Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Matematika
Christina Wardani
Email : [email protected]
Abstrak : Penelitian bertujuan untuk mengetahui penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung pada pokok bahasan Turunan Fungsi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) BATU. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Subyek penelitian yang digunakan adalah kelas XI IPA 2. Data berupa berupa LKS dan dokumen Pengumpulan data dilakukan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan LKS yang memiliki komponen lengkap serta bahasa yang mudah dipahami oleh siswa membuat pembelajaran matematika menjadi aktif, siswa juga mudah memahami konsep Turunan Fungsi dibantu lagi dengan diskusi dengan berkelompok menjadikan siswa dapat bertukar pikiran satu dengan yang lain
Kata kunci : LKS, pembelajaran, matematika
Pendahuluan
Guru mempunyai peran sentral dan merupakan salah satu bagian penting yang menghantarkan keberhasilan dalam pendidikan (Mulyasa, 2006). Untuk melaksanakan peran tersebut, guru harus mampu memberikan keteladanan, membangun kemauan, mengembangkan potensi, dan kreativitas siswa. Kemampuan membangun dan mengembangkan potensi siswa dapat dilakukan dengan memfasilitasi dan memberikan arahan kepada siswa.
Proses pembelajaran di sekolah selain guru yang memegang peranan penting, keberadaan bahan ajar juga sangat menunjang proses pembelajaran agar terlaksana dengan baik (Prastowo, 2012). LKS merupakan salah satu bahan ajar. Dalam Depdiknas (2008: 12) “Lembar Kegiatan Siswa (student worksheet) adalah lembaran lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas”. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa LKS tidak hanya berisikan soal soal yang menuntut siswa untuk menjawabnya tetapi juga berisi konsep-konsep. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari LKS, diperlukan persiapan yang matang dalam perencanaan materi (isi) dan tampilan (desain). Materi LKS harus diturunkan dari tujuan instruksional. Sedangkan desain dikembangkan untuk memudahkan siswa berinteraksi dengan materi yang diberikan.
Penerapan LKS dapat digunakan sebagai media untuk belajar aktif menurut Nerita (2012) bahwa belajar aktif sebagai suatu strategi dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif sehingga tercipta belajar mandiri. Dalam belajar aktif, siswa dan guru bersama-sama menciptakan suatu pengalaman belajar yang bermakna sehingga siswa dapat beraktivitas selama proses pembelajaran berlangsung dan melakukan sesuatu dengan aktif baik secara fisik maupun mental. Belajar aktif menuntut siswa untuk bersemangat, menyenangkan dan penuh gairah sehingga siswa merasa leluasa dalam berfikir dan beraktivitas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di MAN BATU bahwa siswa disana tergolong siswa yang berkemampuan rata-rata, hanya saja siswa mempunyai keinginan yang kuat sehingga mereka berusaha untuk bersemangat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Karena itulah guru menggunakan LKS yang telah dibuat sendiri. Sebenarnya ada LKS terbitan dari orang lain yang harganya sangat terjangkau, tetapi LKS ini kadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan guru dan bahasa yang digunakan susah dimengerti oleh siswa, sehingga guru masih mengajarkan materi pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Matematika merupakan pelajaran yang salah satu karakteristiknya adalah objek kajian yang bersifat abstrak (Soedjadi, 2007). Sehingga membutuhkan banyak referensi atau sumber belajar yang mendukung dalam memahami konsep pembelajaran matematika yang bersifat abstrak (Yuliani, 2015). Tujuan pembelajaran matematika adalah membekali siswa untuk mampu memahami konsep metematika, menggunakan penalaran yang baik, mampu mengkomunikasikan gagasan dengan simbol matematika, mampu memecahkan masalah matematika serta mempunyai sikap menghargai kegunaan matematika (Permendiknas No 22, 2006). Selanjutnya siswa dikatakan mahir matematika jika siswa mampu untuk mencapai kelima tujuan pembelajaran matematika tersebut (Wardhani, 2010). Sehingga LKS diharapkan dapat memenuhi tujuan tersebut.
