Kecantikan dan perempuan, perempuan dan kecantikan keduanya seperti busur dan mata panah, yang tak bisa dipisahkan satu sama lain. Kecantikan bagi perempuan menempati posisi tersendiri dalam hidupnya. Karena tidak lengkap rasanya apabila kecantikan tidak dimiliki oleh perempuan. Dalam Islam perempuan dituntut untuk tampil cantik di depan suaminya. Dan jangan sampai memberikan penampilan yang membuat suami menjadi bertambah letih selepas pulang bekerja. Begitupun sebagai ibu guru, tentunya tampil segar dan cantik di depan siswa akan membuat nilai lebih bagi kita, karena akan membuat siswa tertular energi positif kita ketika belajar. Namun tentunya penampilan yang tidak menor dan masih dalam tahap kewajaran pastinya. Nah, benang merahnya adalah tampil cantik adalah keharusan bagi perempuan. Karena Allah itu indah dan menyukai keindahan kan pembaca.

Berbicara tentang kecantikan, sebenarnya saya tidak terlalu mahir dalam hal ini. Karena saya tidak suka ribet dalam berias, riasan minimalis saya lakukan karena memang itulah saja yang memakan waktu singkat untuk dilakukan. Berbeda dengan riasan yang ribet, terasa makan waktu lama karena harus dilakukan setahap demi setahap. Satu-satunya perlengkapan rias yang tak bisa saya tinggalkan adalah lipstik. Setiap hari dan apapun momentnya saya tak bisa terlepas dari benda satu ini. Hampir tak ada moment terlupa untuk memakainya. Apalagi kalau di rumah, tentu ini menjadi sebuah kemestian bagi saya. Terasa pucat saja bibir ini tanpa memakainya. Biarlah tak pakai bedak daripada tak pakai lipstik. Seperti itulah semboyan diri saya. Hehe..

Namun berbeda dalam situasi pandemi ini, benda favorit ini seolah jarang terjamah lagi. Karena kewajiban memakai masker ketika keluar rumah membuat memakai lipstik ataupun tidak menjadi tiada bedanya karena mulut selalu tertutup masker. Walhasil uang untuk membeli lipstik yang rutin saya keluarkan setiap bulan menjadi tersimpan sehingga bisa dialihkan untuk pengeluaran sembako. Uangnya lumayan pula untuk digunakan pada yang lain.

Tentunya akan selalu ada hikmah dari setiap peristiwa yang ditakdirkan Allah, karena pastinya tidak akan ada yang sia-sia apabila kita mau merenungkan artinya. Cerita ini hanya salah satu saja hikmah yang saya rasakan pada diri pribadi saya. Tentu banyak cerita positif yang bisa kita bagikan daripada cerita yang menambah kecemasan kan. Untung-untung bisa dijadikan tulisan di blog gurusiana dalam setiap hikmah yang berbeda-beda ini. Lumayan kan untuk mengasah kemampuan menulis kita ya pembaca..hehe..