Choliza Nasution

Menulis adalah salah satu bukti sejarah bahwa kita pernah ada ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam ekosistem kelas melakukan aktivitas mendidik dan mengajar murid-muridnya sesuai dengan tujuan pendidikan filosofi Ki Hajar Dewantara, yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada murid-murid agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Guru sebagai elemen komunitas sekolah dituntut untuk dapat menerapkan budaya positif di sekolah dan juga mendukung terwujudnya visi sekolah. Pada modul 1.3 terdahulu dijelaskan bahwa guru melakukan pendekatan inkuiri apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan dengan langkah BAGJA. Untuk itulah, guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya di dalam kelas, ketika akan melakukan prakarsa perubahan harus mengetahui, mengidentifikasi, memetakan dan memanfaatkan apa saja potensi/aset/sumber daya yang dimiliki kelas yang di pimpinnya untuk menyelesaikan tantangan yang ditemui atau melakukan prakarsa perubahan. Hal kecil yang mungkin kita hadapi misalnya, kursi yang patah tidak lantas menyebabkan murid tidak bisa duduk atau tidak bisa langsung diganti karena beberapa prosedur penggantian membutuhkan birokrasi dan waktu yang lama. Guru bersama murid bisa berdiskusi dan memanfaatkan potensi/aset/sumber daya yang ada untuk dimanfaatkan sementara waktu.

Sekolah sebagai sebagai ekosistem dengan faktor-faktor biotik dan abiotik di dalamnya memiliki hubungan yang kuat dalam interaksi pendidikan sehingga mampu menciptakan budaya positif yang selaras dan harmonis. Jhon Mcknight dan Jody kretzmann mengembangkan Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya disebut dengan Pengembangan Komunikata Berbasis Aset yang menekankan pada kemandirian dari satu komunitas dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan memanfaatkan potensi, aset/sumber daya yang dimiliki. Karakteristik komunitas yang sehat dan resilien:

1. Mempraktikkan dialog berkelanjutan dan partisipasi anggota masyarakat

2. Menumbuhkan komitmen terhadap tempat

3. Membangun koneksi dan kolaborasi

4. Mengenal dirinya sendiri dan membangun aset yang ada

5. Membentuk masa depannya

6. Bertindak dengan obsesi, ide dan peluang

7. Merangkul perubahan

8. Menghasilkan kepemimpinan

Sebuah komunitas sekolah maupun kelas seyogianya dapat mengetahui dan mengidentifikasi aset/sumber daya yang dimiliki agar dapat memetakan dan memanfaatkan aset/sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kualitas pendidikan.

Ada 7 aset utama dalam sebuah komunitas, meliputi:

Modal manusia

Modal sosial

Modal politik

Modal agama dan budaya

Modal fisik

Modal lingkungan alam

Modal finansial

Dalam pemanfaatannya ketujuh aset ini dapat saling beririsan satu sama lainnya. Dengan menemukenali aset/sumber daya yang dimiliki mempermudah dalam pemanfaatan dan pengelolaannya. Keseluruhan aset yang dimanfaatkan dalam program pengembangan kurikulum maupun pengembangan sekolah yang dilakukan secara optimal mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang berdampak pada kesejahteraan murid dalam proses belajar.

Pada materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini keterkaitannya sangat kuat dengan modul-modul sebelumnya. Pada modul 1.3 seperti uraian di atas memaparkan bahwa dalam manajemen perubahan dengan menggunakan tahapan BAGJA untuk mengidentifikasi potensi, aset/sumber daya sekolah untuk dipetakan dan dimanfaatkan. Hal ini berdasarkan pada hal positif di sekolah untuk menyelaraskan kekuatan tersebut. Sedangkan pada modul 3.2 ini merupakan lanjutan modul 1.3 dan menekankan identifikasi aset/sumber daya serta memetakan dan memanfaatkannya untuk manajemen perubahan pengembangan kurikulum maupun pengembangan program sekolah. Semua aktivitas modul yang telah dipelajari bermuara pada modul 1.1 yaitu menuntun murid mencapai kodrat yang setinggi-tingginya dengan menerapkan pembelajaran berpihak pada murid.

Sebelum memasuki modul ini, saya banyak menemukan hal-hal baru maupun penguatan terhadap apa yang telah saya lakukan sebelumnya sebagai pemilik pembelajaran. Paradigma saya berubah bahwa guru tidak hanya mengajar maupun mendidik tetapi lebih pada hirarki menuntun murid dan mampu bergerak ke segala arah dalam pencapaiannya. Ada begitu banyak materi yang secara runut dengan langkah-langkah rinci yang membuat saya yakin mampu menerapkan dan mengimbaskannya kepada warga sekolah sehingga percepatan perubahan pendidikan Indonesia yang lebih baik dapat tercapai secara optimal.l.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post