Hasil penelitian Saltifa, et. al (2012) pada pembelajaran yang menggunakan lembar kegiatan siswa (LKS), siswa dituntut untuk menemukan atau menyelidiki sendiri konsep dari materi pengajaran, sehingga konsep yang siswa temukan atau selediki tersebut dapat dipahami oleh siswa dengan baik, serta penggunaan lembar kegiatan siswa (LKS) ini menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator siswa karena pembelajaran menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki dengan sendirinya, hal ini berarti siswalah yang menjadi subjek belajar.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Astuti & Setiawan (2013) bahwa lembar kegiatan siswa hasil pengembangan dari guru memberikan alternatif strategi pembelajaran yang inovatif, konstruktif, dan berpusat pada siswa, dengan memfokuskan pada tercapainya kompetensi yang diharapkan. Komponen-komponen dalam LKS diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti melakukan penelitian dengan menganalisis penggunaan LKS yang dibuat oleh guru sendiri di MAN BATU pada pokok bahasan Turunan Fungsi kelas XI IPA semester genap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan LKS pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian dilaksanakan di MAN BATU dengan subyek penelitian guru dan siswa kelas XI IPA 2 yang terdiri dari 31 siswa. Data penelitian berupa LKS dan dokumen. Metode pengumpulan data meliputi wawancara dan dokumentasi. Penarikan kesimpulan dari data yang diperoleh diperlukan pengolahan data dengan langkah-langkah yang meliputi : 1) mengumpulkan data melalui dokumen dan wawancara 2) memeriksa data yang sudah terkumpul, 3) menganalisis data yang sudah diperoleh, 4) menyimpulkan
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya keaktifan dari siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Dibuktikan dengan antusiasme siswa pada saat pembelajaran yang dampaknya memaksimalkan hasil belajar siswa. Guru hanya menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran dan pembelajaran bersifat learning bukan teaching. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika mengatakan bahwa :
“LKS yang dibuat sendiri lebih cocok untuk siswa dari pada membeli LKS dari terbitan orang lain hal ini berdasarkan dari tanggapan siswa yang senang dengan LKS yang saya buat karena menarik, full colour, dan menurut mereka bahasa dan isi materi mudah dipahami dan langkah – langkah dalam mengerjakan soal lengkap”.
Pernyataan guru tersebut mengisyaratkan bahwa LKS haruslah dibuat semenarik mungkin. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Andarwati & Hernawati (2013), bahwa LKS yang didesain dengan semenarik mungkin dapat membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran matematika serta keaktifan siswa dalam belajar matematika.
Materi dalam LKS tersebut dapat menuntun siswa memahami dan menemukan konsep sendiri. Karena langkah-langkah dalam mengerjakan soal sudah diatur secara rapi oleh guru sehingga meminimkan siswa untuk bertanya. Menurut siswa penjelasan yang terdapat dalam LKS yang dibuat oleh guru tersebut lebih mudah dipahami dari pada buku referensi yang lain.
Komponen yang terdapat dalam LKS selain materi, juga terdapat identitas LKS yang berisi nama sekolah, mata pelajaran, kompetensi dasar, pokok bahasan, tujuan pembelajaran serta petunjuk cara mengerjakan. Di LKS ini juga dilengkapi identitas siswa yang terdiri dari nama kelompok, hari dan tanggal proses pembelajaran serta alokasi waktu. Hal ini bersesuaian dengan apa yang dikatakan oleh Prastowo (2012) mengenai komponen-komponen dalam LKS. Tugas di LKS diberi kolom sendiri setelah soal yang diberikan. Kolom itu dapat digunakan siswa untuk mengerjakan, sehingga mereka tidak perlu lagi mengerjakan dibuku.
Penggunaan LKS ini disampaikan guru melalui media sosial edmodo lalu kemudian diunggah oleh siswa. Jadi sebelum pembelajaran guru telah mengunggahnya kedalam edmodo dan siswa dapat mempelajarinya dirumah terlebih dahulu. Siswa dapat menggunggahnya melalui internet yang ada disekolah atau ditempat lain menggunakan HP atau laptop. Disini guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk mencetak materi tersebut atau cukup disimpan di HP atau laptop lalu bisa mengerjakan dibuku masing-masing.
