Choirun Nisa'

Perintah iqro' merupakan kewajiban agar kita dapat mengetahui segala hal yang ada di muka bumi...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sang Pecandu Kini Menjadi Guru

Sang Pecandu Kini Menjadi Guru

Choirun Nisa

Mengajar disekolah mayoritas murid laki-laki adalah sebuah tantangan yang luar biasa dan penuh perjuangan dalam mengabdikan diri untuk mencerdaskan anak bangsa. Berbagai macam karakter seorang remaja yang usianya merupakan usia dalam pencarian jati diri adalah pekerjaan yang kadang membuat kepala pusing tuju keliling. Ditambah lagi latar belakang ekonomi keluarga menengah kebawah yang membuat mereka terkadang protes dengan keadaan. Mayoritas siswa dan siswi disekolah kami juga berasal dari keluarga broken home. Ayah ibu mereka bercerai sehingga menyebabkan mereka menjadi anak yang malas dan manja. Hal ini disebabkan setelah orang tua bercerai, mereka diasuh oleh kakek neneknya. Sehingga menyebakan pola asuh yang salah. Dalam hal ini bukan salah si anak namun karena orang tua juga yang menyebabkan ini terjadi walaupun perceraian adalah sebuah takdir yang harus mereka terima.

Menurut hasil survey, kota ini memang terkenal dengan tingginya angka perceraian. Mayoritas pemuda dan pemudi menikah diusia yang sangat muda dan bahkan ada yang sudah dijodohkan ketika masih dalam kandungan. Dan hal inilah yang menyebabkan pola pikir yang belum siap ketika mereka harus menghadapi segala permasalahan yang ada dalam keluarga. Ujung-ujungnya ketika permasalahan sudah dititik puncak dan tidak bisa diselesaikan akhirnya bercerai merupakan solusi terbaik dan anaklah yang menjadi korbannya.

Bukan hanya permasalahan perceraian yang menyebabkan anak broken home. Kurangnya perhatian dari orang tua ternyata juga menyebabkan salah satu siswa kami menjadi anak broken home. Cara berpenampilan sebenarnya biasa saja, hanya cara dia berbicara menunjukkan anak yang sangat berkecukupan. Sebut saja namanya Bayu.

Pada zamannya ia sudah membawa sebuah mobile phone yang tergolong mewah, sementara teman sekelasnya belum ada yang menggunakan mobile phone merk apapun. Maklum anak bos jadi semua fasilitas tersedia. Ayahnya menjabat sebagai Kepala Dinas di sebuah instansi pemerintahan sementara ibunya juga mempunyai jabatan yang sangat penting juga di instansi tempat ia bekerja.

Walaupun anak bos, dia tidak sombong dan tidak menunjukkan jati dirinya. Kecerdasan sosialnyapun juga sangat tinggi. Ia mudah bergaul dengan siapapun. Setiap hari ia suka mentraktir temannya meskipun hanya sebungkus nasi dan dimakan bersama-sama didalam kelas. Tidak hanya teman sekelasnya yang mengenalnya, tapi seluruh siswa dan siswi mengenalnya karena sifat kedermawanannya.

Suatu hari entah apa yang ada dalam fikirannya dia iseng untuk melakukan suatu perbuatan yang tidak sepantasnya kepada salah seorang guru ketika Proses Belajar Mengajar berlangsung. Kesalahan yang ia lakukan sebenarnya tidak menyangkut kriminal atau tindakan asusila yang lainnya. Namun kesalahan tersebut menyebabkan ia harus dikeluarkan dari sekolah.

Usut punya usut sebelum pindah kesekolah kami, ternyata dia adalah siswa pindahan dari sekolah lain dan juga dikeluarkan karena melanggar tata aturan sekolah. Orang tua memindahkan lagi kesekolah lain yang akhirnya bertemu lagi dengan kami. Waktu itu kami merangkap mengajar disekolah lain dengan jurusan yang berbeda.

Secara sekilas ia tidak nampak sebagai siswa yang tak punya masalah. Namun ternyata dia mempunyai masalah didalam keluarganya. Kedua orang tuanya sangat sibuk dengan karir masing-masing, sehingga waktu bersama keluarga nyaris tak tersentuh. Dan akhirnya menyebabkan si Bayu salah pergaulan. Dia salah dalam memilih teman. Ia tidak bisa menggunakan kecerdasan sosialnya dengan baik yang mengakibatkannya bergaul dengan pemuda yang sering nongkrong tanpa tujuan. Ujung-ujungnya mabok dan memakai obat-obatan adalah kegiatan yang mereka lakukan. Apalagi si Bayu sebagai bos, jadi teman-teman nongkrongnya merasa senang dan tidak khawatir dengan asupan dana yang selalu mengalir deras.

Di sekolah barunya iapun juga menunjukkan sifat kedermawanannya, namun sifatnya mulai banyak berubah. Ia cenderung sering marah, menggigil didalam kelas dan tugas sekolahpun sering ia abaikan. Pada jam-jam tertentu ia akan izin pulang entah mengambil obat atau menjemput adiknya pulang sekolah. Jika ia mengambil obat berarti ia sedang sakau dan lupa tidak membawa kesekolah. Dan ketika izin menjemput adiknya ia beralasan kasihan kepadanya karena seisi rumah tak akan ada yang mempedulikannya. Alhmadulillah ia masih punya rasa tanggung jawab yang besar untuk melindungi keluarganya meskipun ayah ibunya tidak mempedulikan mereka.

