Oleh : Chusniyah Noor

Sudah jarang sekali, Bu Rt sore-sore ada di halaman depan rumah. Sejak darurat Covid, tengah bulan Maret lalu, setiap pulang kerja, langsung masuk rumah tak keluar-keluar kecuali untuk kepentingan yang sangat penting, eh. Sampai pagi lagi. Pergi kerja lagi, pulang sore, masuk rumah lagi. Begitu seterusnya.

Namun sore tadi beda. Bu Rt ada di halaman depan rumah. Kasur busa yang dijemur pagi tadi terpuruk tak berdaya. Menunduk hampir separo bagian badannya. Tersandar di tembok sudut halaman rumah kosong depan rumah. Saat siang hari, rumah yang sebagian bangunannya sudah dirobohkan itu menjadi tempat yang lapang bagi para ibu untuk menjemur semua hal yang butuh dijemur. Dan hari ini Bu Rt memanfaatkannya untuk menjemur kasur.

Susah payah Bu Rt berusaha menegakkannya kembali. Masih ada sedikit terik mentari. Sayang kalau tidak dimanfaatkan, pikirnya. Berhasil tegak lagi si kasur busa. Bergegas Bu Rt masuk rumah demi patuh pada tagar dirumah saja. Tak dinyana mendadak tumpah air dari langit. Sontak terkejutlah Bu Rt. Kasur tegak kembali terpuruk. O tidak, dia bahkan terkapar. Seperti memasrahkan diri diguyur air dari langit. Bu Rt memandang geli. Alhamdulillah, akhirnya kasur itu tercuci juga.

Bu Rt sedang belajar selalu bersyukur pada setiap keadaan...

Kowangan, 6 Shafar 1442 H