HARIIBU

Tantangan Menulis Hari Ke-197

Tantangan Gurusiana

IBU, GURU TERBAIKKU

Oleh: Chalidah Melvi

Untuk memulai kisah ini, segala rasa berkecamuk di benakku. Mengenang Ibu kandung yang melahirkan, membesarkanku. Memberi kasih sayang, dengan segenao jiwa sepenuh cinta.

Aku adalah bungsu dari lima bersaudara. Kami semua sangat menghormati dan sangat menyayangi kedua orang tua. Meski aku bumgsu, tapi kedua orang tuaku selalu mengajarkan kemandirian bagiku dan keempat saudaraku.

Ibuku adakah seorang guru. Beliau mengajar di SDN no. 050745 Pangkalanbrandan kabupaten Langkat. Ibu memang berasal dari langkat. Sedang ayah dari kota Medan. Ayahku ditugaskan oleh kantornya ke Pangjalanbrandan.. Di sanalah ayah bertemu ibu.

Ibu adalah sulung dari emoat bersaudara. Keempatnya guru. Nenek, orang tua ibu juga guru mengaji. Sejak remaja, Ibu sudah diangkat menjadi guru.

Pengalaman ibu mengajar juga sudah banyak. Tak heran ratusan murid sudah didiknya di sekolah. Para murid ibu juga sangat menyayangi ibu. Ketika sudah berkeluarga pun, para murid ibu dulu, selalu bersilaturahmi ke rumah.

Aku dan keempat saudara juga bersekolah di SD di mana ibu mengajar. Kebetulan, sekolah kami dekat dengan rumah, dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Ibu salah satu guru senior, di SD ku. Beliau sangat disegani di sekolah Selain mengajar, ibu juga mahir membuat seni kerajinan. Dari mulai kain perca, hingga kerajinan kerang menjafi keterampilan ibu. Beliau juga, sangat terbuka membimbing orang-orang yang mau belajar kerajinan.

Ibu juga senang membawaku untuk, mencari bahan kerajinan. Ketika ibu menjahit dan menyulam, ibu juga selalu mengajakku untuk ikut menyulam. Ibu sangat piawai dalam kerajinan. Segala benda bisa diubah ibu jadi sesuatu yang indah. Aku salut pada Ibu.

Ketika ibu, menjahit baju, aku selalu setia di samping beliau. Sesekali ibu minta tolong untuk memasukkan benang ke lubang jarum mesin jahit. Aku pun sangat senang saat melakukannya. Jika ada perayaan hari besar, seperti lebaran. Ibu juga selalu terima jahitan baju. Menjahit adalah kegemarannya.

Ibu juga suka menjahit baju-baju kecil untuk anak-anaknya. Setiap anaknya, punya warna kesukaan. Aku sendiri suka dengan warna kuning, makanya ibu suka memilihkan warna favoritku itu untuk baju yang kukenakan. Aku pun gembira dan bangga karena bajuku hasil jahitan ibu.

Ketika ada tugas dari sekolah, ibu selalu membimbingku dengan sabar. Mengajariku, membaca, menulis juga berhitung.. Banyak ilmu yang diberikan ibu.

Ketika aku duduk di kelas dua sekolah dasar, ibu menjadi guru kelasku.Semua muridnya masih kecil Ibu dengan sabar dan sayang membantu dan membimbing seluruh muridnya.

Ada pengalaman berkesan, sewaktu Ibu menjadi guru kelasku di kelas emoat. Ketika itu, ibu mengajar bahasa Indonesia di kelas. Setelah menerangkan materinya, lalu ibu menugaskan kami untuk membuat karangan bebas. Temanya: Liburan.

Wah seisi kekas dengan penuh semangat menulis.Kebetulan baru selesai liburan sekolah, jadi punya pengalaman masing-masing. Terus terang,itulah pertama kalinya aku mengarang. Khayalku menari, ketika aku menjalani liburan di rumah nenek. Ibu sekaligus guruku juga setia membimbing bagaimana merangkai kata yang baik.

Selanjutnya masih di kelas empat juga, ibu menugaskan kami untuk menggambar hewan yang disenangi. Alternatifnya bisa melihat gambar hewan di buku cetak. Boleh menirunya, tetapi tidak menjiplaknya. Ibu menegaskan pada setiap muridnya.

Jika pelajaran menggambar, aku memang suka. Naluri seniku muncul saja. Ini menurut ibu. Maka, ketika tugas menggambar itu, aku memilih hewan landak. Menurutku, itu hewan unik. Punya duri yang tajam, dan berfungsi jadi pelindungnya, ketika hewan lain menganggunya. Itulah landak.

Aku dengan semangat menggambar landak Ibuberkeliling melihat setiap tugas muridnya. Aku ingat, ibu memperhatikanku dari jauh ketika aku menggambar. Namun, ibu membiarkanku mandiri.

Meski ibu adalah guruku di sekolah. Beliau menganggap aku dan keempat saudaraku sama. dengan para murid yang lain. Pernah, temanku mengatakan bahwa aku beruntung punya ibu yang juga guru di sekolah. Pasti nilainya bagus..

Namun ibu, adalah guru yang bijaksana. Beliau tidak membedakan.Bahkan saat hasil gambar landakku, dan gambar teman lain dipampangkan di depan krelas.Ibu, mengajak para muridnya menentukan gamvar siapa yang terbagus. Aku pun tidak menyangka, hasil gambarku dipilih teman-tenan sebagai gambar yang mirip dan terbaik, versi mereka. Itu membuktikan ibu, tidak berat sebelah, dalam memberi penilaian.

Jika aku salah, aku juga ditegur ibu.Jika aku mampu menjawab peryayaan ibu juga tak segan memuji. Begitu juga dengan murid yang lain, sama adilnya di mata ibu. Makanya, ibu afalah salah satu guru yang sangat dihormati dan diidolakan para muridnya. Bahkan ketika muridnya sudah tamat. Semua madih ingat dengan ibu.

IBersama ibu sejuta kenangan takkan habis dikenang. Begitu mulianya ibu. Ketika menulis ulasan ini pun, tanpa sadar air mataku menetes mengenang semuanya

Ibu, adalah pelita, penerang hidupku. Jasamu begitu besar terhadao anak-anakmu. Kini ibu telah tiada, tapi aku yakin, segala kebaikan ibu selalu dikenang oleh para murid dan semua yang mengebal mu. I

Aku adalah manusia biasa, tetapi katena Ibu yang luar biasa aku ada. Ibu adalah guru yetbaik dalam kehidupanku. Ibu juga menjadi kuci keberhasilank, berkat doa makbul Ibu. Ridho Ibu afalah ridho Allah.

Rasa terima kasihku, bahkan segunung emas pun tak kan sanggup membalas budi baik ibu. Semoga ibu tenang di haribaan-Nya, aamijn..

Aku sayang Ibu..

Aku rindu Ibu..

Selamat hari ibu..

Al-fatihah untukmu Ibu..

Tanjungbalai, 22 Desember 2020