahan keponakanku . Ya aku masih ingat ,Emak masih bisa ikut bepergian tuk menyaksikan cucunya di acara pernikahan ,meskipun pada saat di tempat yang dituju , Emak hanya bisa berjalan perlahan - lahan sambil ku tuntun. Saat itu tanggal 7 Desember 2019.

Selang tiga hari setelah acara undangan keponakanku, aku mendapat kabar bahwa Emak jatuh saat hendak mengambil toples diatas rak piring. Saat aku temui ,Emak sedang mengerang kesakitan. Kakinya sama sekali tidak bisa digerakkan . Aku dan Kakakku memutuskan membawa Emak ke dokter untuk di rontgen. Hasil rontgent cukup mengejutkan . Tulang paha kanan Emak retak. Dokter menyarankan agar Emak dioperasi. Akan tetapi saat kami memberitahukan kepada Emak tentang saran dokter, Emak malah menjawab kesal " Kalian ingin Emak cepat menghadap Allah ya. Emak sama sekali tidak mau mengikuti saran dokter. Meskipun kami sudah meyakini Emak Insya Allah keadaannya nanti akan membaik. Akhirnya aku dan Kakakku memutuskan tuk mencari pengobatan tradisional yaitu urut Cimande. Alhamdulillah setelah dirutini selama 4 bulan ,kondisi Emak mulai membaik . Emak mulai bisa berjalan dari kamar ke ruang tamu meskipun dengan alat bantu.