Pilu, perih, sendu, dan tangisan serta deraian air mata tidak terasa terus menetes di pipiku, perpisahan kali ini perpisahan yang meneteskan air mata berat melupakan semua kenangan indah bersama dengan orang-orang tercinta dan siswa-siswi tersayang. Ingat saat-saat tertentu yang tidak pernah berhenti melukai perasaan ku, membuat butiran air mata terus menerus keluar tiada henti.

Kutatap mataku di kaca sudah mulai memerah dan bengkak, bagaimana tidak begitu perih nya, perjuanganku saat ingin menggunakan kelas di belakang sekolah yang tidak memiliki akses jalan, pengap, tanpa plafon, berdebu dan panas. Bahu membahu dengan siswa dan wali murid agar kelas tersebut dapat layak ditempati dan digunakan, dan kini bisa dipakai sambil belajar, bermain, seakan dirumah sendiri, karena saat jam istirahat pun mereka lebih senang berada di kelas daripada diluar, mereka dapat bermain puas di dalam kelas yang menjadi rumah kedua mereka dan rumah keduaku di sekolah.

Memperhatikan tingkah laku mereka saat di kelas, perhatikan satu persatu gerak-gerik mereka mengajak mereka berbicara saat mereka perlu perhatian dan belaian, berbicara tentang keinginan mereka, cita-citanya dan banyak hal yang sering kami bicarakan, cara mereka mengungkapkan perasaan mereka, membuat kadang ingin menangis, tapi sebagai seorang pendidik Aku harus bisa mengajarkan ketegaran walaupun kadang Aku sendiri rapuh, tapi dihadapan mereka, Akulah sosok wonder woman sejati.