Choliza Nasution

Menulis adalah salah satu bukti sejarah bahwa kita pernah ada ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Penulis Versus Writer's Block

Hai ... Gurusiana lovers

Bertemu lagi dengan saya, seorang emak sok sibuk yang baru saja berkutat dengan pekerjaan domestik dan otewe melaksanakan tugas negara.

Baiklah, kali ini tulisan saya nggak akan menyajikan sesuatu yang serius karena saya yakin beberapa dari kita pasti sedang tidak menginginkan keseriusan di bulan yang teramat tua ini.

Well, pernahkah kalian mengalami macet (baca dalam bahasa Batak: Stuck) ketika sedang menulis atau baru akan menulis? Kalau saya sering sekali, apalagi saya termasuk pengabdi deadline. Ide baru akan muncul ketika beberapa saat menjelang deadline. Plis, jangan tiru saya.

Nah, kemacetan dalam mengeluarkan ide ini disebut Writer's Block. Para penulis pasti pernah atau kerap mengalami penyakit akut yang hanya diidap oleh penulis.

Apakah Writer's Block itu? Ya, webe---demikian sebutan anak zaman now yang hobi menyingkat apa saja--- adalah suatu kondisi dimana seorang penulis tidak dapat menuangkan idenya, seperti ada sesuatu yang menyebabkan terhalangnya gagasan untuk keluar. Pada kondisi ini, biasanya kita akan sulit sekali membuat satu kalimat pun. Percayalah, ini bukan penyakit kutukan, ini hal biasa yang di alami penulis.

Dari pengalaman saya, gejala webe adalah merasa buntu, nggak mood, jenuh, malas dan bahkan tidak ingin melihat apapun​ yang berhubungan dengan alat menulis; laptop, ponsel, pulpen, kertas dan lainnya.

Baiklah, saya tidak akan semakin menjerumuskan kalian dengan ketakutan terhadap webe. Semua ada solusinya. Ini sudah saya terapkan dan berhasil. Semoga beberapa bisa manjur mengobati anda yang kebetulan terkena webe.

1. Buatlah outline tulisan

Membuat outline, blurb, kerangka, biasanya sangat membantu menghindari dari serangan webe. Ini disebut juga persiapan menulis yang efektif agar tidak terjadi plot hole dalam tulisan. Ketika tulisan sudah memiliki kerangka kalian hanya tinggal mengembangkan saja dan ide akan mengalir sampai jauh#bukan Bengawan Solo

2. Perbanyak membaca tulisan orang lain

Yeah, ini adalah salah satu cara paling oke. Bisa jadi ketika kita terkena webe, kita kehabisan ide. Diharapkan dengan membaca tulisan orang lain kita menemukan inspirasi untuk tulisan kita.

3. Cari referensi yang berhubungan dengan tulisan

Ini harusnya menjadi hal wajib bagi penulis sebagai modal menjadikan tulisan kita berkualitas. Jangan malas mencari tahu tentang apapun, serching di Google apapun referensi untuk bahan tulisan kita. Jika kerangka tulisan sudah tersistematis, ide sudah dimiliki dan semua referensi komplit, dijamin... webe nggak akan mampir saat kita menulis.

4. Refreshing

Adakalanya webe muncul bukan karena outline, inspirasi menulis ataupun referensi. Terkadang webe bisa muncul kalau kita sedang nggak mood (biasanya ini menyangkut psikologis penulis). Bisa saja kita terlalu lelah, nggak mood, bosan, ketakutan dikejar deadline hingga merasa cemas, sedang berantem dengan pasangan#uhukkk....

Hum, untuk kasus ini sebaiknya kita berhenti dulu menulis sebentar (jangan kelamaan). Hirup napas dalam-dalam dan jangan lupa untuk bahagia. Lakukan hal yang menyenangkan, pandanglah sesuatu yang indah (jangan memandang tetangga sebelah), rekreasi, shopping atau sekadar jalan-jalan menikmati indahnya senja. Jika sanubari telah merasakan kenyamanan, kembalilah menulis.

5. Ciptakan waktu dan tempat senyaman mungkin

Kepada emak-emak sejagat raya ini sangat dianjurkan karena waktu yang dimiliki biasanya tidak fleksibel. Pintar-pintarlah memilih dan memanfaatkan waktu, misalnya saat semua urusan domestik sudah selesai, saat nggak ada orang di rumah, saat di kantor nggak ada kerjaan atau saat anak dan suami sudah terlelap. Biasanya ketenangan akan menghasilkan tulisan yang lebih lancar. Begitu pun dengan tempat, semua orang punya tempat favorit untuk melepaskan isi kepalanya menjadi sebuah tulisan. Andai ada yang bisa menulis di mana saja, anda mungkin orang yang hebat. Saya hanya bisa menulis di kesunyian tanpa ada suara sedikit pun. Rumit, ya?

6. Diskusi

Berdiskusi dengan teman sesama penulis juga disinyalir sangat efektif mencairkan webe. Selain bisa mengupgrade semangat, kita juga jadi memiliki solusi ketika sedang Stuck.

Fix... Itulah tadi sekelumit curhatan emak-emak sok sibuk. Ingat! Webe bisa dihindari dan dilenyapkan asal kita tau dimana letak masalahnya. Tulisan ini boleh dishare apabila dianggap bermanfaat. Salam literasi. Fight Writer's Block!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bah. Terbantu awak dari pencerahan ini. Thanks ya bu.

29 Jan
Balas

Sama-sama, Pak. Semoga ketika mengalami webe, salah satu solusinya bisa membantu.

29 Jan

Writer blok,.mantap

29 Jan
Balas

Hehehe... Terima kasih, Pak Warnoto. Salam santun dari Medan

29 Jan



search

New Post