*RUMAH POJOK TIKUNGAN MESRA*

# Cicilia S.

Entah sudah berapa kali aku lewati tikungan ini. Dan entah berapa kali pula detak jantungku bertalu kencang saat menapaki jalannya. Yang pasti, hanya beberapa kali saja asaku bertemu dengannya mewujud. Seperti pagi ini.

Kembali jantungku berdetak kencang ketika samar-samar kulihat dari kejauhan dia duduk di bawah pohon jambu air di pojok rumahnya. Rumah di pojok tikungan mesra kata teman-temanku. Seperti biasanya, wajah tanpa polesan make up dengan rambut tergerai menutup punggungnya, dan sebuah buku berada di telapak tangannya. "Ehmm...sangat kusuka," batinku berkata. Senyumku pun merekah bahagia.

Jantungku makin berdegup kencang ketika beberapa detik lagi mobilku akan sampai di rumahnya. Masih hangat dalam ingatanku ketika dia tetiba memeluk dan menciumku penuh kerinduan kala itu. Namun aku sangat kaget dan kakiku menginjak pedal gas. Semua terjadi begitu mendadak. Yang bisa aku ingat, tubuhku terjepit di belakang kemudi. Mukaku hancur penuh darah. Semua orang kulihat berduka mengantarku ke makam. Dan sejak itu aku tak pernah lagi bisa jalan bersamanya.

Kalileler, 16052021

Pentigraf_ciels.