Proses pembelajaran sangatlah aktif. Siswa telah menyiapkan LKS nya masing-masing dan bekerja secara kelompok. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan diskusi kelompok dengan menggunakan LKS yang sesuai dengan pembelajaran yang akan diajar menjadikan siswa lebih semangat dan antusias dalam pembelajaran. Hal ini memunculkan minat yang besar dalam siswa untuk belajar dan memahami apa yang diajarkan serta membuat pembelajaran semakin bermakna. Hasil diskusi kelompok mereka diskusikan lagi dengan kelompok lain sehingga mereka saling berdiskusi satu sama lain. Hal ini membuat kelas dan proses pembelajaran menjadi lebih hidup. Bersesuaian dengan pendapat Vygotsky bahwa proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana dan lingkungan yang mendukung, dalam bimbingan seseorang yang lebih mampu, guru atau orang dewasa (Ormrod, 2009 ; Surna & Pandeoirot, 2004 ; Sukmadinata, 2005). Disini guru sebagai fasilitator untuk siswa.
Akhir pembelajaran guru memberikan penguatan dan menyimpulkan bersama-sama hasil pembelajaran tersebut kemudian diadakan posttest untuk mengukur kemampuan siswa sejauh mana memahami materi yang telah dipelajari hari itu. Hasilnya pun memuaskan, sehingga LKS ini dapat menjadi salah satu bahan ajar yang dapat memaksimalkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS yang dibuat oleh guru yang memiliki komponen lengkap serta bahasa yang mudah dipahami oleh siswa membuat pembelajaran menjadi aktif terbukti dari kelas yang menjadi hidup serta minat dan antusias untuk belajar matematika sangatlah besar. Siswa juga mudah memahami konsep Turunan Fungsi dengan bantuan LKS tersebut. Terbukti dari hasil posttes yang memuaskan serta dari kreatifitas siswa dalam mengkonstruk pemikirannya dalam pembuktian Turunan Fungsi yang beraneka cara tetapi hasinya benar.
Pembelajaran dengan lembar kegiatan siswa (LKS) ini dapat memperpanjang proses ingatan siswa, karena pengetahuan yang diperoleh dari hasil penemuan atau penyelidikan sendiri akan lebih mudah diingat. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Trianto (2010), melibatkan siswa secara langsung dalam pemahaman konsep, dapat membuat proses berpikirnya komprehensif secara utuh dan konsep yang baru tersebut akan melekat lebih lama pada ingatan siswa.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS yang memiliki komponen lengkap serta bahasa yang mudah dipahami oleh siswa membuat pembelajaran matematika menjadi aktif, siswa juga mudah memahami konsep Turunan Fungsi dibantu lagi dengan diskusi dengan berkelompok menjadikan siswa dapat bertukar pikiran satu dengan yang lain.
Rujukan
Andarwati & Henawati (2013). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Penemuan Terbimbing Berbantuan Geogebra untuk Membelajarkan Topik Trigonometri Pada Siswa Kelas X SMA. Makalah Diseminarkan dalam “Penguatan Peran Matematika dan Pendidian Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik” oleh Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 9 November 2013.
Astuti & Setiawan (2013) Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Kalor, Jurnal pendidikan IPA Indonesia. Vol. 2 No 1.
Depdiknas (2006).Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Departemen
Depdiknas (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.
Mulyasa (2006). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nerita, Siska (2012). Penerapan Strategi Sepak Bola Verbal Disertai LKS Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIII MTsN Padang Sibusuk Kabupaten Sijunjung. E-jurnal Pelangi SRKIP PGRI Sumbar. Vol 4. No.2.
Ormrod, J. E (2008). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta : Erlangga.
Pendidikan Nasional.
Prastowo, Andi (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Saltifa, et. al (2012). Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Dalam Memahami Konsep Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 1 No. 1.
Soedjadi (2007). Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika Sekolah. Depdiknas : UNESA
Sukmadinata, N.S (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Surna & Pandeoirot (2014). Pskologi Pendidikan. Jakarta : Erlangga
Trianto (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Wardhani, Sri (2010). Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika di SMP/MTs.Yogyakarta : P4tk Matematika.
Yuliani, Aska Muta (2015). Analisis Pemanfaatan Lembar Kegiatan Siswa Sebagai Sumber Belajar Matematika di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lambitu. Prosiding Semnas Pendidikan Matematika UMM 2015. ISBN.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar