Kok Nenek Tahu?

Sewaktu kecil aku pernah diasuh oleh nenek karena penyakit sesakku yang menyebabkan tidak bisa tinggal bersama kedua orang tuaku ketika ayah ditugaskan di desa terpencil didekat Kawah Ijen.Dan tidak bisa dipungkiri ikatan batinku lebih dekat dengan nenek daripada ibuku sendiri. Bahkan ketika beliau sudah meninggal sering hadir didalam mimpi, apalagi ketika aku sakit. Beliau hadir hanya mengucapkan,"Nis, loro ta?, ndang diombe obate". Tidak banyak kata yang beliau ucapkan.

Suatu saat ada hal yang tak ku percaya ketika beliau hadir dalam mimpi,"Nis, ibumu ngedol tanah yo". Aku pun menjawab," Io, Nyi". "Diregani piro karo budemu?", Nenek bertanya lagi. Dengan jujur aku menjawab," 4 juta Nyi". "Kebacut tenan Budemu", beliau menimpali.

Dalam hati ketika bangun kok nenek ngerti juga tanah warisan yang diberikan kepada ibuku sedang dijual. Dan kebetulan disiang hari ibu sempat bercerita jika tanah warisannya dijual dan diberi harga 4 juta. Jadi ketika dalam mimpi aku mempunyai bahan jawaban pertanyaan nenek. Ketika bercerita, aku sempat bertanya kepada ibu luas tanah warisan dari nenek. Ibu menjawab, jika untuk membangun 4 rumah besar masih cukup. Akupun memberi komentar kalau harga tersebut sangatlah murah. Ibu hanya berkata,” Semoga ada rizqi yang lain”. Percaya atau tidak orang yang sudah meninggal bisa berkomunikasi dan tentunya hal tersebut juga diluar nalar dunia kita.