Oleh: Chusniyah Noor

Riuhnya datang secara bergerombol. Bahkan obrolan yang tadinya asyik menjadi sunyi, mending diam, segala curhatan kalah oleh suara hujan yang menderas. Masih sekira 25 menit menuju waktu pulang. Meski belum semua tugas hari ini diselesaikan sesuai target, lambaian panggilan pulang lebih menarik hati untuk dipeluk erat.

Keroncongan perut makin mengeroyak. Namun kepulangan meski ditahan kuat. Deras hujan makin menggebu. Tak kuasa mata nantinya menyibak rapatnya mereka menyerbu bumi.

Maka diri ini harus banyak bersabar menunggu reda. Klak klik suara tuts keyboard tak sadar terdengar, itu tandanya suara pesaing sudah bisa dikalahkan. Benar saja hujan mulai sedikit mereda. Bergegas merapikan semua peralatan. Target menulis tantangan bisa dilanjut malam nanti. Dan ini sedang kukerjakan sebagai sambungan tulisan siang tadi.

Perjalanan pulang harus dijauhkan jaraknya. Mengingat jadwal membeli makanan juragan. Tiga para penenteram hati dan penguat kekompakan kami menunggu jatah makan sorenya. Ling ling, Louis, dan Funny. Tak disangka hujan kembali menderas kala fino kesayangan baru melaju sekira dua kilometer. Jaket anti air sudah melekat di badan. Cukup melindungi. Semoga tetap bisa menahan deburan curahan hujan sampai di rumah nanti.

Rupanya perjalanan harus makin panjang, petshop yang dituju ternyata tutup. Fino kulajukan lagi menuju tempat yang lain. Alhamdulillah buka dan ternyata pilihan jenis makanannya lebih beragam. Dengan cepat kupilih beberapa varian makanan. Kebutuhan beragam gizi bagi ketiga juragan mesti terpenuhi. Kasir menghitung jumlah uang yang harus dibayarkan. Semoga terhitung sedekah kepada sesama mahluk ciptaan Allah, aamiin.

Ruang satgas, 21 Maret 2022