Dari pagi hujan mengguyur kotaku tercinta, kota tempat Aku dilahirkan dan dibesarkan, kota yang mendapat julukan sebagai kota layak huni. Ditambah suara binatang peliharaan yang merdu sahut menyahut menyambut pagi. Menambah rasa kantukku dan ingin kembali menarik selimut dan melanjutkan tidur setelah subuhan. Tapi, jadwal rutin ku membeli kebutuhan pokok untuk seminggu membuatku harus tetap membuka mata dan menghempaskan selimut kemudian kulipat kembali.

Aku segera bergegas agar tidak kesiangan dan sampai tepat waktu, hujan mulai reda kupakai jaket kesayanganku untuk melapisi bagian tubuh ku agar tidak kedinginan. Tidak lupa kupakai masker penutup bagian hidung dan mulut ku, kemudian Aku berangkat dengan suamiku menyusuri jalan raya yang masih sepi oleh lalu lalang kendaraan. Memang sampai saat ini kotaku masih masuk dalam zona yang tidak aman, karena banyaknya pendatang yang dinyatakan positif covid19. Berusaha menerima keadaan yang tidak normal seperti saat ini.

Tidak nyaman dan tidak bebas seperti dulu lagi, bagaikan burung dalam sangkar yang tidak berani keluar dan lari. Di tengah-tengah perjalanan hujan mulai lagi kembali deras, kuminta untuk memakai mantel agar mengurangi guyuran air hujan ketubuhku.

Sesampainya di tempat pelelangan ikan para nelayan mulai menurunkan ikannya dari kapal, aku menunggu diatas dan memilih ikan yang akan dimakan, dan untuk stok selama seminggu Karena ikannya segar-segar dan baru naik dari kapal sehingga aman dan awet jika di taruh di freezer. Setelah membayar kontan hasil memancingku kali ini, Aku pun pergi meninggalkan area TPI, berjalan ke arah parkiran sambil berkhayal menyantap ikan bakar hasil memancingku hari ini.