Bukan mudah menjalani kewajiban yang tak sepadan dengan haknya. Bukan mudah pula meninggalkan kewajiban yang sudah melekat erat di hati. Mengajar, mendidik, mencurahkan sebagian waktu, tenaga, dan kasih sayang pada anak didiknya. Itulah sebagian kewajiban yang harus dijalani dan tak mungkin ditinggalkan oleh seorang guru di sekolah. Karena memang kewajiban tersebut telah melekat erat di hati ini.

Bicara tentang hak dan kewajiban itu harus seimbang. Ya, karena hidup memang sebaiknya seimbang. Guru juga manusia biasa, apalagi guru honorer yang honornya sebulan ratusan juta... upsss salah... ratusan juta pahala maksudnya... aamiin... hehehe... Fokus lagi ya....

Mudah bagi Allah melimpahkan jutaan, milyaran, bahkan trilyunan dan bilangan nikmat yang hanya Allah yang mengerti. Semoga Allah melimpahkan nikmat yang tak terhingga pada guru honorer yang telah ikhlas menyayangi anak didiknya sebagai ladang ibadahnya. Aamiin.

Terlepas dari hal HONOR yang HOROR itu, bahkan mungkin sudah tak terpikirkan lagi para guru honorer sangat profesional dalam menjalankan kewajibannya lho... betapa tidak? Ya... HONOR yang HOROR itu rela mereka gunakan untuk membuat media pembelajaran agar anak didiknya semangat dan termotivasi dalam belajar. Mereka sangat loyal dalam bekerja. Tugas apapun yang dipercayakan padanya, pasti mereka jawab YA, SAYA BISA. Keprok dulu dooong... prok prok prok....

Penulis juga pernah menjadi guru honorer.... cukup lama, sekitar 8,5 tahun... katakan WOOOWWW dong... hehehe. Suka duka saya jalani tanpa mempedulikan waktu berapa lamakah saya akan menjadi guru honorer. Ada yang bilang, ngapain si sarjana kok mau jadi guru honorer? Mending kerja yang lain saja yang lebih layak... ini dan itu komentar yang sering saya dengar. Di benak saya hanya berkata: "Alhamdulillah saya menikmati. Mudah-mudahan Allah menambahkan nikmatNya." Hanya itu yang selalu saya semogakan.

Saya cukup suka seni. Dan alhamdulillah menjadi guru juga termasuk seni. Masa si Bu Chan??? Wkwkwk.... Ya iya dong.... menemui anak didik dengan berbagai karakter, keistimewaan, kelucuan, kenakalan, kekreatifan, kecerdasan, dan keluguannya dalam proses pembelajaran merupakan seni dalam mengajar. Hal itu bukan hanya membuat saya terhibur, tapi juga membuat saya damai menikmati profesi ladang kebaikan ini.

Hingga saat salah satu dari banyaknya nikmat Allah itu tiba, alhamdulillahirobbil'alamin... syukur tak terhingga kupanjatkan padaMu Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, telah Engkau tanggalkan kebahagiaan menggantikan status guru ini dari HOROR menjadi LAYAK. Terima kasih Ya Allah, takdirMu begitu indah.

Teman-teman guru honorer di seluruh tanah air, khususnya di Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas... harus senantiasa semangat dan yakin bahwa Allah selalu memberikan limpahan kebaikan bagi hambaNya yang mau berbuat kebaikan. Aamiin. Yakinlah bahwa Takdir Allah itu Indah. Tanamkan pada diri ini bahwa menjadi guru adalah PASSION. Mudah-mudahan Allah senantiasa menuntun hati dan iman kita selalu menuju kebaikan. Aamiin.