Sebenarnya semua guru sudah tidak tidak sanggup dengan masalah si Bayu, namun orang tua terutama sang ibu sangat mengharapkan bantuan sekolah untuk tidak mengeluarkan lagi dari sekolahnya. Karena tidak ada satupun sekolah yang menghendaki ketika ia harus drop out lagi. Sang ibu menginginkan supaya lulus dan cukup mendapatkan ijazah SMA saja. Ia sudah tidak sanggup lagi untuk mendidiknya dan beliau sangat percaya bahwa bapak ibu guru disekolah adalah orang yang hebat yang bisa merubah si Bayu untuk menjadi anak yang baik.

Setelah melalui berbagai pertimbangan dari pihak sekolah serta kebijakan Kepala Sekolah akhirnya si Bayu tetap menjadi siswa kami sampai kelas akhir. Qodarulloh diawal semester 2 ayahnya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Kejadian inilah yang membuat dia berada dititik puncak masalah dan merubah segala pola pikir serta segala kesalahan yang selama ini dia lakukan.

Allah telah memberikan hidayah kepadanya melalui peristiwa ini. Dia benar-benar taubat dan ingin merubah segala tindak tanduknya yang telah menyakiti banyak orang. Keinginan tersebut ia ungkapkan kepada wali kelasnya. Ia meminta bantuan kepada seluruh warga sekolah untuk memaafkan segala kesalahannya baik yang disengaja atau tidak selama ini. Ia juga memohon kepada bapak ibu guru untuk membimbingnya agar menjadi siswa yang baik. Sepeninggal ayahnya ia merasa punya kewajiban untuk bertanggung jawab untuk melindungi anggota keluarganya. Oleh karena itu, setelah lulus ia ingin melanjutkan kuliah dan langsung mendapatkan pekerjaan untuk membantu perekonomian keluarganya.

Sebagai seorang pendidik sekaligus orang tua kedua bagi semua peserta didik, kami berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan cita-citanya. Alhamdulillah, akhirnya ia bisa menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat akhir dan diterima di sebuah Perguruan Tinggi di kota tetangga.

Waktu berlalu, kami pun lupa dengan si Bayu. Suatu hari kami kedatangan seorang tamu dan kami semua terkejut. Karena ketika masuk ke ruang guru, ia langsung bersalaman sambil menitikkan air mata seraya meminta maaf dan berterimakasih kepada semua pihak sekolah, terutama kepada bapak ibu guru yang telah menjadikan ia berhasil saat ini.

Karena kami saling berbisik dan tidak mengetahui siapa si tamu tersebut, salah satu teman kami bertanya kepadanya. “Maaf, Mas. Siapakah Mas ini sebenarnya?”.

“Mas sangat familiar dengan kami dan lingkungan sekolah ini. Apakah kami mengenal anda, Mas?”. Teman kami melanjutkan pertanyaannya.

“Bapak ibu guru, saya adalah murid yang paling viral pada zamannya. Saya adalah siswa yang suka izin keluar pulang untuk mengambil obat ketika sakau, namun bapak dan ibu guru sangat sabar menghadapi dan membimbing saya kala itu”, ia menjelaskan dengan detail.

“Si Bayu, ya”, celetuk teman kami. Kebetulan dia adalah wali kelas Bayu waktu itu dan agak sedikit mengingatnya dari ciri mata sipit yang ia miliki.

“Betul, Bu. Saya, Bayu”, ia menjawab pernyataan teman kami.

“Alhamdulillah, berkat bimbingan dan kesabaran yang bapak dan ibu guru berikan, saya bisa mengikuti jejak langkah dalam mengabdikan diri untuk mencerdaskan anak bangsa. Tugas seorang guru sangatlah berat. Dan saat ini saya sangat merasakan bagaimana menjadi seorang guru”. Bayu menjelaskan dengan panjang lebar dan kulihat dia sering mengusap air mata yang menetes dari kedua matanya.

Bayu yang kulihat saat ini sangat berwibawa dan rendah hati. Tidak nampak sekali bahwa dia adalah mantan pecandu yang ulung. Ia tanggalkan semua fasilitas mewahnya serta kebiasaan buruk yang pernah ia lakukan. Ia telah benar-benar insyaf dan taubat. Sekarang ia menjadi seorang guru yang hebat di desa terpencil meskipun dengan gaji yang sangat kecil. Ia sangat menikmati pekerjaannya untuk mengikuti jejak langkah sang guru. Karena keikhlasan dalam membimbingnya, ia menjadi insan yang bermanfaat dan Allah telah memberikan hidayah kepadanya. Dia juga berharap selalu istiqomah dalam pekerjaannya dan meneruskan cita-cita para guru yang belum terselesaikan. Aamiin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya tinggal dikota tape. Bondowoso

26 Mar
Balas

Subhanallah, luar biasa semangat Bunda.Maaf bunda tinggal di daerah mana?Terima kasih sudah menginspirasi kami.

26 Mar
Balas



search

New Post